Larangan Menggelar Acara dan Atraksi Bagi Destinasi Wisata di Magelang
Destinasi wisata di Kabupaten Magelang dilarang menggelar acara atau atraksi apa pun yang memancing keramaian di musim libur Natal dan Tahun Baru. Pemerintah setempat juga bakal menggelar tes antigen acak bagi pelancong.
Oleh
Regina Rukmorini
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Destinasi wisata di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, dilarang menggelar atraksi selama pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat level 3, mulai 24 Desember 2021 hingga 2 Januari 2022. Pasalnya, di tengah ketatnya upaya pembatasan, tambahan atraksi berpotensi memicu pelanggaran protokol kesehatan akibat kerumunan pengunjung.
”Tidak diperbolahkan menggelar acara atau atraksi yang memancing keramaian. Selama PPKM (pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat) level 3 pada masa libur Natal dan Tahun Baru, destinasi wisata hanya boleh menerima kunjungan wisatawan seperti hari biasa,” ujar Kepala Dinas Pariwisata, Kepemudaan, dan Olahraga Kabupaten Magelang Slamet Achmad Husein, Minggu (5/12/2021).
Aturan ini, menurut Slamet, wajib dipatuhi pengelola destinasi wisata yang beroperasi pada musim libur Natal dan Tahun Baru, 24 Desember 2021 hingga 2 Januari 2022. Adapun di Kabupaten Magelang terdapat 10 destinasi wisata yang boleh menerima kunjungan wisatawan karena sudah mengantongi sertifikat Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment Sustainability (Kelestarian Lingkungan) atau CHSE.
Di luar itu, destinasi wisata juga wajib mengikuti aturan lain, seperti tidak lagi menerima kunjungan anak-anak dan terus melengkapi fasilitas destinasi dengan sarana dan prasarana pendukung protokol kesehatan. Fasilitas dimaksud, antara lain, adalah tempat cuci tangan, termometer, serta stok cadangan masker.
Kesiapan pelaksanaan aturan PPKM level 3, menurut Husein, akan terus dipantau oleh Pemerintah Kabupaten Magelang. ”Seminggu sebelum libur Natal dan Tahun Baru, kami akan menerjunkan tim pengawas untuk mengecek dan memastikan kesiapan destinasi-destinasi wisata untuk mematuhi aturan PPKM level 3,” ujarnya.
Sementara itu, dengan kesadaran untuk mengantisipasi kerumunan, sejumlah pengelola destinasi wisata di Kabupaten Magelang sudah memastikan tidak akan menggelar acara apa pun pada masa liburan Natal dan Tahun Baru.
General Manager Taman Wisata Candi Borobudur Aryono Hendro Malyanto mengatakan, di tengah kondisi pandemi Covid-19, pihaknya memang tidak lagi berkeinginan menggelar acara-acara tertentu yang menarik minat kunjungan turis dan tak menetapkan target jumlah wisatawan.
”Bagi kami, hal terpenting yang menjadi fokus perhatian saat ini adalah bagaimana tetap menjaga lingkungan candi agar tetap aman dikunjungi, aman dari segala risiko penyebaran virus,” ujarnya.
Dengan ketatnya aturan saat penerapan PPKM level 3, Aryono mengatakan, pihaknya siap menerima risiko penurunan pengunjung. Saat ini, setelah Kabupaten Magelang berstatus level 2 PPKM, rata-rata jumlah pengunjung Taman Wisata Candi Borobudur pada hari biasa, yang sebelumnya berkisar 500-700 orang per hari, sudah meningkat menjadi 1.000-1.300 orang per hari. Adapun pada akhir pekan, jumlah pengunjung yang sebelumnya berkisar 1.000-2.000 orang per hari meningkat menjadi 1.500-3.000 orang per hari.
Direktur Destinasi Wisata Ketep Pass Mul Budi Santoso mengatakan, saat ini Ketep Pass masih intensif menggelar pentas kesenian tradisional untuk menghibur wisatawan pada akhir pekan. Namun, ketika nanti sudah dimulai penerapan PPKM level 3, acara itu akan secara otomatis dihentikan.
”Kami tidak akan menggelar pentas kesenian atau acara apa pun pada masa libur Natal dan Tahun Baru,” ujarnya.
Sementara itu, demi mengantisipasi peningkatan kembali kasus Covid-19, Kabupaten Magelang berencana melakukan tes acak antigen kepada wisatawan. ”Sasaran tes acak adalah wisatawan di destinasi utama Kabupaten Magelang, yaitu di sekitar Candi Borobudur,” ujar juru bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Magelang, Nanda Cahyadi Pribadi.
Tes acak antigen sebelumnya pernah dilakukan pada masa libur Lebaran serta akhir tahun 2020. Namun, untuk sementara, jadwal pelaksanaan tes dan target jumlah wisatawan yang akan menjalani tes belum dibahas secara detail.