Resmi Beroperasi, Bus Trans-Banyumas Layani Tiga Koridor
Bus Trans-Banyumas dari Kementerian Perhubungan akan melayani tiga koridor di Purwokerto, Banyumas. Diharapkan hadirnya angkutan yang nyaman, tepat waktu, dan hemat ini bisa mengurangi penggunaan kendaraan pribadi.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·4 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — Kementerian Perhubungan meresmikan program angkutan massal berbasis jalan di kawasan perkotaan dengan skema pembelian layanan buy the service atau BTS di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Minggu (5/12/2021). Layanan yang disebut TEMAN BUS atau Transportasi Ekonomis Mudah Andal dan Nyaman ini mengoperasikan 52 bus Trans-Banyumas yang melayani tiga koridor. Layanan ini gratis hingga akhir 2021 sebelum berbayar berkisar Rp 2.500-Rp 10.000.
”Koridor ini melayani beberapa simpul transportasi, beberapa tempat ekonomi seperti pasar dan sekolah sehingga diharapkan ibu-ibu yang pagi hari berbelanja dan anak-anak sekolah yang biasanya berangkat pakai sepeda motor bisa menggunakan bus ini,” kata Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi, saat peresmian TEMAN BUS, di Purwokerto, Minggu.
Menurut Budi, angkutan umum ini harus didorong karena semangatnya sesuai dengan tren adaptasi perbuhan iklim di dunia. ”Kita sedang memperbaiki masalah perubahan iklim. Perubahan iklim ini kontribusi besarnya adalah dari polusi udara dari penggunaan kendaraan bermotor,” ujarnya.
Budi mengatakan, dibutuhkan upaya dari pemerintah daerah untuk mengedukasi masyarakat agar beralih dari penggunaan kendaraan pribadi ke angkutan umum. Belajar dari pengalaman Pemerintah Kota Solo, rekayasa lalu lintas diterapkan bagi jalur bus ini dengan sistem contra flow.
Jika terjadi sesuatu di jalan, diberlakukan sistem satu arah bagi angkutan pribadi, tapi bus ini bisa melintas dari arah berlawanan. Adapun belajar dari DKI Jakarta, pemerintah setempat meninggikan biaya parkir kendaraan pribadi sehingga masyarakat pun terdorong untuk memakai kendaraan umum. Semua fasilitas ini untuk memberi dukungan supaya masyarakat tertarik memakai angkutan umum.
Direktur Angkutan Jalan Kementerian Perhubungan Suharto menyampaikan, rute koridor 1 adalah Pasar Pon-Terminal Ajibarang sejauh 39 kilometer (km). Koridor 2 menyambungkan Terminal Notog dan Terminal Baturraden dengan jarak 48 km. Sementara koridor 3 dari Terminal Kebon Dalem hingga Terminal Bulupitu dengan jarak 47 km.
”Pada kesempatan pertama kali diresmikan koridor 3, yaitu Terminal Kebon Dalem-Terminal Bulupitu. Dari tiga koridor tadi, kami akan mengoperasikan 52 unit. Headway-nya (waktu antara) 12 menit,” katanya.
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Banyumas Agus Nur Hadie menyampaikan, dua koridor lain akan dioperasionalkan dalam sepekan mendatang karena menunggu kehadiran bus dari pihak karoseri. Terkait keberadaan angkutan kota dan angkutan perdesaan, pihaknya akan menata ulang trayek supaya mereka bisa menjadi pengumpan bagi bus Trans-Banyumas.
Bupati Banyumas Achmad Husein mengapresiasi kehadiran layanan bus Trans-Banyumas dari Kementerian Perhubungan. Terlebih, Banyumas menjadi daerah setingkat kabupaten pertama yang menerima bantuan bus ini. Layanan serupa sudah ada di Kota Solo, Palembang, Bali, Yogyakarta, Medan, dan Makassar.
”Saya meminta masyarakat karena sudah ada fasilitas ini, supaya dipakai. Jangan sampai busnya muter-muter saja tidak ada isinya. Mumpung satu bulan ini gratis, silakan dicoba, tapi tetap prokes,” papar Husein.
Pakar transportasi Djoko Setijowarno menyampaikan, untuk menjaga keberlanjutan pemanfaatan angkutan ini dibutuhkan intervensi dari pemerintah daerah, misalnya dengan mewajibkan aparatur sipil negara memakai angkutan ini untuk berangkat kerja. ”Caranya, mewajibkan ASN atau juga ada contraflow di jalur-jalur padat. Ini sebagai upaya dukungan dari daerah, termasuk sosialisasi supaya banyak masyarakat memakai angktuan umum,” papar Djoko.