Bupati dan Wali Kota Diminta Gotong Royong Tangani Dampak Erupsi Semeru
Upaya penanganan dampak erupsi Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur, terus ditingkatkan agar lebih baik dan komprehensif. Salah satunya, meminta semua kepala daerah di sekitar lokasi kejadian bergotong royong.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·4 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Upaya penanganan dampak erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, terus ditingkatkan agar lebih baik dan komprehensif. Salah satunya, meminta semua kepala daerah, terutama yang berada di sekitar lokasi kejadian, bergotong royong. Mitigasi bencana sudah berjalan, tetapi fenomena erupsi gunung api sangat spesifik dan sulit diprediksi.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Minggu (5/12/2021), mengatakan, terpasangnya sejumlah penanda pada jalur evakuasi di desa-desa terdampak erupsi Semeru menunjukkan upaya mitigasi telah dilakukan dan berjalan dengan baik. Jalur itu mengarahkan masyarakat pada titik-titik evakuasi yang aman.
Namun, fenomena gunung berapi memang spesifik dan sulit diprediksi, termasuk yang terjadi pada erupsi Semeru hari Sabtu (4/12/2021). Kubah lava yang sudah penuh meluber dan menyebabkan terjadi guguran awan panas saat terjadi hujan. Material yang dibawa oleh guguran awan panas ini jauh lebih besar dan tidak terprediksi sebelumnya.
Terkait dengan peningkatan aktivitas Gunung Api Semeru, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral sebenarnya sudah memberikan informasi dan terus memperbaruinya sehingga mudah diakses oleh para pemangku kepentingan di daerah.
Berbekal informasi itu, upaya evakuasi langsung dilakukan pada saat kejadian kemarin. Contohnya, Kepolisian Resor Lumajang yang langsung memberikan opsi jalur-jalur lalu lintas yang bisa diakses warga ketika ada jembatan putus. Upaya perbaikan infrastruktur, seperti listrik, juga langsung dilakukan untuk mendukung proses evakuasi korban bencana.
”Artinya, saat terjadi peningkatan aktivitas Gunung Semeru, upaya evakuasi sudah dilakukan dan berjalan. Namun, material yang dibawa pada guguran kali ini rupanya jauh lebih besar,” ujar Khofifah, yang langsung meninjau lokasi bencana di Lumajang.
Erupsi Semeru terjadi pada Sabtu pukul 14.05 dengan material guguran awan panas mengarah ke Kecamatan Pronojiwo dan Candipuri. Desa yang terdampak, antara lain, adalah Curah Kobokan, Supiturang, dan Sumberwuluh. Berdasarkan data sementara dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), jumlah korban meninggal akibat erupsi Semeru sebanyak 13 orang. Selain itu, 41 orang dilaporkan mengalami luka-luka dan sejumlah lainnya dilaporkan hilang.
Warga yang mengungsi tercatat 10.724 orang. Para pengungsi ini tersebar di sejumlah lokasi, antara lain Balai Desa Penanggal dan Sumberwuluh, Kamarkajang. Selain itu, rumah-rumah warga dan tempat ibadah juga dijadikan lokasi pengungsian.
Khofifah mengatakan, pihaknya telah memerintahkan BPBD Jatim dan Dinas Sosial Jatim mengirim bantuan tenaga, peralatan, serta logistik untuk warga terdampak, terutama para pengungsi. Paket bantuan yang sudah dikirimkan, antara lain, berupa beras, lauk-pauk, suplemen makanan, selimut, perlengkapan anak-anak, dan masker medis.
Selain itu, telah dikirimkan kendaraan untuk menjangkau medan bencana yang sulit diakses, alat pelindung diri bagi tim evakuasi serta masyarakat, dan tenda untuk posko ataupun pengungsian. Pemprov Jatim bersama Pemkab Lumajang juga menyisir lokasi kejadian untuk mengidentifikasi kebutuhan lain yang diperlukan agar bisa segera disiapkan.
Bantuan dari daerah di sekitar Lumajang juga sudah mulai berdatangan.
”Bantuan yang sudah terkirim merupakan langkah awal kesiapsiagaan. Bantuan-bantuan lain segera menyusul dan dikirimkan bertahap sesuai dengan kebutuhan di lapangan,” kata mantan Mensos ini.
Khofifah mengimbau masyarakat di lokasi bencana tidak panik, tetapi tetap waspada karena peluang terjadi luncuran guguran awas panas masih terbuka. Pada saat bersamaan, dia meminta seua bupati dan wali kota di sekitar Lumajang agar bergotong royong membantu penanganan bencana erupsi Semeru.
BNPB sudah mengirim tim penyelamat dan tim reaksi cepat. Bantuan dari daerah di sekitar Lumajang juga sudah mulai berdatangan. Bupati Malang, misalnya, sudah mengirim tim lapangan. Demikian halnya dengan Bupati Jember yang mengirimkan tim tanggap bencana.
Pemprov Jatim akan berkoordinasi dengan BNPB untuk mendetailkan lagi langkah-langkah tanggap darurat agar bisa memberikan pelayanan terbaik dan komprehensif kepada masyarakat. Pihaknya juga mulai menyiapkan langkah-langkah pada tahap rehabilitasi pascabencana, termasuk menyiapkan rekonstruksi rumah-rumah warga yang hancur.
Bupati Lumajang Thoriqul Haq mengatakan, masyarakat menjadi prioritas utama dalam kegiatan evakuasi yang berlangsung hari ini. Mereka adalah para lansia, orang yang sakit, ibu-ibu, dan anak-anak. Sementara bapak-bapak atau kaum lelaki diminta ikut membantu sekaligus mengarahkan tim evakuasi karena mereka lebih paham kondisi di lapangan.
”Tim evakuasi ini (dari luar daerah) sehingga tidak tahu mana jalan, mana gang, atau rumahnya siapa. Ini yang sekarang dikerjakan bersama-sama agar proses evakuasinya lebih optimal,” kata Thoriqul saat mendampingi Khofifah.
Kendala yang dihadapi tim evakuasi ialah kondisi medan yang berat untuk dilalui karena tertutup material vulkanik dengan ketebalan tinggi. Bahkan, di sejumlah lokasi, kondisi material vulkanik yang menutup permukiman warga masih panas. Evakuasi diupayakan semaksimal mungkin dengan mengerahkan alat berat dan ratusan personel gabungan.