Tingkatkan Keamanan Kawasan, ASEAN-Rusia Latihan Tempur di Selat Malaka
Angkatan laut negara-negara ASEAN latihan tempur besama Rusia di Medan. Rusia menekankan tidak ada agenda tersembunyi di balik latihan itu, selain untuk membangun persahabatan dan meningkatkan keamanan kawasan.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS – Angkatan Laut Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara atau ASEAN melakukan latihan tempur bersama Angkatan Laut Rusia di perairan Selat Malaka, Sumatera Utara. Latihan yang baru pertama kali dilaksanakan itu mendatangkan kapal perang dari ASEAN dan juga Rusia. Hubungan itu diharapkan bisa meningkatkan keamanan laut kawasan.
”ASEAN-Russia Naval Exercise 2021 sangat penting untuk persahabatan, keamanan kawasan, stabilitas maritim, menjamin aktivitas ekonomi, navigasi sipil, menekan penyelundupan narkoba, dan juga imigran gelap,” kata Panglima Komando Armada I Laksamana Muda TNI Arsyad Abdullah di Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal) I Belawan, Rabu (1/12/2021).
Pembukaan latihan bertema ”Joint Actions to Ensure the Safety of Maritime Economic Activity and Civil Navigations” itu dihadiri Duta Besar Rusia untuk ASEAN Alexander Ivanov, Duta Besar Rusia untuk Indonesia Ludmila Vorobieva, dan Komandan Lantamal I Belawan Laksamana Pertama Achmad Wibisono.
Seusai pembukaan, perwakilan dari negara-negara ASEAN dan Rusia meninjau parade kapal perang masing-masing negara di perairan Belawan dengan menaiki Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Lepu 861. Para prajurit angkatan laut dari masing-masing negara, dalam barisan di masing-masing kapal memberi hormat kepada perwakilan negara-negara di KRI Lepu.
Dari Indonesia, kapal perang yang ikut dalam latihan perang itu adalah KRI I Gusti Ngurah Rai-332 dengan dilengkapi 1 pesawat udara CN-235 dan 1 Helikopter Panther. Rusia menghadirkan RFS Admiral Penteleyev jenis destroyer yang dilengkapi sebuah helikopter KAMOV. Dalam pembukaan itu, kapal perang Rusia menyambut dengan tembakan meriam.
Adapun Singapura menampilkan kapal perang RSS Vigour, Malaysia, dengan KD Lekiu serta 1 Helikopter Superking, Thailand dengan HTMS Kraburi jenis Fregat, Myanmar dengan UMS Kyan Sit That jenis Fregat, Vietnam dengan LY Thai To, dan Brunei dengan KDB Daruttaqwa dari jenis Korvet.
Arsyad mengatakan, pada latihan yang akan berlangsung pada 1-4 Desember itu akan dibawakan sejumlah materi antara lain foto laut, pertolongan dan penyelamatan (SAR), sea surfex, mio exercise, oow man exercise, hello DLP, replenishment at sea (rason), encounter exercise (encounterex), flash exercise (flashex), dan flag hoist exercise (flaghoist). Latihan akan dilaksanakan dari perairan Belawan hingga Sabang.
Arsyad mengatakan, Asia Tenggara merupakan kawasan maritim yang sangat strategis. Karena itu, kerja sama Angkatan Laut ASEAN dengan mitra strategis, seperti Rusia, pun dinilai sangat penting untuk keamanan kawasan.
Kami ingin membangun atmosfer kepercayaan dan persahabatan antara ASEAN dan Rusia. (Alexander Ivanov)
Alexander mengatakan, kerja sama itu menjadi titik penting dalam hubungan Rusia dengan ASEAN. Ia menyebut, ASEAN menjadi salah satu prioritas utama bagi Rusia. ”Hanya satu bulan berselang setelah digelar ASEAN-Russia Summit dengan partisipasi langsung dari Presiden Rusia Vladimir Putin, latihan tempur ini langsung berjalan,” katanya.
Alexander menekankan Rusia tidak punya agenda tersembunyi dari latihan itu. Ia menyebut, kerja sama itu adalah untuk membangun hubungan persahabatan ASEAN-Rusia dan untuk keamanan kawasan, aktivitas ekonomi, kebudayaan, dan kemanusiaan.
”Kami ingin membangun atmosfer kepercayaan dan persahabatan antara ASEAN dan Rusia. Ini adalah momen bersejarah dalam hubungan ASEAN-Rusia. Rusia tidak punya agenda tersembunyi dari kegiatan ini,” kata Alexander.
Direktur Kerja Sama Internasional Kementerian Pertahanan Brigadir Jenderal (TNI) Binsar P Sianipar mengatakan, kerja sama ASEAN-Rusia juga menunjukkan bahwa Indonesia terbuka kepada negara mana pun. Sebelumnya juga sudah dihelat ASEAN-China Maritime Exercise 2018 dan ASEAN-United States Maritime Exercise 2019.
”Ini juga menunjukkan bahwa ASEAN tidak mengeblok ke satu negara tertentu dan tetap berdiplomasi dengan semua negara,” kata Binsar.