Sudah Berlangsung Delapan Bulan, Vaksinasi Warga Lansia di Kendari Belum Ideal
Vaksinasi warga lanjut usia di Kendari terseok mencapai target 60 persen. Penambahan 1 persen membutuhkan waktu tiga pekan. Sementara itu, varian baru Covid-19, Omicron, terus menyebar di sejumlah negara.
Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
·3 menit baca
KENDARI, KOMPAS — Meski sudah berjalan delapan bulan, vaksinasi warga lanjut usia di Kendari belum juga mencapai target 60 persen. Pemerintah dituntut terus menggiatkan vaksinasi hingga penelusuran kasus seiring munculnya varian baru Covid-19, Omicron.
Data Dinas Kesehatan Kendari, hingga Minggu (28/11/2021), jumlah warga lansia yang telah menjalani vaksinasi tahap pertama sebanyak 10.067 orang. Jumlah ini mencapai 59,08 persen dari target 17.040 warga lansia.
Capaian ini hanya bertambah 0,1 persen dari tiga hari sebelumnya. Bahkan, untuk menambah 1 persen capaian vaksinasi lansia dibutuhkan waktu tiga pekan.
Kepala Dinas Kesehatan Kendari Rahminingrum menyampaikan, capaian vaksinasi warga lansia berjalan lambat. Program kunjungan ke rumah-rumah hingga pemberian hadiah tidak berpengaruh banyak terhadap capaian utama.
”Kami sudah coba bermacam cara, tetapi kondisi di lapangan memang susah. Masyarakat, khususnya warga lansia, sulit diajak ikuti vaksinasi,” tutur Rahminingrum, di Kendari, Sulawesi Tenggara, Senin (29/11/2021).
Meski begitu, ia melanjutkan, capaian vaksinasi secara umum telah melewati target hingga 65 persen. Capaian itu diperoleh dengan meningkatkan vaksinasi pelajar dan remaja, juga masyarakat umum.
Peningkatan vaksinasi penting dilakukan seiring masih terjadinya kasus Covid-19. Di Kendari, saat ini, masih ada dua orang yang terkonfirmasi positif. Meski begitu, kasus baru tidak lagi ditemukan beberapa waktu terakhir.
”Yang perlu kita waspadai memang varian baru Omicron yang telah ditemukan di berbagai negara. Ke depan, kami akan melakukan tes Covid-19 secara acak di sekolah juga di tempat-tempat umum,” ujarnya.
Saat ini, ia menambahkan, petugas penanganan Covid-19 di Kendari terus melakukan upaya penelusuran kasus di wilayah ini. Pada seorang pasien terkonfirmasi positif, dilakukan penelusuran minimal 15 orang.
Pada medio Juni-Agustus lalu, kasus Covid-19 di Kendari melonjak drastis seiring melonggarnya kegiatan masyarakat. Saat itu, varian Delta juga menyebar luas di Indonesia. Saat ini, kasus mulai menurun. Kendari juga telah turun ke level 1 pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat, seiring semua wilayah yang telah menjadi zona hijau.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menuturkan, Omicron yang menjadi varian under investigation oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 24 November 2021 langsung ditingkatkan menjadi varian of concern 26 November 2021.
”Meloncat, melampaui level yang namanya variant of interest. Indonesia menindaklanjutinya pada 28 November 2021,” katanya.
Budi menuturkan, dunia dan Indonesia sekarang sudah jauh lebih cepat dan canggih mengidentifikasi varian-varian baru. Varian-varian baru inilah yang menyebabkan lonjakan. Setiap ada varian baru; Alfa, Beta, Delta selalu terjadi lonjakan. ”Jadi, faktor utama lonjakan adalah varian baru,” katanya.
Varian Omicron cepat menjadi variant of concern karena mutasinya sangat banyak dan berbahaya. Mutasinya ada sekitar 50, dan sebanyak 30 mutasi ada di spike protein, di mahkota dari korona.
Mutasi yang buruk-buruk itu dibagi menjadi tiga kelompok. Pertama, kelompok mutasi yang meningkatkan keparahan. Kedua, kelompok mutasi yang meningkatkan transmisi penularan. Ketiga, kelompok mutasi yang meningkatkan escape immunity atau bisa menghindari vaksin (Kompas, Senin, 29/11/2021).
Epidemiolog Universitas Halu Oleo Ramadhan Tosepu mengharapkan, pemerintah daerah tanggap dan melakukan penanganan tanpa menunggu kasus melonjak. Penanganan dini bisa dilakukan dengan peningkatan vaksinasi, penelusuran kasus, dan penegakan protokol kesehatan.