Borobudur Marathon 2021 rampung digelar untuk kedua kali di masa pandemi. Dengan sejumlah adaptasi, ajang ini diharapkan menjadi model pelaksanaan wisata olahraga di berbagai daerah dan mengungkit ekonomi lokal.
Oleh
NINO CITRA/KRISTI UTAMI/REGINA RUKMORINI/GREGORIUS M FINESSO
·5 menit baca
Borobudur Marathon 2021 menuntaskan kerinduan ajang lari langsung di masa pandemi. Dengan protokol ketat, apresiasi disematkan atlet dan pelari umum. Ajang ini diharapkan terus tumbuh dan mengakar jadi ajang wisata olahraga berkelas dunia.
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO
Pelari mengikuti lomba lari Bank Jateng Tilik Candi di kompleks Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Minggu (28/11/2021). Lomba lari separuh marathon yang diikuti 128 pelari kategori umum tersebut merupakan bagian dari kegiatan Borobudur Marathon 2021 Powered by Bank Jateng. Kegiatan lari daring Borobudur Marathon Virtual Challenge juga diselenggarakan pada hari itu dengan jumlah peserta 8.008 pelari.
Nyeri mendera kaki Chandra Dewi (38) saat memasuki putaran terakhir rute setengah maraton Bank Jateng Tilik Candi dengan mengelilingi kawasan Candi Borobudur. Memimpin kategori putri sejak garis start, perasaan ingin menyerah sempat terlintas. Namun, ia akhirnya mampu menahan keram dan menantang batas fisiknya untuk menuntaskan lomba hingga meraih podium pertama.
“Menjelang finis, saya semakin semangat. Senang banget. Apalagi dapat teriakan sorak sorai menjadi tambah semangat. Rasanya seperti menjadi atlet dalam sehari,” kata pehobi lari asal Pematang Siantar, Sumatera Utara itu, Minggu (28/11/2021).
Semangat Chandra nampak tergurat dari wajahnya sejak 200 meter menjelang garis finis. Walau menahan sakit, raut lelah tak terlihat. Sebaliknya, langkahnya kian cepat. Tangannya diangkat tinggi-tinggi begitu masuk garis finis dengan catatan 1 jam 49 menit 53 detik. Getol berlari sejak 2018 akhirnya berbuah kebanggaan.
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO
Pelari Chandra Dewi mencapai garis finis saat mengikuti lomba lari Bank Jateng Tilik Candi di kompleks Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Minggu (28/11/2021). Dewi finis pertama dengan catatan waktu 1 jam 49 menit 53 detik. Lomba lari separuh marathon yang diikuti 128 pelari kategori umum tersebut merupakan bagian dari kegiatan Borobudur Marathon 2021 Powered by Bank Jateng. Kegiatan lari daring Borobudur Marathon Virtual Challenge juga diselenggarakan pada hari itu dengan jumlah peserta 8.008 pelari.
Bank Jateng Tilik Candi merupakan rangkaian Borobudur Marathon 2021. Sebanyak 128 pelari terpilih melalui sistem undian untuk berlomba di rute yang tahun lalu hanya diperuntukkan bagi pelari elite. Rute keliling candi dipilih saat pandemi untuk menekan kontak dengan warga sekitar yang biasanya memadati lintasan lari di luar candi. Pada hari sama, 8.008 pelari memulai Borobudur Marathon Virtual Challenge (BMVC) di daerah masing-masing.
Digelar dalam situasi pandemi, protokol kesehatan diterapkan ketat bagi pelari, penyelenggara, dan seluruh pihak terkait Borobudur Marathon. Selain dikarantina, pelari umum juga mesti menjalani tes antigen maupun PCR saat awal dan kepulangannya. Pelepasan pelari dibuat bergantian setiap 10 detik. Setiap sesi start dibatasi tujuh pelari.
Meski dengan aturan ketat, kondisi itu tak mengurangi profesionalitas penyelenggara. Ena (33), peserta lain mengatakan, seluruh fasilitas menjamin kesehatan pelari, termasuk respons tim medis saat lomba. Ia mengaku sempat merasa keram setelah menempuh jarak 3 kilometer. Tim medis di sekitar lintasan langsung menghampirinya. Keluhannya langsung ditangani sehingga ia bisa melanjutkan lari.
“Benar-benar penanganannya seperti atlet sungguhan. Profesional banget. Saya suka dan tahun depan pasti balik lagi (ke Borobudur),” kata Ena.
Pelari Muhsen mengikuti lomba lari Bank Jateng Tilik Candi di kompleks Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Minggu (28/11/2021). Muhsen finis di urutan kedua dengan catatan waktu 1 jam 22 menit 2 detik. Lomba lari separuh marathon yang diikuti 128 pelari kategori umum tersebut merupakan bagian dari kegiatan Borobudur Marathon 2021 Powered by Bank Jateng. Kegiatan lari daring Borobudur Marathon Virtual Challenge juga diselenggarakan pada hari itu dengan jumlah peserta 8.008 pelari.
Yulianus (41), peserta asal DKI Jakarta, mengaku ini kesempatan kedua mengikuti Borobudur Marathon. Diadakan dengan konsep undian cukup membuatnya deg-degan. Sebab, ia sudah sangat merindukan ajang lari luring.
“Lumayan deg-degan menunggunya dapat atau tidak. Kan, sudah dua tahun ini tidak ada lomba,” kata Yulianus, yang sehari-hari seorang wiraswasta.
Yulianus menganggap ajang lari tersebut sudah digarap dengan apik. Bahkan, ia menyebut sebagai salah satu lomba lari terbaik di Indonesia. Ia pun berencana mengikuti acara tersebut rutin setiap tahunnya.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengikuti lomba lari Bank Jateng Tilik Candi di kompleks Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Minggu (28/11/2021). Lomba lari separuh maraton yang diikuti 128 pelari kategori umum tersebut merupakan bagian dari kegiatan Borobudur Marathon 2021 Powered by Bank Jateng. Kegiatan lari daring Borobudur Marathon Virtual Challenge juga diselenggarakan pada hari itu dengan jumlah peserta 8.008 pelari.
Momentum bangkit
Perhelatan Borobudur Marathon 2021 juga jadi kesempatan para pelari berwisata di kawasan peninggalan mahakarya dunia itu. Hal ini tentu turut membangkitkan ekonomi lokal yang sempat tergulung kebijakan pembatasan selama pandemi. Chandra, misalnya, berencana menyempatkan berkeliling kawasan Borobudur untuk mencari oleh-oleh. “Sekalian wisata. Bisa lihat-lihat dan belanja sih nanti. Saya juga baru pertama kali ke sini soalnya,” tuturnya.
Yulianus juga membawa keluarganya dari Jakarta meski mesti menginap terpusah karena peserta lari mesti dikarantina. “Ini istri dan anak lagi liburan. Mereka kemarin jalan-jalan keliling Borobudur. Sempat coba membatik sampai naik kuda. Buat anak-anak seru sih,” kata dia.
Dampak Borobudur Marathon bagi ekonomi lokal terdata jelas. Hasil survei Litbang Kompas, mencatat, pengeluaran pelari meningkat sejak perhelatan 2017 hingga 2019. Jika 2017 total pengeluaran Rp 15,1 miliar, kemudian naik 74 persen menjadi Rp 26,5 miliar pada 2018, dan 2019 menjadi Rp 30,5 miliar. Anggaran rata-rata pelari pun naik dari Rp 1,7 juta pada 2017 menjadi Rp 2,6 juta pada 2018, kemudian Rp 2,8 juta per orang pada 2019.
Ratmi (42) membatik salah satu gambar relief Candi Borobudur pada kain yang akan dijadikan masker di Rumah Batik Borobudur, Dusun Ngaran I, Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (17/10/2020).
Sejumlah pelaku UMKM di Borobudur menganggap Borobudur Marathon oase di tengah pandemi. Eis (39), perajin makanan kecil asal Tempuran, Kabupaten Magelang, bersyukur bisa menjajakan produk dalam ajang ini. Ia termasuk dalam komunitas Pawone, UMKM yang selama ini dilatih meningkatkan kualitas produk dan disuguhkan dalam event ini.
“Hampir dua tahun penjualan saya seret. Akhirnya dagangan saya bisa terjual banyak melalui event ini," ujar Eis.
Pradipta (29), pelaku usaha kuliner asal Desa Banjarnegoro, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, berharap ajang seperti pameran, bazar, yang dahulu pernah digelar Borobudur Marathon, bisa kembali dilaksanakan. “Acara pameran bisa jadi ajang pemasaran untuk produk kami,” ujarnya.
Kebangkitan ekonomi lokal juga jadi misi Pemerintah Provinsi Jateng yang secara konsisten ikut menyelenggarakan Borobudur Marathon. Bahkan, wisata olahraga ini diharapkan bisa direplikasi di tempat lain. “Selain lari, potensi wisata olahraga lainnya yang akan dikembangkan adalah bersepeda,” ujar Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Sinung N Rachmadi.
Wilayah Solo Raya, Kabupaten Kebumen dan Purworejo misalnya, sudah dipetakan potensial untuk pengembangan wisata sepeda. Di Kebumen, uji coba wisata sudah dilakukan di destinasi wisata Pantai Menganti. Wisata olahraga akan digencarkan membangkitkan geliat wisata di tengah pandemi.
Direktur Utama Bank Jateng Supriyatno sepakat ajang lari seperti Borobudur Marathon layak dikembangkan di daerah lain. Namun, agar sungguh membangkitkan ekonomi, pemerintah dan masyarakat setempat harus siap mendukungnya dengan memperbaiki dan menambah sarana prasarana, termasuk akomodasi bagi wisatawan.
KOMPAS/Ferganata Indra Riatmoko
Warga menjual bermacam makanan tradisional dalam kegiatan Pawone saat lomba lari Bank Jateng Tilik Candi di kompleks Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Minggu (28/11/2021). Lomba lari separuh marathon yang diikuti 128 pelari kategori umum tersebut merupakan bagian dari kegiatan Borobudur Marathon 2021 Powered by Bank Jateng. Kegiatan lari daring Borobudur Marathon Virtual Challenge juga diselenggarakan pada hari itu dengan jumlah peserta 8.008 pelari.
Wakil Pemimpin Umum Harian Kompas Budiman Tanuredjo mengatakan, Borobudur Marathon terbukti masih sangat diminati pehobi lari. Ke depan, dengan perkembangan situasi pandemi yang membaik, diharapkan Borobudur Marathon bisa melibatkan lebih banyak peserta.
Adapun Ketua Yayasan Borobudur Marathon Liem Chie An, berharap ajang lari ini terus berkembang dengan tambahan kategori lari baru, mulai dari 10K hingga ultra marathon.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menilai, Borobudur Marathon adalah sumbangan Jawa Tengah memajukan wisata olahraga di Indonesia. Bahkan, selanjutnya, diharapkan bisa semakin mendunia.
Borobudur Marathon 2021 menyebarkan pesan kebangkitan dari dampak pagebluk Covid-19. Ajang ini diharapkan jadi “bintang utara”, rujukan berbagai kegiatan serupa sehingga makin banyak perhelatan wisata olahraga yang berkontribusi mengungkit ekonomi lokal.