Antisipasi La Nina, Bendungan Randugunting di Blora Mulai Digenangi
Pembangunan Bendungan Randugunting bersumber dari APBN, senilai Rp 880,95 miliar. Luas area genangan 187,19 hektar dengan volume 14,42 juta meter kubik. Bendungan itu multifungsi, termasuk pengendali banjir.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Bendungan Randugunting di Desa Kalinanas, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, mulai digenangi air Senin (29/11/2021) meski pembangunannya baru 90,024 persen. Hal itu agar fungsi sebagai pengendali banjir segera dimanfaatkan, terlebih ada fenomena La Nina pada musim hujan kali ini.
Bendungan Randugunting salah satu dari 65 bendungan yang dibangun pemerintah pusat pada periode 2014-2019, lalu dilanjutkan 2019-2024. Pembangunannya bersumber dari APBN, senilai Rp 880,95 miliar. Adapun luas total area genangan adalah 187,19 hektar dengan volume 14,42 juta meter kubik.
Sebagai bangunan multifungsi, Bendungan Randugunting dapat dimanfaatkan untuk intensifikasi daerah irigasi Kedungsapen, Rembang, seluas 630 hektar serta penyediaan air baku 200 liter per detik untuk Blora, Pati, dan Rembang. Selain itu, sebagai pengendali banjir di Pati dan Rembang (hilir) serta pariwisata dan konservasi.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana, M Adek Rizaldi, mengatakan, kendati pembangunan fisik baru 90,024 persen, bendungan sudah bisa menampung air. Penggenangan (impounding) juga telah melewati sejumlah tahapan, termasuk sidang komisi keamanan bendungan.
”Kami percepat karena ingin mengambil sisi manfaat bendungan ini, apalagi ada fenomena La Nina sehingga segera kami tutup saluran pengelak. Air kami tampung di sini agar banjir teratasi,” ujar Adek pada acara impounding Bendungan Randugunting, Senin, yang juga disiarkan daring.
Menurut dia, dari sisi konstruksi, tubuh bendungan telah selesai. Sejumlah bagian yang masih dikerjakan, antara lain fasilitas pendukung, pagar pengamanan, dan bangunan fasilitas operasional. Di tengah musim hujan akhir 2021 hingga awal 2022, fungsi pengendali banjir diutamakan.
”Selain itu, selama ini kita mengenal Blora sebagai daerah kering. Dengan adanya penampungan, kawasan-kawasan di sini air tanahnya akan meningkat. Apabila sebelumnya saat mengebor air baru dapat ditemukan di kedalaman 100-120 meter, nanti bisa pada 5-10 meter,” kata Adek.
Adapun dari 65 bendungan yang dibangun pemerintah pusat sejak 2014, tiga di antaranya dikerjakan BBWS Pemali Juana. Selain Randugunting ada Bendungan Logung di Kudus yang rampung 2018 dan Jragung di Kabupaten Semarang yang masih dalam tahap pembangunan.
Kunci dari pertanian adalah ketersediaan air. Kita ingin tingkatkan produktivitasnya dengan ketersediaan air yang berkelanjutan dari bendungan. (Basuki Hadimuljono)
Tiga daerah
Bupati Blora Arief Rohman menuturkan, Bendungan Randugunting ialah bagian dari pembangunan kawasan. Alasannya yang menikmati manfaatnya tidak hanya Blora, tetapi juga Rembang dan Pati. Pada akhir Desember 2021 atau awal Januari 2022, direncanakan ada peresmian bendungan oleh Presiden Joko Widodo, sekaligus Bandara Ngloram.
Ia pun berpesan kepada masyarakat, untuk sama-sama merawat dan menjaga Bendungan Randugunting. ”Termasuk dengan menanami pohon demi kelestarian. Sementara pariwisata akan kami tata dengan melibatkan BUMDes atau masyarakat sekitar bendungan,” kata Arief.
Sebelumnya, pada akhir Oktober 2021, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, Bendungan Randugunting ialah salah satu program guna mendukung ketersediaan air dan ketahanan pangan di Jateng.
”Kunci dari pertanian adalah ketersediaan air. Kita ingin tingkatkan produktivitasnya dengan ketersediaan air yang berkelanjutan dari bendungan,” kata Basuki dikutip dari situs Kementerian PUPR.