Penataan Kota Tua Cirebon Mulai Dilakukan pada 2022
Pemkot Cirebon, Jawa Barat, akan menata kawasan Kota Tua Cirebon pada 2022. Selain terdapat belasan obyek cagar budaya, kawasan itu juga bakal menyajikan replika Pedati Gede hingga pasar seni.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Setelah tertunda karena pandemi Covid-19, Pemerintah Kota Cirebon, Jawa Barat, akan mulai menata kawasan Kota Tua pada 2022. Selain terdapat belasan obyek cagar budaya, kawasan itu juga bakal menyajikan replika Pedati Gede hingga pasar seni. Kota Tua diharapkan meningkatkan kunjungan wisatawan dan menjaga kelestarian budaya.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BP4D) Kota Cirebon Iing Daiman memastikan, penataan kawasan Kota Tua yang sempat terhenti dua tahun terakhir kembali dilanjutkan tahun depan. ”DED (desain rekayasa detail) penataan Kota Tua dibuat tahun ini. Pemprov Jabar sudah support (mendukung),” ujarnya, Minggu (28/11/2021).
Kota Tua berada di daerah Gedung British American Tobacco (BAT) berdiri di Jalan Pasuketan. Bangunan bekas pabrik rokok yang berdiri pada 1924 itu kini terbengkalai. Bagian depannya acap kali dijadikan tempat pemotretan dan berkumpul. Di sekitar BAT, berdiri bangunan, seperti Wihara Dewi Welas Asih yang berusia ratusan tahun.
Kawasan Kota Tua mencakup 17 bangunan cagar budaya dan 3 obyek yang diduga cagar budaya. Bangunan itu mulai dari Gedung SMPN 14 Kota Cirebon, Gedung Bundar, Lapangan Kebumen, Pelabuhan Cirebon, hingga Gedung Bank Indonesia. Panjang ruas jalannya sekitar 1.400 meter dengan target penataan seluas 21.129 meter persegi.
Meskipun bersejarah, kawasan tersebut belum menjadi ikon pariwisata Cirebon. Pemkot pernah menggelar Cirebon Creative Fashion Carnival di depan Gedung BAT pada 2019, tetapi tidak berlanjut. Padahal, penataan Kota Tua termasuk dalam visi misi pembangunan jangka menengah Kota Cirebon 2018-2023.
Iing menjelaskan, Kota Tua bakal menjadi destinasi wisata terintegrasi antara bangunan satu dan lainnya. ”Nanti, Kota Tua dari Gedung BAT, lanjut Jalan Merdeka, Lapangan Kebumen, sampai Alun-alun Keraton Kasepuhan, semuanya terkait dan ada jalur pedestriannya. Penataannya dilakukan bertahap,” ujarnya.
Pihaknya juga berencana membangun pasar seni di eks Gudang Pasar Talang. Karya seni khas Cirebon, seperti lukisan kaca dan topeng, akan tersaji di pasar tersebut. Begitu pula dengan pertunjukan seni. Replika Pedati Gede, kereta tua buatan Pangeran Cakrabuana sekitar abad ke-14, menurut rencana dibangun di depan Gedung BAT.
Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Pendapatan Daerah Kota Cirebon Arif Kurniawan menambahkan, penataan Kota Tua Cirebon sudah direncanakan sejak 2020. Akan tetapi, dana tersebut dialihkan untuk penanganan Covid-19. Setelah penyebaran virus korona baru bisa dikendalikan, pemkot pun berkomitmen menuntaskan penataan Kota Tua tahun depan.
”Dananya dari Pemprov (Jabar). Anggaran (penataan) usulan tahun lalu, Rp 3,7 miliar. Kalau pembangunan Lapangan Kebumen sekitar Rp 800 juta dari APBD. Dana ini tidak mengganggu BTT (belanja tak terduga) untuk Covid-19,” papar Arif. Penataan tersebut diharapkan meningkatkan kunjungan wisatawan sekaligus menjaga bangunan cagar budaya.
Pada 2022 banyak pembangunan monumental yang bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. (Nashrudin Azis)
Wali Kota Cirebon Nashrudin Azis mengatakan, setelah tersedot penanganan pandemi, pihaknya akan fokus memanfaatkan anggaran tahun 2022-2023 untuk mengatasi ketertinggalan visi misi. ”Pada 2022 banyak pembangunan monumental yang bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, misalnya penataan Kota Tua dan perbaikan drainase,” ucapnya.