Warga Tidak Mampu di Ende Bakal Dapat Stimulus Listrik
Sebanyak 25.589 pelanggan yang tersebar di 21 kecamatan di Kabupaten Ende, di tengah pandemi Covid-19, dapat stimulus listrik hingga akhir Desember 2021.
Oleh
kornelis kewa ama
·3 menit baca
ENDE, KOMPAS — Sebanyak 25.589 pelanggan, yang sebagian besar warga tidak mampu, di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur, bakal mendapat stimulus listrik hingga akhir Desember 2021. Harapannya, hal ini bisa meringankan beban masyarakat mempersiapkan Natal dan Tahun Baru 2022.
Manajer PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan Flores Bagian Barat (UP3 FBB) Deri Prasetio Utomo di Ende, Sabtu (27/11/2021), mengatakan, stimulus ini diberikan bagi warga di 21 kecamatan dan 721 desa di Ende. Warga hanya perlu mengeluarkan Rp 50.000 per bulan untuk mendapatkan layanan listrik tersebut.
”Selama Natal dan malam pergantian tahun, warga kurang mampu diharapkan terbantu dengan stimulus ini,” kata Utomo.
Sementara itu, Senior Manajer Keuangan, Komunikasi, dan Umum PLN Unit Induk Wilayah NTT Ni Made Sumaryani mengatakan, untuk memaksimalkan potensi kelistrikan, pihaknya juga menggagas program Kampung Kompor Induksi. Kompor induksi memanfaatkan energi listrik. Namun, energi panas dari listrik tidak memanaskan kompor, tetapi alat masak yang digunakan.
Ada 115 kompor induksi yang diberikan kepada warga di Kojadoi dan Beru di Kabupaten Sikka dan Lewoleba (Kabupaten Lembata). Dalam penyerahan bantuan ini, dilakukan juga cara memasak dan merawat kompor. Sumaryani berharap masyarakat semakin terbiasa dan bisa membuktikan keunggulan dari manfaat penggunaan kompor induksi.
Kepala Desa Kojadoi Hanawi berharap bantuan itu bisa meringankan beban warga untuk memasak. Saat ini, kebiasaan warga mencari kayu bakar kian terbatas karena ada aturan perlindungan sumber daya alam.
”Mudah-mudahan kompor jenis ini diperbanyak untuk dibagikan kepada lebih banyak masyarakat,” katanya.
Dalam kesempatan terpisah, General Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara Josua Simanungkalit mengatakan, pihaknya tengah membangun saluran udara tegangan tinggi (SUTT) 150 kilovolt (kV) dari Bolok ke Tenau, Kabupaten Kupang. Panjang jaringannya 19 kilometer sirkuit (kms) dengan 31 tapak tower. Infrastruktur ini telah tersambung dari Gardu Induk Bolok di Desa Bolo, Kecamatan Kupang Barat, sampai Gardu Induk Tenau di Desa Penkase, Kecamatan Alak.
Pembangunan SUTT Bolok-Tenau ini mulai efektif tahun 2019 dengan nilai investasi Rp 97 miliar. ”Secara teknis, investasi ini dapat mengatasi beban listrik daerah yang saat ini bertumpu pada Gardu Induk 70 kV Maulafa,” kata Simanungkalit.
General Manajer Unit Induk Wilayah NTT Agustinus Jatmiko mengatakan, pemulihan sistem kelistrikan di NTT menjadi fokus PLN. Pembangunan SUTT 150 kV Bolok-Tenau makin memperkuat sistem kelistrikan. Pembangian beban operasional diharapkan lebih efisien.
”Ke depan, melalui Gardu Induk Tenau ini, pelayanan listrik kepada masyarakat dan industri menjadi lebih maksimal. Kini, daya di NTT sebesar 183,5 megawatt (MW) dengan beban puncak 105 MW sehingga PLN memiliki daya cadangan sebesar 78,5 MW,” kata Jatmiko.