Sampah Laut Menumpuk di Tanjung Pinang, Petugas Kebersihan Kewalahan
Petugas Dinas Lingkungan Hidup kewalahan membersihkan sampah laut yang menumpuk di pesisir Tanjung Pinang, Kepulauan Riau. Di sejumlah titik, tumpukan sampah bahkan mencapai kedalaman hingga 4 meter.
Oleh
PANDU WIYOGA
·2 menit baca
KOMPAS/PANDU WIYOGA
Sukarelawan dari Seven Clean Seas mengangkat sampah jaring di pesisir Desa Pengudang, Kecamatan Teluk Sebong, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, Rabu (20/10/2021).
BATAM, KOMPAS — Petugas Dinas Lingkungan Hidup kewalahan membersihkan sampah laut yang menumpuk di pesisir Kota Tanjung Pinang, Kepulauan Riau. Sejak dulu, masalah itu tidak kunjung rampung karena banyak warga belum sadar pentingnya memulai pola hidup bersih dengan berhenti membuang sampah ke laut.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tanjung Pinang Riono, Jumat (26/11/2021), mengatakan, saat ini titik terparah tumpukan sampah laut ada di pesisir Senggarang. Diperkirakan, sampah di sana menumpuk hingga kedalaman 3-4 meter.
”Sampah laut lebih susah dibersihkan karena lokasinya selalu berpindah-pindah tergantung arus,” kata Riono saat dihubungi.
Biasanya, pada musim angin tenang, sampah akan menumpuk di pesisir utara Tanjung Pinang. Adapun pada musim angin kencang yang terjadi pada Desember-Februari, tumpukan sampah akan berpindah ke pesisir selatan kota tersebut.
Menurut Riono, DLH Tanjung Pinang menugaskan 20 orang untuk membersihkan sampah di pesisir. Setiap hari, mereka mengangkut sekitar 1 ton sampah dari laut untuk dibawa ke darat menggunakan empat buah perahu fiber.
Setiap hari, mereka mengangkut sekitar 1 ton sampah dari laut untuk dibawa ke darat menggunakan empat buah perahu fiber.
”Sebenarnya kawan-kawan petugas kebersihan itu minta tambahan (personel) karena lokasinya luas. Kalau ada satu saja petugas yang sakit, pasti sampah di pesisir sudah menumpuk sangat banyak,” ujar Riono.
Ia menambahkan, Pemerintah Kota Tanjung Pinang tengah menggencarkan sosialisasi hidup bersih kepada warga di pesisir. Dengan begitu, diharapkan akan tumbuh kesadaran dalam diri warga secara bertahap untuk berhenti membuang sampah ke laut.
Selain itu, DLH juga berencana menempatkan insinerator (tungku pembakaran limbah) di pulau-pulau kecil sekitar Tanjung Pinang. Dalam waktu dekat, mereka akan menempatkan insinerator dengan kapasitas pemusnahan sampah 1 ton per jam di Pulau Penyengat.
Suasana lengang di Kota Tanjung Pinang, Kepulauan Riau, Kamis (11/2/2021).
Koordinator Seven Clean Seas Indonesia Arya Rizky mengatakan, persoalan sama, yakni sampah laut yang menumpuk, juga terjadi di Kabupaten Bintan. Kota Tanjung Pinang dan Kabupaten Bintan terletak di Pulau Bintan.
Dua tim Seven Clean Seas Indonesia yang terdiri atas 29 orang bisa mengangkat 600 kilogram sampah setiap hari dari pesisir Pulau Bintan. Sepanjang Juli 2020-September 2021, mereka telah mengangkat 130 ton sampah.
”Di Bintan, kebanyakan sampah laut berupa jaring dan tali-temali nelayan. Ke depan kami ingin mendorong agar nelayan lebih bertanggung jawab mengelola sampah mereka,” ucap Arya.
Pada 2022, Seven Clean Seas Indonesia berencana membuat tempat bagi nelayan untuk mengumpulkan sampah jaring mereka. Sebagai gantinya, Seven Clean Seas Indonesia akan membuat program kerja sama yang dapat mendatangkan manfaat ekonomi di kampung nelayan.