Beradaptasi, Berinovasi, dan Berkolaborasi, Kunci Utama Hadapi Pergeseran Pasca-pandemi
Kemampuan beradaptasi, berinovasi, dan berkolaborasi menjadi kunci utama bagi industri pariwisata agar mampu bertahan dan bangkit dalam masa pandemi Covid-19 dan setelah pandemi Covid-19.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·3 menit baca
NUSA DUA, KOMPAS — Pandemi Covid-19 membawa perubahan tren dan mengarahkan pergeseran perilaku wisatawan. Kunci utama agar pariwisata dan ekonomi kreatif dapat bertahan dan bangkit selama pandemi Covid-19 dan setelah pandemi Covid-19 adalah memiliki kemampuan beradaptasi, berinovasi, dan berkolaborasi. Lokalitas dan keunikan diyakini menjadi penarik minat wisatawan untuk berkunjung.
Terkait hal itu, Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Event) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Rizki Handayani Mustafa mengatakan, perilaku konsumen, termasuk wisatawan, mengalami pergeseran sebagai dampak dari terjadinya pandemi Covid-19. Masyarakat, terutama wisatawan, semakin memedulikan kesehatan dan keamanan. Rizki menyatakan, pergeseran perilaku konsumen itu juga disertai perubahan tren pariwisata pascapandemi Covid-19.
”Industri pariwisata adalah tentang bagaimana mendatangkan orang ke destinasi,” kata Rizki ketika ditemui di sela-sela kegiatan Road to AVPN Conference and International Events 2022 di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Nusa Dua, Badung, Bali, Jumat (26/11/2021).
Rizki menambahkan, ke depan, industri pariwisata akan bergeser dari pariwisata massal ke pariwisata berkualitas. Menurut Rizki, perubahan tren pariwisata dan pergeseran perilaku konsumen itu perlu disikapi seluruh pemangku kepentingan terkait industri pariwisata dan juga masyarakat.
Dalam sambutannya yang ditayangkan untuk pembukaan forum Indonesia Tourism Outlook 2022, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno juga menyebutkan, pandemi Covid-19 menyebabkan terjadinya perubahan dalam lanskap industri pariwisata, selain memberikan dampak dan tantangan luar biasa terhadap industri pariwisata. Wisatawan semakin mempedulikan dan memperhatikan aspek kesehatan serta cenderung memilih perjalanan wisata alam dan wisata budaya.
Menghadapi perubahan kecenderungan pariwisata dan pergeseran perilaku wisatawan pasca-pandemi Covid-19 itu, Sandiaga mengajak seluruh komponen pariwisata di Indonesia agar tetap optimistis dan meningkatkan kemampuan berinovasi dan berkolaborasi.
MICE
Adapun dalam sesi pleno hari kedua kegiatan Road to AVPN Conference and International Events 2022, Executive Chairman Gaining Edge Gary Grimmer menyatakan, Indonesia akan kembali berperan dalam industri wisata pertemuan, insentif, konvensi, dan pameran (meeting, incentive, convention, and exhibition/MICE) pascapandemi Covid-19.
Gary, yang juga konsultan pengembangan MICE , menyebutkan wisata MICE akan mengalami kondisi kenormalan baru (the new normal) di masa depannya.
Industri pariwisata adalah tentang bagaimana mendatangkan orang ke destinasi (Rizki Handayani Mustafa).
Kegiatan Road to AVPN Conference and International Events 2022 merupakan acara menyambut penyelenggaraan konferensi internasional AVPN 2022 yang direncanakan diselenggarakan pada Juni 2022. Acara yang berlangsung sejak Kamis (25/11/2021) sampai Jumat (26/11/2021) mengangkat tema ”Creative, Agile, and Adaptive to The New Paradigm of Tourism and Creative Economy (Kreatif, Lincah, dan Adaptif Menuju Paradigma Baru dalam Pariwisata dan Ekonomi Kreatif)”.
Pendiri Javara Culture Helianti Hilman mengatakan, dalam menghadapi ketidakpastian bisnis akibat imbas pandemi Covid-19, dibutuhkan kolaborasi dan sinergi yang lebih kuat di antara seluruh pemangku kepentingan terkait industri pariwisata dan juga masyarakat serta komunitas.
Industri wisata MICE juga berpeluang dikolaborasikan dengan wisata alam dan wisata budaya, termasuk wisata kuliner. Hal itu diungkapkan Helianti dalam sesi pleno kegiatan Road to AVPN Conference and International Events 2022 di Nusa Dua, Badung, Jumat (26/11/2021).
Menurut pakar pemasaran dan pendiri MarkPlus, Hermawan Kartajaya, pandemi Covid-19 berdampak terhadap pergeseran perilaku konsumen. Dalam menghadapi perubahan tersebut, Hermawan menyebutkan, Bali perlu bertransformasi, yakni beradaptasi terhadap perubahan, tetapi dengan tetap mempertahankan ciri khas Bali.
Ketika mengisi forum Indonesia Tourism Outlook 2022 yang diselenggarakan Estepers serangkaian dengan Road to AVPN Conference and International Events 2022, Hermawan menyatakan industri pariwisata juga harus menyesuaikan diri dengan isu global terkait agenda Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).