Minat Lembaga Filantropi untuk Berbagi Saat Pandemi Masih Tinggi
Kemenparekraf menggandeng AVPN memaksimalkan akses investasi filantropi dalam permodalan dan pembiayaan program pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia. AVPN akan menggelar konferensi internasional 2022.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·3 menit baca
NUSA DUA, KOMPAS — Keinginan lembaga filantropi untuk memberikan dana kemitraan di Indonesia masih sangat besar. Pandemi Covid-19 tidak menyurutkan keinginan untuk berbagi.
Geliat itu coba ditangkap Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif saat berkolaborasi dengan jaringan ventura filantropi global, The Asian Venture Philanthropy Network (AVPN). Bantuan dari lembaga itu digunakan untuk memaksimalkan potensi pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia.
Deputi Bidang Pengembangan Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Rizki Handayani menyatakan, pariwisata sedang berupaya pulih dan bangkit akibat pandemi Covid-19. Gairah itu mulai terasa dan diperkirakan semakin tumbuh di tahun 2022. Namun, butuh dukungan banyak kalangan untuk terus mewujudkan keinginan itu.
Hal itu dikatakan Rizki ketika memberikan sambutan dalam pembukaan kegiatan ”Road to AVPN Conference and International Events 2022” di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Nusa Dua, Badung, Bali, Kamis (25/11/2021).
Pertemuan itu dihadiri lebih kurang 120 peserta. Sementara 1.000 peserta lainnya hadir secara daring. Tema yang diambil adalah ”Creative, Agile, and Adaptive to The New Paradigm of Tourism and Creative Economy”. Kegiatan ini dilakukan menyambut penyelenggaraan konferensi internasional AVPN 2022 yang direncanakan pada Juni 2022.
Rizki mengatakan, pandemi Covid-19 berdampak pada usaha rintisan di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang masih kesulitan mengakses permodalan. Di lain sisi, ada jejaring lembaga penyandang dana ataupun kalangan wirausahawan sosial yang ingin berinvestasi secara berkolaborasi dan kemitraan. Dia berharap, AVPN bisa menjembatani kebutuhan itu.
Direktur MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) di Kemenparakraf Masruroh mengatakan, sektor pariwisata diyakini semakin bergerak seiring membaiknya penanganan pandemi Covid-19. Peluangnya akan semakin besar tahun 2022.
Saat itu, menurut dia, Indonesia akan menjadi tuan rumah sejumlah kegiatan internasional. Beberapa di antaranya, Forum Global Pengurangan Risiko Kebencanaan (The Global Platform for Disaster Risk Reduction/GPDRR) dan Konferensi Tingkat Tinggi G-20.
Terkait hal itu, menurut Masruroh, seluruh pemangku kepentingan dalam sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia benar-benar harus menyiapkan diri, termasuk dalam menghadapi tren perubahan perilaku dan bisnis pariwisata selama masa pandemi Covid-19. Kesiapan itu juga meliputi kesiapan permodalan usaha dan pengembangan usaha.
”AVPN ini merupakan hub akses pembiayaan filantropi global. Pembiayaan di luar perbankan dan pemerintah ini belum dimanfaatkan optimal oleh kalangan pariwisata dan ekonomi kreatif kita,” ujar Masruroh.
Direktur APVN Indonesia Dini Indrawati Septiani menerangkan, situasi pandemi tidak menyurutkan lembaga filantropi menginvestasikan dana kemitraannya. Bahkan, filantropi tetap bersemangat mengembangkan kolaborasi.
Oleh karena itu, Dini menambahkan, AVPN dengan jaringan yang tersebar secara internasional berkeinginan merangkul dan bersinergi dengan berbagai pihak. AVPN menghubungkan berbagai perusahaan sosial melalui jaringan ventura atau investasi.
Kegiatan AVPN tahun depan, menurut Dini, juga sejalan dengan harapan Presiden Joko Widodo mengembangkan investasi di pariwista. ”Melalui acara kali ini, kami ingin mendapatkan wawasan dan tema yang akan menjadi minat dari pelaku pariwisata dan investor,” kata Dini.
Sementara itu, CEO dan Co-founder Kumpul.id Faye Wongso menyatakan, membangun jejaring global menjadi hal penting dalam upaya Indonesia mengembangkan potensi ekonomi kreatif. Faye menyebutkan, keberadaan Indonesia sebagai tuan rumah KTT G-20 akan mengangkat potensi pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia.