Pemerintah dan penghobi tanaman hias di Kalimantan Selatan mulai menangkap peluang ekspor tanaman hias. Nilai ekspor tanaman hias berpotensi ditingkatkan dengan terus mendorong kegiatan budidayanya.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·3 menit baca
BANJARMASIN, KOMPAS — Pemerintah dan penghobi tanaman hias di Kalimantan Selatan mulai menangkap peluang ekspor tanaman hias. Nilai ekspor tanaman hias berpotensi ditingkatkan dengan terus mendorong kegiatan budidaya. Tren budidaya tanaman hias selama masa pandemi Covid-19 diharapkan bisa jadi hobi yang produktif.
Sesuai data di aplikasi Indonesian Quarantine Full Automation System (IQFast) milik Badan Karantina Pertanian, sepanjang tahun 2021 ekspor tanaman hias dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan, tercatat 14 kali dengan jumlah 432 batang. Nilai ekonomi dari ekspor tanaman hias itu Rp 52,9 juta.
Jenis tanaman hias yang diekspor di antaranya Alocasia, Anthurium, Philodendron, Scindapsus, dan Syngonium. Beberapa negara tujuan ekspor tanaman hias dari Kalsel adalah Polandia, Kanada, dan Jepang.
”Peluang ekspor tanaman hias masih besar. Namun, pelaku ekspor di Kalsel masih mencoba-coba, belum berani melakukan ekspor dalam volume besar, seperti di Pulau Jawa,” kata Kepala Seksi Karantina Tumbuhan Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin Priyatno dalam kegiatan Bimbingan Teknis untuk Akselerasi Ekspor Tanaman Hias di Banjarmasin, Kamis (25/11/2021).
Karena itu, Balai Karantina Pertanian Banjarmasin mencoba memfasilitasi lewat kegiatan bimbingan teknis agar para penggiat tanaman hias tahu prosedur ekspor, jenis tanaman yang paling berpeluang diekspor, apa saja kendalanya, dan bagaimana cara mengurus perizinan sehingga komoditas tanaman hias itu bisa sampai ke negara tujuan.
”Semua itu masih perlu difasilitasi dengan harapan satu atau dua eksportir dari Kalimantan Selatan bisa mewujudkan ekspor tanaman hias dalam skala yang lebih besar,” ujarnya.
Menurut Priyatno, realisasi ekspor skala besar itu masih harus menunggu kesiapan dari para pencinta dan penggiat tanaman hias di Kalsel, terutama bagaimana mengubah pola pikir mereka dari sekadar hobi menjadi bisnis yang berorientasi ekspor. ”Kami tidak mematok target, tetapi minimal volume ekspornya bisa terus meningkatkan setiap tahun,” katanya.
Peluang ekspor tanaman hias masih besar. Namun, pelaku ekspor di Kalsel masih mencoba-coba, belum berani melakukan ekspor dalam volume besar, seperti di Pulau Jawa.
Ia juga menyatakan, dorongan untuk akselerasi ekspor itu juga disertai dengan dorongan untuk meningkatkan budidaya tanaman hias. Jangan sampai tanaman hias untuk ekspor diambil langsung dari hutan karena akan merusak ekosistem di alam. ”Pengambilan hanya boleh dalam volume kecil untuk tujuan budidaya. Setelah berhasil dibudidayakan baru diekspor,” katanya.
Potensi besar
Kepala Balai Karantina Pertanian Banjarmasin Nur Hartanto mengatakan, Kalsel mempunyai potensi besar untuk pengembangan tanaman hias. Hal itu terlihat dari banyaknya komunitas pencinta tanaman di Kalsel, seperti perhimpunan pencinta tanaman keladi-keladian, Perhimpunan Anggrek Indonesia (PAI), dan pencinta tanaman eksotis lainnya.
”Kami berharap kegiatan bimbingan teknis ini dapat menjadi penyemangat para penghobi dan calon eksportir tanaman hias di Kalsel untuk mengembangkan usahanya menuju orientasi ekspor. Ayo kita wujudkan jayanya sektor hortikultura untuk kesejahteraan petani Indonesia,” katanya.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalsel Syamsir Rahman mengapresiasi kegiatan bimbingan teknis untuk akselerasi ekspor komoditas tanaman hias. Tren budidaya tanaman hias selama pandemi yang hanya sebatas hobi ternyata bisa diarahkan agar berorientasi bisnis dan ekspor. ”Ini adalah peluang untuk meningkatkan ekspor komoditas hortikultura,” ujarnya.
Menurut Syamsir, Kalsel memiliki kekayaan plasma nutfah tanaman hias. Beberapa jenis tanaman asli Kalsel, misalnya anggrek, sangat diminati para pencinta tanaman hias. ”Akan menjadi hal baru apabila Kalsel mampu mewujudkan ekspor tanaman hias. Untuk itu, kami akan bersinergi dengan semua instansi terkait untuk mengatasi kendala perizinan dan permodalan,” katanya.