Banjir Kian Sering di Medan, Drainase Tak Mampu Tampung Limpasan Air
Banjir di Kota Medan semakin sering terjadi karena pertambahan kapasitas drainase yang tidak sesuai dengan pembangunan yang masif. Sejumlah ruas jalan utama di Medan pun kini sangat sering terendam banjir.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Banjir di Kota Medan semakin sering terjadi karena pertambahan kapasitas drainase yang tidak sesuai dengan pembangunan yang masif. Sejumlah ruas jalan utama di Medan pun kini semakin sering terendam banjir. Aktivitas ekonomi masyarakat pun terganggu.
”Sungai Deli yang banyak menampung saluran drainase memang mengalami pendangkalan. Namun, masalah utamanya adalah kapasitas saluran drainase yang tidak sanggup lagi menahan limpasan air hujan,” kata ahli teknik sumber daya air dari Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara, Makmur Ginting, Rabu (24/11/2021).
Banjir dengan intensitas cukup besar terjadi di Medan pada Selasa malam hingga Rabu pagi. Sejumlah ruas jalan terendam banjir setinggi 20-50 sentimeter, seperti di Jalan Dr Mansyur, Setia Budi, Darussalam, Sekip, dan Karya, Willem Iskandar, dan Jalan AR Hakim. Jalan Diponegoro, jalan di sekitar Lapangan Merdeka dan Mall Centre Point juga terendam.
Banjir sempat mengganggu aktivitas masyarakat karena tidak bisa melintasi jalan. Sejumlah kendaraan yang mencoba melintas juga akhirnya mogok. Di sekitar Jalan Dr Mansyur dan Setia Budi, genangan air juga sampai masuk ke permukiman rumah warga. Namun, sebagian besar genangan air sudah surut pada Rabu pagi.
Di Komplek Taman Setia Budi Indah I, kompleks papan atas di Medan, misalnya, air memenuhi jalanan kompleks. Dua saluran air besar yang membelah kompleks tak mampu menampung air. Air meluap merendam sekeliling kawasan. Lapangan bola kompleks berubah menjadi lautan. Rumah-rumah aman karena dibangun jauh lebih tinggi dari jalan. Dua jam setelah hujan reda, air berangsur-angsur surut. ”Kalau kami saja kebanjiran bagaimana daerah lain,” kata Vida Kumalasari (32), warga setempat.
Reymon Ferdinan (40), warga Jalan Dr Mansyur III, mengatakan, dalam beberapa tahun ini permukiman mereka hampir selalu banjir jika hujan deras turun. ”Pada Rabu dini hari, air pun sampai masuk ke dalam rumah kami,” katanya.
Sistem drainase di beberapa tempat di Medan saat ini memang sedang bermasalah khususnya kurangnya inlet drainase dan adanya sedimentasi.
Reymon mengatakan, air meluap dari sistem drainase yang membelah permukiman mereka. Sampai Rabu siang, air pun masih tampak meluap dari sistem drainase.
Media sosial pun dipenuhi keluhan warga tentang banjir di berbagai titik di Kota Medan.
Makmur mengatakan, kondisi debit air di Sungai Deli tidak terlalu besar pada Selasa malam hingga Rabu pagi. Hal itu menunjukkan, penyebab utama banjir adalah kapasitas drainase kota yang tidak bisa menampung limpasan air dari curah hujan yang cukup tinggi.
Sistem drainase di Kota Medan, kata Makmur, dibuat sudah sangat lama sehingga tidak sesuai lagi dengan kondisi saat ini karena pembangunan permukiman dan kawasan lain yang sudah sangat masif.
Makmur mencontohkan sistem drainase Sikambing yang sebenarnya sudah cukup besar. Namun, daerah tangkapan hujannya meliputi daerah Jalan Setia Budi sampai ke sekitar Rumah Sakit Umum Pusat H Adam Malik.
”Saat sistem drainase itu dibangun, sebagian besar wilayah itu masih sawah, sekarang sudah menjadi permukiman,” kata Makmur.
Makmur mengatakan, kapasitas Sungai Deli saat ini sudah semakin baik karena sudah dibuat tanggul dari tengah kota hingga ke hilirnya di Belawan. Namun, sering sekali justru terjadi arus air balik atau aliran air dari sungai meluap melalui drainase.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pekerjaan Umum Pemerintah Kota Medan Ferry Ichsan mengatakan, sistem drainase di beberapa tempat di Medan saat ini memang sedang bermasalah khususnya kurangnya inlet drainase dan adanya sedimentasi.
”Kami melakukan perbaikan jangka pendek dengan membersihkan saluran drainase agar kapasitasnya meningkat dan menambah inlet,” kata Ferry.
Ferry mengatakan, tahun ini mereka masih berfokus membersihkan saluran drainase. Mereka juga akan meningkatkan kapasitas drainase. ”Kalaupun terjadi banjir, genangannya bisa cepat surut,” kata Ferry.
Dalam jangka panjang, kata Ferry, Pemko Medan pun akan bekerja sama dengan Balai Wilayah Sungai Sumatera II untuk melakukan normalisasi sungai. Beberapa sungai yang akan dinormalisasi adalah Sungai Deli, Bedera, Babura, dan Sikambing. (WSI)