Ribuan Bambu dan Pohon Ditanam untuk Pulihkan DAS di Kalsel
Banjir besar di Kalimantan Selatan pada Januari 2021 menjadi momentum penting. Semua pemangku kepentingan di beberapa kabupaten/kota digerakkan untuk menanam bambu dan pepohonan.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·3 menit baca
BANJARMASIN, KOMPAS — Pemulihan fungsi ekologis daerah aliran sungai di Kalimantan Selatan menjadi salah satu prioritas setelah banjir besar dan parah melanda Kalsel pada Januari 2021. Semua pemangku kepentingan di beberapa kabupaten/kota digerakkan untuk menanam bambu dan pepohonan di daerah aliran sungai.
Dalam rangka memperingati Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI), Pemerintah Provinsi Kalsel bersama TNI, pegiat lingkungan, dan berbagai organisasi kemasyarakatan menanam bambu dan berbagai jenis pohon di sejumlah daerah aliran sungai (DAS) yang ada di Kalsel.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Kalsel Fathimatuzzahra mengatakan, kegiatan bertajuk ”Kalsel Menanam Bersama Paman Birin” dilaksanakan secara serentak di 13 kabupaten/kota se-Kalsel dengan melibatkan sekitar 7.000 orang.
”Kegiatan penanaman dilakukan mulai dari 21 November hingga beberapa hari berikutnya. Total bibit pohon yang ditanam sebanyak 65.000 batang yang setara dengan lahan seluas 65 hektar,” katanya lewat siaran pers di Banjarmasin, Selasa (23/11/2021).
Bibit yang ditanam, antara lain, ialah bambu betung, bambu kuning, dan berbagai jenis tanaman kayu, seperti trembesi, mahoni, sengon, petai, jambu mete, spathodea, serta aneka jenis pohon buah.
Gubernur Kalsel Sahbirin Noor, yang akrab dengan sapaan Paman Birin, memimpin langsung kegiatan menanam di Dusun Pantai Kopi, Desa Mandiangin, Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar, Senin (22/11/2021).
Di sepanjang daerah aliran sungai di Dusun Pantai Kopi itu ditanam bambu betung dari hasil kultur jaringan dan bambu kuning sebanyak 2.500 batang. Pada 2022, di lokasi yang sama, menurut rencana, akan ditanam kembali bambu sebanyak 25.000 batang untuk menutupi lahan seluas 50 hektar.
”Bambu akan menghidupkan kembali sumber air di pinggiran sungai. Akar-akar bambu juga bisa menjadi filter berbagai zat beracun. Selain itu, bambu juga dapat menahan laju erosi permukaan,” kata Fathimatuzzahra.
Penanaman pohon, terutama di daerah aliran sungai di Kalsel, akan terus digencarkan melalui program revolusi hijau. Upaya bersama itu diharapkan mengurangi luasan lahan kritis di Kalsel, yang berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) luasnya mencapai 511.000 hekyar.
Fathimatuzzahra memastikan, Pemprov Kalsel bersama Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Barito akan menyediakan bibit pohon untuk semua kabupaten/kota di Kalsel. Penghargaan juga akan diberikan kepada pemerintah kabupaten/kota yang melaksanakan penanaman terluas.
”Penanaman ini untuk meningkatkan tutupan lahan yang dibarengi dengan upaya meminimalkan perambahan hutan, kebakaran hutan dan lahan, serta pembalakan liar (illegal logging). Setiap tahun Kalsel ditargetkan bisa menanam seluas 32.000 hektar untuk mengurangi lahan kritis,” katanya.
Upaya masif
Menurut Sahbirin Noor, pihaknya akan terus mengupayakan secara masif penanaman pohon di Kalsel dengan menggandeng sejumlah pihak. ”Semoga apa yang kita tanam hari ini bermanfaat bagi masyarakat dan berguna bagi anak cucu kita pada masa mendatang,” katanya.
Kajian KLHK terhadap banjir Kalsel pada Januari 2021 lalu diperlukan tindakan vegetatif untuk mengembalikan fungsi ekologis di DAS Barito, terutama pada kawasan-kawasan yang jasa lingkungannya telah menurun dalam kurun waktu 20 tahun terakhir.
”Rekayasa vegetatif itu bertujuan untuk mengembalikan fungsi pengaturan air dengan meningkatkan kemampuan tanah menyerap air permukaan,” kata Sekretaris Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan KLHK Hanif Faisol Nurofiq.
Diperlukan juga tindakan sipil teknis di hulu dan tengah DAS Barito melalui pembangunan bendungan, bendung, pengendali jurang atau gully plug, normalisasi sungai, dan rehabilitasi riparian sungai. Setidaknya ada 378.459 hektar pola ruang di kawasan budidaya dan 125.375 hektar pola ruang di kawasan lindung yang harus diperkuat dengan intervensi vegetatif dan sipil teknis.