Pemkot Batu Masih Tunggu Pusat soal Kebijakan Berwisata di Akhir Tahun
Pemerintah pusat berencana menerapkan PPKM level 3 untuk semua daerah saat libur Natal-Tahun Baru 2022. Sebagai kota wisata, Pemkot Batu masih menunggu instruksi Mendagri terkait hal itu.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
BATU, KOMPAS — Sebagai kota wisata, Pemerintah Kota Batu, Jawa Timur, masih menunggu instruksi Menteri Dalam Negeri terkait pelaksanaan pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat level 3 pada masa Natal dan Tahun Baru 2022. Pengaturan di sektor pariwisata akan merujuk pada aturan itu.
Pemerintah Kota (Pemkot) Batu telah mendengar suara dari pelaku usaha pariwisata. Mereka menyatakan akan mengikuti aturan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang diterapkan pemerintah dalam rangka menekan angka pandemi Covid-19.
Berada di ketinggian 700-1.700 meter di atas permukaan laut, Batu menjadi salah satu daerah tujuan wisata di Jawa Timur. Sebelum pandemi, ada sekitar tujuh juta wisatawan yang berkunjung ke Batu dan jumlahnya merosot hingga kurang dari separuh selama pandemi.
Lebih baik libur dan Batu aman ketimbang euforia sepekan, tetapi terjadi lonjakan kasus.
Sejumlah obyek wisata alam dan buatan mewarnai daerah ini. Dalam situasi normal, 50 persen wisatawan yang ke Batu berasal dari luar Malang Raya, seperti Surabaya, Sidoarjo, dan sekitarnya. Adapun wisatawan asal Malang Raya hanya 10-15 persen. Sisanya berasal dari daerah lain.
Wakil Wali Kota Batu Punjul Santoso, Senin (22/11/2021), mengatakan, saat ini Kota Batu berada di level 2 PPKM berdasarkan instruksi Menteri Dalam Negeri (Mendagri) dan level 1 versi Kementerian Kesehatan. Penyebaran kasus Covid-19 di kota berpenduduk sekitar 250.000 jiwa itu juga melandai.
”Namun, (pemerintah pusat) akan menyampaikan bahwa 24 Desember-2 Januari 2022 seluruh Indonesia level 3 meski saat ini mereka sudah berada di level 1 dan 2. Menyikapi hal itu, sampai hari ini kami masih menunggu instruksi Mendagri itu,” ujarnya.
Meski masih menunggu instruksi Mendagri, menurut Punjul, sejumlah lokasi yang biasanya menarik pengumpulan massa, seperti alun-alun, dipastikan tidak akan ada keramaian, seperti pentas musik dan pesta kembang api menyambut pergantian tahun. Imbauan serupa juga ditujukan kepada pengelola perhotelan.
”Saya sudah berkomunikasi dengan PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia) dan pelaku wisata. Mereka, meski belum ada instruksi Mendagri, mendukung level 3. Lebih baik libur dan Batu aman ketimbang euforia sepekan, tetapi terjadi lonjakan kasus. Kalau level naik, mereka malah tidak bisa bekerja,” ucapnya.
Disinggung soal kesiapan pemerintah daerah apabila nanti pemerintah pusat menyerahkan kebijakan soal penutupan lokasi wisata ke masing-masing daerah, Punjul mengaku siap. Namun, semua akan dirapatkan dulu begitu instruksi Mendagri turun karena pihaknya tidak ingin gelombang ketiga muncul.
Angka penambahan kasus Covid-19 di Batu selama beberapa pekan terakhir, menurut Punjul, sudah nol. Oleh karena itu, protokol kesehatan tetap diupayakan agar bisa berjalan maksimal di samping cakupan vaksin digenjot.
”Untuk vaksin dosis pertama, di Batu sudah 100 persen lebih. Lainnya (dosis 2) masih 70 persen dan lansia (warga lanjut usia) 60 persen. Itu akan kami pacu karena antara vaksin dan prokes satu kesatuan,” katanya.
Ketua PHRI Kota Batu Sujud Hariadi mengatakan, pihaknya bisa memahami kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah pada masa tahun baru kali ini. Meski demikian, pihaknya juga belum mendapat gambaran jelas seperti apa kebijakannya nanti, apakah sektor wisata akan tetap dibuka dengan pembatasan-pembatasan.
Dunia pariwisata di Batu mulai bergeliat kembali sejak September lalu. Geliat ini tidak saja terlihat di lokasi wisata, tetapi juga sudut-sudut kota yang ramai oleh kendaraan dari luar daerah. Saat itu, beberapa obyek wisata mulai beroperasi kembali (uji coba) setelah tutup cukup lama akibat PPKM.
Menurut Sujud, tidak hanya pelaku wisata yang masih menunggu kepastian, tetapi juga wisatawan. Hal ini bisa dilihat, salah satunya, dari okupansi hotel yang masih rendah. Dalam kondisi normal, pertengahan November, bisanya hotel dan guest house di Batu sudah ramai terpesan oleh wisatawan yang ingin menghabiskan masa pergantian tahun di kota berhawa sejuk ini.