Denmark ingin meningkatkan kerja sama kemaritiman dan pertahanan di Indonesia, misalnya di Surabaya, dengan pembukaan kantor konsulat dan perwakilan perusahaan teknologi.
Oleh
AMBROSIUS HARTO
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Peresmian Konsulat Kerajaan Denmark di Surabaya, Jawa Timur, Senin (21/11/2021) petang, memperlihatkan keinginan untuk memperkuat kemitraan dengan Indonesia di Jawa Timur.
Demikian diutarakan Menteri Luar Negeri Denmark Jeppe Sebastian Kofod saat pidato peresmian kantor konsulat di Gedung Tanto, Jalan Indrapura, Surabaya. Jatim dipandang berperan penting dalam perekonomian Indonesia dan menjadi hub vital bagi kawasan timur Nusantara.
”Indonesia dan Denmark punya kesamaan sebagai bangsa maritim,” ujar Kofod. Kerja sama termasuk dengan Jatim perlu ditingkatkan dalam bidang maritim, terutama pelayaran internasional.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan, pilihan tepat menjadikan Surabaya, ibu kota Jatim, sebagai lokasi kantor konsulat kerajaan Nordik itu. Jatim merupakan pusat ekonomi untuk kawasan timur sekaligus berkontribusi terbesar kedua bagi perekonomian Indonesia.
Selain itu, Surabaya merupakan kota terkemuka kedua atau setelah Ibu Kota Jakarta. Hal ini didukung keberadaan bandar udara dan pelabuhan terkemuka, juga yang kedua atau setelah Jakarta. Surabaya pun unggul dalam industri maritim, terutama perkapalan, dengan keberadaan PT PAL serta industri alat pertahanan oleh PT Pindad. Surabaya juga memiliki kampus terkemuka dalam robotika dan teknologi kelautan, yakni Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Indonesia dan Denmark punya kesamaan sebagai bangsa maritim.
”Tepat bagi Denmark mendirikan konsulat di Surabaya sehingga dengan Jatim dapat meningkatkan kerja sama dalam bidang maritim, bahkan industri pertahanan,” kata Khofifah. Kerja sama di bidang lain, terutama pangan dari pertanian, perikanan, dan kelautan, juga terbuka lebar mengingat Jatim berperan pula sebagai penyangga pangan kawasan Indonesia timur.
Sementara Denmark punya keunggulan dalam industri perkapalan, kelautan, dan pertahanan. Dengan demikian, lanjut Khofifah, Denmark diharapkan mengembangkan investasi dalam bidang perkapalan, kelautan, dan pertahanan berteknologi tinggi di Jatim. Denmark berada di urutan ke-25 negara penanam modal di Jatim. ”Kami berharap Denmark bisa segera memasuki sepuluh besar,” kata Khofifah.
Adapun peresmian kantor konsulat itu juga dihadiri oleh Panglima Komando Armada 2 Laksamana Muda Iwan Isnurwanto, Kepala Kelompok Staf Ahli Panglima Komando Daerah Militer V/Brawijaya Brigadir Jenderal Yoyok Bagus Budianto, Wakil Kepala Kepolisian Daerah Jatim Brigadir Jenderal (Pol) Slamet Hadi Supraptoyo, Direktur Eropa II Kementerian Luar Negeri Winardi Hanafi Lucy, Direktur Fasilitas Diplomatik Kementerian Luar Negeri John Tjahjanto Boestami, dan Konsul Kehormatan Denmark Lesmana Hartanto.
Sistem persenjataan
Pada malam hari, Lars Bo Larsen, Duta Besar Denmark untuk Indonesia, Timor Leste, Papua Nuigini, dan ASEAN meresmikan kantor PT Terma Indonesia di Pakuwon Tower, Surabaya. Terma adalah perusahaan teknologi Denmark yang beberapa tahun terakhir terlibat dalam pengembangan alat utama sistem persenjataan TNI, kebandaraan, dan kelautan.
Lars mengatakan, Surabaya memiliki peran penting bagi keberlangsungan perusahaan Denmark, antara lain Terma yang menjalin kemitraan dengan PAL. Denmark siap meningkatkan kerja sama saling menguntungkan dengan Indonesia, termasuk unit usaha di Jatim dan Surabaya, dalam pemanfaatan teknologi radar, kamera otomatis, manajemen persenjataan, sibernetika, robotika, bahkan antariksa atau luar angkasa.
Menurut Lars, di Indonesia ada sekitar 100 perusahaan Denmark yang mayoritas bergerak di sektor konsumsi publik. Terma merupakan salah satu perusahaan unggul dalam teknologi dari Denmark yang siap mengembangkan kerja sama di Indonesia dan Jatim. ”Itulah mengapa Terma mendirikan kantor kedua di Surabaya atau setelah di Jakarta,” katanya.
Executive Vice President & Chief Commercial Officer Terma Steen M Lynenskold menambahkan, perusahaan sedang kerja sama dengan TNI Angkatan Laut dalam pengembangan teknologi di empat kapal cepat rudal. Terma memasang C-Flex Combat Management System, SCANTER 4603 X-Band Radar, C-Guard Decoy Launching System, C-Fire Electro Optical Fire Control System, dan Combat System Integrator pada sensor, senjata, dan rudal.
Terma berpengalaman dalam kerja sama dengan lembaga negara yang strategis di Indonesia. Beberapa di antaranya adalah pengoperasian radar SCANTER pada Badan Keamanan Laut, Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai, Direktrorat Jenderal Perhubungan Laut, AL, dan Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta. Terma juga terlibat dalam penambahan instrumen strategis pada beberapa unit F-16 Angkatan Udara.