Penumpang Meningkat di Akhir Tahun, Bandara Juanda Waspadai Dampak Cuaca Ekstrem
Jumlah penumpang di Bandara Juanda, Surabaya, diprediksi terus meningkat hingga akhir tahun. Pengelola bandara pun mewaspadai dampak cuaca ekstrem guna memastikan keamanan dan keselamatan penerbangan.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·4 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Jumlah penumpang di Bandar Udara Juanda, Surabaya, Jawa Timur, diprediksi terus meningkat seiring diterapkannya kebijakan pelonggaran mobilitas masyarakat. Pengelola bandara pun mewaspadai dampak cuaca ekstrem yang berpotensi terjadi pada akhir tahun untuk memastikan keamanan dan keselamatan aktivitas penerbangan.
General Manager Bandar Udara Internasional Juanda Sisyani Jaffar mengatakan, tren peningkatan jumlah penumpang harian mulai terlihat sejak diberlakukannya penggunaan uji usap (swab) antigen sebagai salah satu syarat bepergian menggunakan moda transportasi udara. Kondisinya semakin membaik setelah dikeluarkannya kebijakan yang membuat harga uji usap dengan metode reaksi berantai polimerase (PCR) kian terjangkau.
”Kebijakan itu berdampak positif pada dunia industri penerbangan. Harga PCR yang semakin terjangkau dan swab antigen membuat animo pelaku perjalanan menggunakan transportasi udara meningkat. Kami berharap dan optimistis jumlah penumpang terus meningkat hingga akhir tahun 2021,” ujar Sisyani, Jumat (19/11/2021).
Sisyani mengatakan, berdasarkan data Bandara Juanda, sejak awal November, jumlah penumpang harian tertinggi telah mencapai 24.000 orang per hari. Angka itu lebih tinggi dari jumlah penumpang tertinggi bulan sebelumnya yang hanya mencapai 21.000 per hari.
Kenaikan penumpang itu seiring dengan kenaikan jumlah pesawat harian tertinggi yang mencapai 200 pesawat datang dan pergi per hari selama November. Jumlah lalu lintas pesawat itu melampaui angka pada bulan sebelumnya sebanyak 173 pesawat per hari.
Sementara itu, untuk pertumbuhan rata-rata jumlah penumpang harian mengalami kenaikan sebesar 18 persen per hari. Selama November, rata-rata per hari Bandara Juanda melayani 21.000 penumpang, sementara pada Oktober rata-rata hanya 18.000 penumpang per hari. Hal itu berarti ada kenaikan sebesar 3.000 penumpang setiap harinya.
Secara keseluruhan, jumlah lalu lintas penumpang dalam rentang Januari hingga Oktober 2021 sebanyak 4.504.190 orang. Adapun komposisinya yakni 4.426.047 penumpang rute penerbangan domestik dan 78.143 penumpang rute penerbangan internasional.
Adapun untuk jumlah pergerakan pesawat mencapai 44.640 pesawat dengan komposisi 42.697 pesawat melayani penerbangan domestik dan 1.943 pesawat melayani penerbangan internasional. Sementara itu, pelayanan kargo mencapai 57.217.018 kg dengan komposisi 44.973.962 kg untuk penerbangan domestik dan 12.243.056 kg untuk penerbangan internasional.
Menyikapi tren peningkatan jumlah penumpang pesawat yang diprediksi bertahan hingga akhir tahun karena ada liburan Natal dan Tahun Baru, performa layanan di Bandara Juanda terus ditingkatkan. Salah satunya mewaspadai dampak cuaca ekstrem yang berpotensi mengganggu aktivitas penerbangan di Bandara Juanda serta bandara lain di sekitarnya.
Kewaspadaan itu diimplementasikan dengan membangun koordinasi intensif dengan para pemangku kepentingan terkait, seperti Otoritas Bandara Wilayah III, Lanudal Juanda, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda, serta Airnav Surabaya.
”Selain itu, koordinasi intens dilakukan dengan seluruh maskapai dan tata operasi darat (ground handling) mengenai langkah-langkah antisipasi yang akan dilakukan. Sesuai prediksi BMKG, intensitas hujan hingga bulan Desember diprediksi cukup tinggi dan memasuki puncak pada bulan Januari hingga Februari 2022,” kata Sisyani.
Pengalihan pendaratan dilakukan guna menjaga keselamatan dan keamanan penerbangan.
Dia menambahkan, pihaknya telah menyiapkan rencana kontingensi melibatkan seluruh pihak terkait. Salah satunya persiapan menerima pengalihan penerbangan dari bandara lain apabila terjadi cuaca buruk di bandara tujuan. Tindakan pengalihan pendaratan merupakan hal yang lazim pada kondisi cuaca buruk musim hujan.
Hal itu disebabkan jarak pandang atau visualisasi pilot berkurang akibat tingginya curah hujan, kabut, atau penyebab lainnya. Pengalihan pendaratan dilakukan guna menjaga keselamatan dan keamanan penerbangan. Meski demikian, pengalihan pendaratan dapat berjalan lancar apabila terbangun komunikasi dan koordinasi yang baik.
Sisyani menambahkan, sebagai pengelola bandara, pihaknya juga mempersiapkan langkah-langkah antisipasi bersama tim internal perusahaan. Dia telah memastikan pengawasan dan pemeliharaan pekerjaan, baik di area landside maupun airside berjalan sesuai prosedur keamanan dan keselamatan penerbangan.
Pengelola Bandara Juanda juga mempersiapkan pengaturan ruang tunggu apabila dalam waktu berdekatan ada beberapa penerbangan yang mengalami keterlambatan karena cuaca buruk. Pengaturan ruang tunggu ini tetap mengedepankan protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19.
Stakeholder Relation Manager Bandara Juanda Yuristo Ardhi Hanggoro menambahkan, pihaknya telah menyediakan fasilitas yang memadai untuk mendukung mobilitas masyarakat. Contohnya, sarana pengetesan Covid-19 baik uji usap antigen maupun dengan metode PCR di dalam kawasan bandara sehingga mudah diakses oleh calon penumpang.
”Tarif layanannya juga sudah disesuaikan dengan kebijakan terkini, yakni Rp 275.000 per orang untuk tes PCR dan Rp 99.000 per orang untuk tes antigen. Hasilnya juga cepat yakni bisa diambil 30 menit untuk tes antigen dan maksimal 1 x 24 jam untuk PCR atau diakses melalui aplikasi Peduli Lindungi,” ujar Yuristo.