Mensos Ajak Penyintas Bencana Sinabung Keluar dari Kemiskinan
Mensos Tri Rismaharini mengajak penyintas bencana Sinabung meningkatkan ekonomi keluarga agar keluar dari kemiskinan akibat bencana. Penyintas sudah enam tahun tinggal di rumah dan ladang bantuan pemerintah.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
KABANJAHE, KOMPAS — Menteri Sosial Tri Rismaharini mengajak penyintas bencana letusan Gunung Sinabung untuk meningkatkan ekonomi keluarga agar bisa keluar dari kemiskinan akibat bencana. Para penyintas sudah enam tahun tinggal di rumah dan ladang bantuan pemerintah di Siosar, Kabupaten Karo, Sumatera Utara.
”Bantuan pemerintah itu sementara dan paling besar Rp 300.000 per bulan. Kalau mau maju, harus berusaha sendiri. Kami bisa bantu usahanya," kata Risma saat berkunjung ke kompleks hunian tetap penyintas bencana Sinabung di Siosar, Jumat (19/11/2021).
Para penyintas menghadapi bencana Sinabung sejak letusan pertama pada 2010. Para pengungsi awalnya tinggal di pos pengungsian selama bertahun-tahun karena letusan yang cukup besar dan terjadi terus-menerus.
Relokasi tahap I dilakukan dengan membangun 473 rumah dan 457 bidang lahan usaha tani. Para penyintas berasal dari Desa Bekerah, Simacem, dan Sukameriah.
Risma pun mengajak para penyintas untuk memperbesar skala usaha tani mereka atau usaha lain. Ia pun berjanji memberikan bantuan untuk warga yang ingin meningkatkan skala usahanya. ”Kalau untuk usaha pertanian, kami bisa bantu. Ini agar Bapak-Ibu bisa segera keluar dari kemiskinan,” katanya.
Kepala Desa Sukameriah Yani Ginting mengatakan, penghasilan para penyintas saat ini Rp 1,5 juta-Rp 2,5 juta per bulan per keluarga. Selain dari lahan usaha tani, banyak juga penyintas yang menjadi buruh tani harian. ”Namun, kami sudah sangat bersyukur bisa menghadapi bencana dan sudah mulai bisa mendapat penghasilan meski belum sebaik di desa kami dulu,” ucapnya.
Yani mengatakan, beberapa penyintas sudah mulai membuka usaha di luar pertanian. Karena mereka dekat dengan daerah wisata, ada yang membuka warung kopi atau kafe. Mereka pun sudah bisa mempekerjakan beberapa warga penyintas lainnya.
Rani br Pandia (39), penyintas bencana dari Desa Bekerah, mengatakan, ia menanam berbagai jenis hortikultura, seperti kentang, cabai, dan tomat, di lahan bantuan pemerintah seluas setengah hektar. Ia juga menanam kopi arabika agar ada pemasukan tetap. Selain itu, ia juga menyewa setengah hektar lagi untuk menambah kapasitas usaha taninya.
”Setelah menyewa lahan tambahan, saya mendapat sekitar Rp 2,5 juta per bulan. Namun, pendapatan itu tidak tetap. Kadang merugi kalau harga jual sedang anjlok,” kata Rani. Untuk menambah pendapatan, dia dan suaminya juga menjadi buruh tani dengan upah Rp 70.000 per hari.
Bupati Karo Cory Sriwaty Sebayang mengatakan, saat ini juga sedang disiapkan proses relokasi tahap ketiga ke Sioasar dengan membangun 892 rumah dan menyediakan lahan usaha tani. Sebelumnya tahap kedua sudah dilaksanakan secara mandiri dengan memberikan bantuan uang untuk membeli rumah dan ladang kepada 1.810 keluarga.
”Kami pun terus mengusahakan peningkatan ekonomi penyintas Sinabung,” kata Cory.