Dongkrak Produksi Jagung, Lahan Masam Direhabilitasi
Pemerintah berupaya mendongkrak produksi jagung dengan cara memperbaiki kualitas lahan pertanian yang bersifat masam. Dengan pengolahan tanah yang tepat, produksi jagung di Lampung bisa meningkat hingga dua kali lipat.
Oleh
VINA OKTAVIA
·3 menit baca
LAMPUNG SELATAN, KOMPAS — Peningkatan produksi jagung di lahan masam tengah dilakukan lewat perbaikan cara menanam, pemulihan tanah, hingga peningkatan pengetahuan petani. Sejauh ini, hasilnya meningkat hingga dua kali lipat dari sebelumnya.
Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian Haris Syahbuddin mengatakan, kondisi tanah di Indonesia sebagian besar bersifat liat dan masam. Dari total 134 juta hektar lahan, sekitar 72 persen bersifat masam sehingga rentan kurang produktif.
Di Lampung, misalnya, diperkirakan ada tiga juta hektar lahan pertanian bersifat masam. Tingkat keasamannya (pH) berkisar 5-5,5. Lahan kering itu umumnya ditanami jagung dengan produksi 3-4 ton per hektar.
Untuk itu, pemerintah pusat melakukan riset kolaboratif untuk meningkatkan produksi jagung di lahan kering masam. Salah satunya dengan memberi fosfat alam reaktif dan bahan organik di lahan sebelum penanaman.
Penambahan fosfat alam reaktif dilakukan agar kadar keasaman turun sehingga pemupukan lebih efektif dan diserap tanaman. Sementara penambahan bahan organik untuk meningkatkan kandungan C-organik dan menahan air demi memulihkan kesuburan tanah.
Hal lainnya dengan pola tanam zig-zag sehingga populasi batang jagung meningkat. Dengan pola tanam seperti itu, satu hektar lahan bisa ditanami hingga 100.000 batang pohon.
Tak hanya itu, petani juga dibina untuk mengelola sistem irigasi hemat air, menggunakan benih unggul, serta cara menanggulangi hama. Petani juga diberi bantuan mesin pemipil jagung sehingga pengolahan pascapanen lebih optimal.
”Hasilnya, peningkatan produksi jagung yang signifikan, mencapai 7-8 ton per hektar atau meningkat dua kali lipat dari sebelumnya,” kata Haris di sela-sela kegiatan tanam dan panen jagung di Desa Karangrejo, Kecamatan Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung, Kamis.
Dengan produksi jagung yang lebih banyak, petani diharapkan mendapatkan keuntungan lebih besar. Optimalisasi lahan masam itu juga bisa mendongkrak produksi jagung nasional.
Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung Jekvy Hendra menuturkan, ada 100 hektar lahan pertanian jagung di Lampung yang tengah diperbaiki kualitas tanahnya. Selain penambahan fosfat, petani diajak memanfaatkan limbah tanaman kopi sebagai pupuk. Dengan memperbaiki kualitas lahan, tumbuhan hortikultura bisa tumbuh dengan baik.
Mujimin (38), warga Desa Sidoharjo, Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan, mengatakan, petani sebelumnya tidak pernah mengolah tanah. Setelah panen, lahan jagung dibiarkan begitu saja.
Petani, katanya, umumnya hanya membajak tanah sebelum penanaman. Setelah mendapat pendampingan, petani bisa mengolah lahan secara mandiri. Penyuluh juga membantu petani memeriksa kadar keasaman tanah.
Menurut Mujimin, produksi jagung di lahan setengah hektar miliknya meningkat dua kali lipat, dari sebelumnya hanya 2 ton menjadi 4 ton. Ia pun menikmati keuntungan yang lebih banyak karena harga jagung di petani sebesar Rp 3.500 per kilogram untuk pipilan basah.