Longsor di Lumajang Sempat Tutup Jalan Desa, Warga Diminta Waspada
Masyarakat diminta mewaspadai kemungkinan bencana susulan mengingat potensi bencana hidrometeorologi sesuai prediksi BMKG akan terjadi hingga Februari 2022.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Material longsor di Desa Gucialit, Kecamatan Gucialit, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, yang sempat menutup jalan antardesa sudah bisa disingkirkan. Jalan sudah bisa dilewati. Masyarakat diminta mewaspadai kemungkinan bencana susulan selama musim hujan.
”Jalan tertutup sudah bisa dibuka. Kini warga hanya tinggal kerja bakti membersihkan sisa-sisanya. Warga pun diminta selalu waspada karena potensi longsor susulan selalu ada,” kata Kepala Bidang Pencegahan, Kesiapsiagaan, dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang Wawan Hadi Siswoyo, Selasa (16/11/2021), saat dihubungi dari Malang.
Hujan deras sejak Minggu (14/11/2021) memicu terjadinya longsor di Desa Gucialit, Kecamatan Gucialit, Kabupaten Lumajang pada keesokan harinya. Longsor merusak dua rumah warga dan sempat menutup akses jalan penghubung antara Desa Gucialit menuju Desa Kertowono. Dua rumah itu mengalami rusak sedang, seperti tembok terkena longsoran.
Material longsoran, yaitu tanah sekitar tinggi delapan meter dengan panjang 20 meter serta lebar satu meter, sempat memutus akses ke dua desa. Namun, setelah alat berat bisa digunakan di jalur berbukit tersebut pada Senin (15/11/2021), jalur mulai bisa dilewati. Normalisasi jalan desa terus dilakukan dengan kerja bakti oleh warga.
Menurut Wawan, potensi longsor susulan di tempat tersebut ada, sebab lahan perbukitan di sana tidak memiliki tegakan dan hanya ditanami sayuran serta bawang merah. ”Potensi itu ada karena memang lahan di sini tidak banyak pohonnya. Sehingga tanah bisa dengan mudah longsor jika terjadi hujan terus-terusan dengan intensitas tingi. Oleh karena itu, kami meminta warga selalu waspada dan memantau kondisi di wilayahnya masing-masing,” kata Wawan.
Saat ini, BPBD Kabupaten Lumajang beserta para sukarelawan di setiap desa diminta untuk memantau kondisi di wilayahnya masing-masing. Mereka wajib melaporkan kondisi di daerahnya, baik potensi bencana maupun saat terjadi bencana.
Fenomena La Nina juga akan berdampak pada peningkatan intensitas curah hujan yang berlangsung hingga Februari 2022.
Kontur Kabupaten Lumajang di kaki Gunung Semeru menyebabkan daerah di bagian selatan Jawa Timur tersebut rawan berbagai jenis bencana. Seperti longsor, pohon tumbang, serta genangan, banjir lahar dingin.
”Potensi bencana longsor dan pohon tumbang ada di sejumlah daerah perbukitan seperti di Gucialit ini, serta di daerah lain seperti di piket nol Km 59 di Desa Supiturang Kecamatan Pronojiwo, Desa Taman Ayu Kecamatan Pronojiwo, dan Desa Argosari Kecamatan Senduro. Adapun banjir berpotensi terjadi di Kecamatan Rowokangkung,” katanya.
Melihat hal itu, Wawan berharap, masyarakat Lumajang menjadi waspada khususnya pada potensi bencana hidrometeorologi yang menurut prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) akan terjadi hingga Februari 2022.
Pelaksana Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari mengatakan BMKG telah mengeluarkan informasi peringatan cuaca. Peringatan menyebutkan bahwa hujan lebat dan dapat disertai petir masih berpotensi terjadi di wilayah Kabupaten Lumajang hingga Rabu (17/11/2021).
Selain itu, fenomena La Nina, sesuai laporan BMKG, juga akan berdampak pada peningkatan intensitas curah hujan yang berlangsung hingga Februari 2022.
”BPBD Provinsi Jawa Timur juga telah meneruskan informasi peringatan dini potensi hujan tersebut kepada BPBD kabupaten/kota, untuk diteruskan kepada pihak terkait. Harapannya, masyarakat bisa lebih waspada dari ancaman bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor,” kata Abdul Muhari.