Hujan Hampir Setiap Hari, Warga Tepi Citarum Khawatir Banjir Susulan
Meskipun banjir telah surut, warga tepian Sungai Citarum khawatir terjadi banjir susulan saat hujan. Apalagi, kawasan Bandung Raya telah memasuki musim hujan dan diperkirakan mengalami puncaknya pada Maret 2022.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Banjir di pinggiran Sungai Citarum, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, mulai berangsur surut. Namun, masyarakat tetap khawatir banjir susulan terjadi karena hujan kerap melanda kawasan tersebut selama beberapa hari terakhir.
Sejumlah titik banjir di Kabupaten Bandung pada Selasa (16/11/2021) pagi sudah surut. Namun, beberapa wilayah masih tergenang sekitar 50 sentimeter sehingga menyulitkan warga berkegiatan, seperti di Kampung Jembatan, Kelurahan Andir, Kecamatan Baleendah.
Murniati (53), warga RT 001 RW 009 Kampung Jembatan, masih tinggal di lantai dua rumahnya. Di lantai satu, ketinggian air mencapai 50 sentimeter sehingga belum bisa ditinggali. Dia masih khawatir terjadi banjir susulan karena bisa menutup aksesnya keluar rumah.
”Kalau airnya naik lagi, pintu keluar-masuk bisa tenggelam, saya sulit ke mana-mana. Biasanya lewat tangga yang diletakkan di belakang. Rumah jadi lebih lembab. Saya khawatir terkena pilek dan sakit,” ujarnya.
Selain rumah Murniati, puluhan rumah yang berada di Kampung Jembatan masih terendam banjir. Genangan air masih masuk ke dalam rumah warga sehingga menyulitkan mereka beraktivitas.
Antrean kendaraan di Jalan Katapang, Andir, sesekali terjadi karena sebagian ruas masih tergenang air. Menurut Ncen (60), warga Kampung Jembatan, kendaraan akhirnya bisa melintas setelah banjir surut.
”Semalam kendaraan tidak bisa melewati jalan ini karena banjirnya cukup tinggi. Ini baru surut sekitar pukul 06.00 tadi sehingga sudah bisa dilewati kendaraan,” ujarnya.
Meskipun telah surut, Ncen tetap khawatir terjadi banjir susulan. Apalagi, Bandung Raya telah memasuki musim hujan sehingga hampir setiap hari turun hujan. Jika hujan deras melanda hingga lebih dari tiga jam, daerah pinggiran Sungai Citarum ini biasanya terdampak banjir.
”Kalau sudah banjir, saya tidak bisa ke mana-mana. Di rumah ada tiga anggota keluarga, satu anak bungsu saya tidak bisa jalan jadi harus dijaga. Kalau banjir susulan dan dia tiba-tiba sakit, saya tidak bisa apa-apa,” ujarnya. Karena itu, Ncen berharap kesiapsiagaan petugas saat banjir datang.
Menurut Gubernur Jabar Ridwan Kamil, curah hujan yang tinggi diperkirakan terjadi hingga Maret 2022. Dalam rentang waktu ini, potensi banjir dan longsor bisa terjadi di daerah-daerah rawan bencana. Karena itu, aparat kewilayahan diminta waspada dan menggelar apel rutin kesiapsiagaan bencana. Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Jabar telah menerapkan status Siaga 1 untuk 27 kabupaten/kota di Jabar.
Kamil menginstruksikan seluruh perangkat pemerintahan aktif memantau titik-titik rawan bencana seperti sungai dan daerah pergerakan tanah. Hal ini diharapkan bisa mencegah timbulnya korban saat terjadi bencana.
”Saya minta waspada sampai Maret 2022 karena ada curah hujan yang lebih tinggi dan tidak biasa. Ini punya potensi longsor dan banjir. Jangan sampai menunggu terjadinya bencana dan korban,” ujarnya.