Ketinggian banjir rob yang merendam sejumlah permukiman di Kota Pekalongan, Jateng, mulai surut dari 40-60 sentimeter menjadi 20-40 sentimeter. Sebagian pengungsi juga sudah kembali.
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
PEKALONGAN, KOMPAS — Banjir rob yang menggenangi sejumlah kelurahan di Kecamatan Pekalongan Utara, Kota Pekalongan, Jawa Tengah, berangsur surut, Selasa (16/11/2021) siang. Satu mobil pompa penyedot air dikerahkan untuk mengurangi genangan di permukiman.
Pada Senin (15/11/2021), gelombang air laut pasang dan masuk ke sejumlah sungai yang debit airnya sedang meningkat akibat hujan. Sebagian air sungai kemudian limpas dan merendam permukiman warga di Kelurahan Degayu, Kelurahan Krapyak, Kelurahan Panjang Wetan, Kelurahan Sampangan, dan Kelurahan Pasirkratonkramat.
Berdasarkan catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pekalongan, 600 rumah yang ditinggali sekitar 3.000 jiwa terendam. Ketinggian air yang pada Senin malam mencapai 40-60 sentimeter berangsur surut pada Selasa (16/11/2021) petang menjadi 20-40 sentimeter.
”Karena ketinggian air mulai berkurang, ada satu warga yang tadinya mengungsi, kembali ke rumahnya. Jadi, total pengungsi saat ini 14 orang. Mereka mengungsi di Aula Kelurahan Degayu,” kata Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Pekalongan Dimas Arga Yuda.
Untuk mengurangi genangan, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Pekalongan juga mengerahkan satu mobil pompa keliling. Mobil itu mampu menyedot air dengan kecepatan 50 liter per detik. Pada Selasa, mobil pompa digunakan untuk menyedot air di daerah yang terdampak paling parah, yakni di Kelurahan Degayu.
”Di wilayah itu sebenarnya sudah ada pompa permanen, tetapi tergenang. Jadi, tidak bisa dioperasikan secara optimal. Kehadiran mobil pompa ini diharapkan bisa mempercepat proses penyurutan daerah tergenang,” ujar Kepala Bidang Sumber Daya Air DPUPR Kota Pekalongan Khaerudin.
Menurut Khaerudin, pihaknya juga sedang berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali-Juwana supaya segera ada penanganan daurat. Penanganan darurat itu, antara lain penyediaan karung tanah untuk meninggikan tanggul sungai. Tanggul sungai yang dinilai paling mendesak ditinggikan ada di Sungai Gabus, panjangnya 500 meter hingga 1 kilometer.
Khaerudin menyebut, pihaknya bersama dengan BBWS Pemali-Juwana juga sedang merampungkan tiga paket pekerjaan pengendali banjir di Kota Pekalongan. Proyek yang dibangun dengan anggaran Rp 1,24 triliun tersebut diharapkan rampung pada 2023.
Sebelumnya, Kepala Bidang Pelaksanaan Jaringan Sumber BBWS Pemali Juwana Mustafa mengatakan, sistem pengendalian banjir dan rob di Kota Pekalongan mulai digarap sejak 4 Oktober 2021. Namun, detail engineering design (DED) dari pembangunan itu sudah disosialisasikan kepada warga sejak tahun 2020.
”Paket 1 meliputi kolam retensi, pembangunan parapet, pekerjaan bendung gerak, dan pekerjaan regular gate untuk sistem Sungai Lodji. Paket 2 meliputi normalisasi Sungai Banger, pembangunan parapet, normalisasi Sungai Gabus, dan tanggul rob. Sementara itu, paket 3 meliputi pekerjaan pompa serta pekerjaan long storage Sibulanan sepanjang 2 km serta long storage Susukan dan Celumprit. Di masing-masing sungai tersebut, BBWS akan memasang 3 x 1 ditambah 2 x 1,5 meter per kubik pompa air,” ujar Mustafa.