Sudah Lebih dari Dua Pekan, Banjir di Kabupaten Sintang Tak Kunjung Surut
Sudah lebih dari dua pekan banjir di Kabupaten Sintang tak kunjung surut. Ratusan ribu warga masih terdampak banjir dan puluhan ribu di antaranya mengungsi ke rumah kerabat maupun tempat yang disiapkan.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·3 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Sudah lebih dari dua pekan banjir di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, tak kunjung surut. Ratusan ribu jiwa masih terdampak dan puluhan ribu warga mengungsi baik ke tempat kerabat ataupun di tempat pengugsian yang disediakan.
Jaka (31), salah satu sukarelawan yang menyalurkan bantuan bagi warga, Senin (15/11/2021), mengatakan banjir masih belum surut. Di salah satu lokasi di Kecamatan Sintang, ketinggian banjir ada yang bertahan di sekitar 4 meter.
Berbagai pihak terus menyalurkan bantuan bagi warga terdampak banjir. Bantuan yang didistribusikan selain makanan dan kebutuhan pokok juga air minum. Sebab, akses warga masih sulit akibat dikepung banjir.
Berdasarkan data dari Komando Satgas Tanggap Darurat Kabupaten Sintang, hingga tanggal 14 November, banjir merendam sembilan kecamatan. Sebanyak 105.444 jiwa atau 30.712 keluarga terdampak banjir. Kemudian, 33.153 jiwa atau 10.368 keluarga mengungsi. Angka pengungsi tersebut baik yang mengungsi ke rumah kerabat maupun ke tempat pengungsian yang disediakan pemerintah.
Pemerintah Kabupaten Sintang telah mendirikan lima posko, 24 dapur umum dan 32 posko pengungsian yang tersebar di 12 kecamatan sejak banjir terjadi dua pekan lalu. Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji, menuturkan, pihaknya terus memantau perkembangan banjir melalui berbagai instansi dan Satgas yang telah dibentuk. Ketinggian banjir masih berfluktuasi.
”Warga banyak mengungsi ke rumah kerabat. Saat ini bantuan logistik makanan dan obat terus dikirim. Makanan dan obat dipastikan harus terus tersedian,” ujarnya.
Sintang berada di daerah aliran sungai dari daerah Kabupaten Melawi dan Kabupaten Kapuas Hulu sehingga secara topografi adalah cekungan. Di tepi jalan nasional terdapat daerah aliran sungai (DAS) Melawi sehingga langganan banjir.
Demikian juga dengan Sungai Kapuas juga masih meluap. Kondisi Sungai Kapuas mengalami sedimentasi dan sudah tiga tahun tidak pernah dikeruk. Padahal, Kapuas tempat penampungan air. Ketika terjadi pendangkalan maka banjir akan lama bertahan di daratan.
”Di muara Kapuas dulu jika tidak terjadi pasang kedalamannya 6,5-7 meter. Sekarang kedalamannya 4,5 -4,6 meter saja,” kata Sutarmidji.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sintang Bernhard Saragih, menuturkan, Pemkab Sintang menetapkan pos-pos pengungsian yang terdistribusi. Warga yang mengungsi di tempat kerabat maupun di tempat pengungsian yang disiapkan terus dipantau untuk pendistribusian bantuan logistik.
Ketinggian genangan air di kota Sintang pada Jumat-Sabtu pekan lalu sempat turun. Namun, di hulu terjadi curah hujan tinggi. Dalam satu dua hari lagi diprediksi air dari perhuluan akan tiba di kota. Oleh sebab itulah terjadi fluktuasi jumlah warga terdampak dan pengungsi.
Di muara Kapuas dulu jika tidak terjadi pasang kedalamannya 6,5-7 meter. Sekarang kedalamannya 4,5-4,6 meter saja
Untuk mengantisipasi itu, camat dan lurah telah diberi informasi bahwa terjadi hujan di perhuluan, untuk mengambil langkah antisipatif. Hari ketiga pasca hujan di hulu, biasanya air akan sampai ke kota Sintang.