Memacu Industri di Kalsel untuk Menyangga Ibu Kota Baru
Kabupaten Tabalong antusias menyambut pemindahan ibu kota negara baru di Penajam Paser Utara. Ada keunggulan kedekatan lokasi dan sumber daya alam yang berpotensi menunjang.
Pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan Timur membuat kabupaten dan kota di Kalimantan Selatan berpacu menyiapkan kawasan industri untuk menyangga. Tumbuhnya industri itu diharapkan meningkatkan perekonomian daerah sehingga daerah di sekitar ibu kota baru tidak sekadar menjadi penonton.
Salah satu kabupaten di Kalimantan Selatan yang sangat serius menyiapkan kawasan industri mendukung keberadaan ibu kota negara baru adalah Kabupaten Tabalong. Kabupaten di utara Kalsel dengan luas 364.652 hektar dan berpenduduk sekitar 218.000 jiwa itu dianggap memiliki potensi sumber daya alam yang besar serta letak geografis strategis.
”Tabalong daerah yang strategis, baik dari sisi geoposisi maupun geoekonomi,” ujar Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Tabalong Muhammad Noor Rifani di Tanjung, ibu kota Tabalong, lebih kurang 232 kilometer dari Banjarmasin, Jumat (29/10/2021).
Baca juga : Ibu Kota Baru Mimpi Bung Karno sampai Jokowi
Tabalong terhubung empat rangkaian jalan nasional penghubung tiga provinsi sekaligus, yaitu Kalsel, Kalteng, dan Kaltim. Mereka yang hendak menuju Kaltim atau Kalteng lebih sering melewati Tabalong. Jarak Tabalong dengan lokasi ibu kota negara baru di Penajam Paser Utara, Kaltim, juga paling dekat dibandingkan kabupaten/kota lain di Kalsel, sekitar 200 kilometer.
”Dengan letak geografis di kawasan segitiga emas, Tabalong punya potensi strategis untuk dikembangkan menjadi pusat berbagai pelayanan, baik perdagangan, jasa, pendidikan, maupun industri,” kata Rifani.
Khusus untuk industri, Pemkab Tabalong telah menyiapkan Kawasan Peruntukan Industri Seradang dengan luas areal 3.363 hektar. Kawasan industri itu persis di jalur Trans-Kalimantan Kalsel-Kaltim. Kawasannya meliputi lima wilayah desa di Kecamatan Haruai (2 desa) dan Upau (3 desa).
”Kami membuka kawasan industri itu tentu saja melihat komoditas unggulan daerah. Harapannya komoditas-komoditas daerah kami bisa diserap langsung oleh industri-industri yang ada,” ujarnya.
Baca juga : Kawasan Peruntukan Industri Disiapkan di Tabalong
Menurut Rifani, industri yang akan dikembangkan di Kawasan Peruntukan Industri Seradang nantinya akan disokong langsung sumber daya alam di Tabalong, di antaranya batubara, batu kapur, minyak, dan gas alam. Selain itu, juga ada komoditas unggulan perkebunan, misalnya karet dan kelapa sawit.
”Kawasan Peruntukan Industri Seradang itu sudah ditetapkan dalam Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tabalong Tahun 2014-2034. Untuk pengembangannya, kami juga mendapat dukungan dari dana APBN,” katanya.
Enam bulan terakhir ini banyak investor dari luar datang ke Tabalong mencari lahan untuk perkebunan serta mencari tanah untuk membangun hotel dan mal. (Anang Syakhfiani).
Saat ini, Pemkab Tabalong bekerja sama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dan Institut Teknologi Bandung menyusun rencana induk(masterplan) Kawasan Peruntukan Industri Seradang.
”Setelah masterplan selesai tahun ini, kami akan melakukan studi kelayakan atau feasibility study dan analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) tahun depan. Pada tahun 2024 diharapkan sudah mulai pengembangan kawasan peruntukan industri itu dengan mengundang investor dari dalam dan luar negeri,” tutur Rifani.
Bukan penonton
Bupati Tabalong Anang Syakhfiani mengatakan, Tabalong adalah daerah penyangga sesungguhnya ibu kota negara yang baru. Penajam Paser Utara tidak hanya dekat secara geografis, tetapi juga dekat secara psikologis. Masyarakat di daerah perbatasan provinsi itu kerap saling mengunjungi.
”Kalau ibu kota negara di Kaltim diresmikan pada 2024, kami masih punya waktu tiga tahun menyiapkan diri menjadi daerah penyangga ibu kota negara. Kami ingin betul-betul menjadi daerah yang produktif dan bukan sebagai penonton, melainkan sebagai pemain,” katanya.
Selain menyiapkan Kawasan Peruntukan Industri Seradang, Pemkab Tabalong juga sudah membangun pasar agrobisnis di Desa Kembang Kuning, Kecamatan Haruai. Letak pasar agrobisnis itu persis di tepi Jalan Trans-Kalimantan. ”Pasar agrobisnis itu kami siapkan bukan saja sebagai outlet (toko) Tabalong, melainkan juga sebagai outlet Kalsel,” ujarnya.
Baca juga : Jembatan Sei Alalak Tumpuan Baru Pertumbuhan Ekonomi Kalsel
Menurut Anang, daerahnya juga sedang menyiapkan infrastruktur perkotaan di kota Tanjung. Mereka akan membangun jalan selebar 30 meter sepanjang 4,2 kilometer, yang dirancang seperti Nusa Dua, Bali. Kawasan itu disiapkan untuk distrik bisnis baru di kota Tanjung. Pembangunannya ditargetkan selesai Agustus 2022 didukung dana pemulihan ekonomi nasional (PEN) daerah.
”Dalam enam bulan terakhir ini banyak investor dari luar datang ke Tabalong mencari lahan untuk perkebunan serta mencari tanah untuk membangun hotel dan mal. Perlahan tetapi pasti, Tabalong akan menjadi daerah terdepan di Kalsel,” katanya.
Banyak kompetitor
Kepala Dinas Perindustrian Provinsi Kalsel Mahyuni mengatakan, Kawasan Peruntukan Industri Seradang merupakan satu dari tujuh kawasan industri yang disiapkan di Kalsel dalam rangka menjadi daerah penyangga ibu kota negara baru di Kaltim.
Enam lainnya adalah Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tangga dan Kawasan Industri Batulicin di Tanah Bumbu, Kawasan Industri Jorong di Tanah Laut, KEK Mekar Putih di Kotabaru, Kawasan Industri Terpadu Mantuil di Banjarmasin, dan Kawasan Industri Terpadu Tapin di Tapin.
Baca juga : Kawasan Peruntukan Industri Seradang
”Kami mendukung semua kawasan industri yang diusulkan kabupaten dan kota, karena itu bagian dari tumbuh dan berkembangnya perekonomian Kalsel. Memang, tujuh kawasan industri tersebut akan menjadi kompetitor di dalam provinsi sendiri maupun dengan kawasan industri di regional Kalimantan dan di luar Kalimantan,” katanya.
Untuk bisa bersaing, menurut Mahyuni, setiap kawasan industri di Kalsel harus memiliki kelebihan masing-masing. Kelebihan itu diharapkan bisa menutupi kekurangan yang ada di kawasan industri di luar Kalsel.
Sejumlah potensi yang bisa menjadi daya tarik bagi investor untuk berinvestasi di kawasan industri di Kalsel antara lain batubara, biji besi, batu kapur, dan juga marmer. Kalsel memiliki kebun kelapa sawit seluas 530.000 hektar dan 45 pabrik minyak kelapa sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dengan kapasitas hampir 2.000 ton per jam. Produksi karet di Kalsel juga cukup tinggi, hampir 15.000 ton per bulan.
Di KEK Tangga, misalnya, baru-baru ini diresmikan pabrik biodiesel berkapasitas 1.500 ton per hari. Akhir tahun ini, di lokasi sama akan selesai pembangunan industri minyak goreng berkapasitas 500 ton per hari dan industri karung.
Hingga 2023, setidaknya ada 12 industri akan dibangun di KEK Tangga, di antaranya empat smelter feronikel dan industri baterai untuk menyambut industri mobil listrik.
”Meskipun banyak kompetitor, kami optimistis kawasan industri di Kalsel bisa berkembang. Kalau itu terealisasi, semua daerah di Kalsel akan menerima bagian kuenya,” ujarnya.
Jebakan SDM
Untuk semua kawasan industri yang sudah dan akan dibangun di Kalsel, lanjut Mahyuni, perlu disiapkan perusahaan pengelola kawasan industri, termasuk untuk Kawasan Peruntukan Industri Seradang. Saat ini di Kawasan Peruntukan Industri Seradang sudah ada perusahaan karet PT Bumi Jaya dan perusahaan semen PT Conch South Kalimantan Cement.
”Beberapa perusahaan besar yang sudah masuk ke Tabalong memang perlu diajak bicara, barangkali mereka berminat menjadi perusahaan pengelola kawasan peruntukan industri itu. Mulai sekarang kami harus menelusuri investor mana yang kira-kira berminat,” katanya.
Menurut pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lambung Mangkurat, Arief Budiman, pemerintah daerah harus serius menyiapkan infrastruktur, regulasi, dan sumber daya manusia (SDM) dalam rangka pengembangan kawasan industri di Kalsel. ”Ketiganya harus disiapkan dengan baik agar investor tertarik untuk masuk,” ujarnya.
Untuk infrastruktur dasar dan penunjang kawasan industri, Kalsel memang sudah surplus pasokan listrik, tetapi untuk yang lain masih kurang, misalnya pasokan air bersih dan jaringan telekomunikasi. Begitu juga untuk regulasi, di dalamnya perlu dimasukkan adanya insentif pajak bagi pelaku usaha dalam bentuk tax holiday, yaitu berupa pengurangan hingga pembebasan Pajak Penghasilan badan hingga dalam jangka waktu tertentu. Tax holiday itu bisa jadi daya tarik bagi para investor.
Berikutnya, pekerjaan rumah terbesar pemda adalah menyiapkan SDM terampil sesuai kebutuhan industri di Kalsel. ”Mulai sekarang pendidikan di sekolah menengah kejuruan (SMK) di Kalsel harus digenjot untuk menyiapkan tenaga-tenaga terampil,” katanya.
Arief mengingatkan, Kalsel belajar pada masa lalu ketika industri kayu lapis berjaya di Kalsel era 1980-an hingga awal tahun 2000. Waktu itu, kebanyakan tenaga kerja di industri kayu lapis orang luar Kalsel, terutama dari Pulau Jawa. Kondisi serupa terjadi lagi di industri pertambangan batubara dan perkebunan kelapa sawit sekarang ini.
”Kalsel selama ini terlalu dimanjakan sumber daya alam sehingga lupa menyiapkan SDM. Jangan sampai itu terjadi lagi ketika banyak industri dibangun di Kalsel,” katanya. Jika itu terjadi lagi, masyarakat Kalsel akan tetap menjadi penonton di tengah gemerlapnya pembangunan industri.