Kabel Bawah Laut di Lampung Rusak, Layanan Listrik di Pulau Terpencil Terganggu
Rusaknya kabel listrik bawah laut milik PLN membuat layanan listrik ke Pulau Pisang, Pesisir Barat, Lampung, terganggu. Saat ini, masyarakat di pulau terpencil itu hanya bisa menikmati listrik 12 jam setiap hari.
Oleh
VINA OKTAVIA
·2 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Lebih kurang 1.500 warga Pulau Pisang, Kabupaten Pesisir Barat, Lampung, kembali hanya menikmati aliran listrik pada malam hari. Hingga Senin (15/11/2021), perbaikan kerusakan kabel listrik bawah laut PT Perusahaan Listrik Negara Unit Induk Distribusi Lampung belum juga rampung.
Warga Pulau Pisang baru menikmati layanan listrik selama 24 jam lewat sambungan kabel bawah laut sejak April 2019. Sebelumnya, mereka bergantung pada pembangkit listrik tenaga surya.
Darman, warga Sukadana, Kecamatan Pulau Pisang, menuturkan, gangguan sambungan listrik itu terjadi sejak dua bulan lalu. Saat itu, listrik padam total selama tiga hari berturut-turut. Warga lantas melaporkannya pada PLN Unit Layanan Pelanggan Rayon Liwa.
”Kami mendapat informasi ada kerusakan kabel bawah laut milik PLN sehingga listrik padam,” kata Darman saat dihubungi dari Bandar Lampung, Senin (15/11/2021).
Saat ini, Darman mengatakan, warga mengandalkan pasokan listrik lewat dua mesin diesel. Namun, karena kapasitasnya terbatas, kedua alat itu baru bisa dioperasikan mulai pukul 18.00-06.00.
Akibat kerusakan itu, Darman mengungkapkan, aktivitas sebagian masyarakat terganggu. Warga yang bekerja sebagai nelayan, misalnya, kesulitan menyimpan hasil tangkapan ikan karena keterbatasan pasokan es batu. Akibatnya, ikan tangkapan menjadi mudah busuk.
”Nelayan terpaksa membeli es batu dari seberang pulau, Kecamatan Krui, yang berjarak sekitar 30 mil atau 48 kilometer dari Pulau Pisang. Namun, pasokan es juga kerap tidak ada,” katanya.
Keterbatasan pasokan listrik juga menimbulkan masalah baru dalam penyimpanan vaksin. ”Untuk sementara, semua vaksin disimpan di puskesmas di Krui. Jadi, setiap hari mereka membawa vaksin ke Pulau Pisang menggunakan cold box,” kata Gita, bidan desa di Pulau Pisang.
Manajer Komunikasi dan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan PLN UID Lampung Elok F Saptining Ratri menjelaskan, kerusakan kabel listrik bawah laut PLN itu disebabkan hubung singkat pada titik 451 meter dari Gardu Hubung Tembakak di Kabupaten Pesisir Barat.
Menurut dia, PLN masih menunggu hasil investigasi dan perbaikan kabel laut itu. Pihaknya belum bisa memastikan kapan perbaikan kabel laut selesai karena masih terkendala gelombang tinggi di perairan Barat Lampung.
Elok menambahkan, PLN telah mengirim dua unit mesin genset tambahan ke Pulau Pisang sejak 13 November 2021. Dengan begitu, ada empat unit mesin genset berkapasitas 200 kVA. Ia mengklaim, listrik sudah menyala selama 24 jam lagi,
Darman mengatakan, dua mesin itu sudah tiba di Pulau Pisang. Namun, mesin itu belum beroperasi. Akibatnya, keberadaan genset itu belum bisa mendukung pasokan listrik warga.