Kegiatan pembersihan pantai dari sampah di pesisir Surabaya dekat Jembatan Suramadu memperlihatkan masih rendahnya kesadaran tentang penanganan dan pengelolaan sampah di ibu kota Jawa Timur tersebut.
Oleh
AMBROSIUS HARTO/AGNES SWETTA PANDIA
·2 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Sampah masih mengotori pesisir pantai di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (12/11/2021). Hal ini ikut menujukkan masih minimnya langkah pemerintah untuk mendampingi masyarakat agar semakin peduli pada masa depan lingkungan yang ideal.
Kondisi itu mendorong Komando Armada 2 menggelar Karya Bhakti Program Laut Bersih (Prolasih) 2021, Jumat. Bersama Pemerintah Kota Surabaya dan pihak lainnya, program tahunan ini diharapkan ikut mewujudkan kondisi lingkungan yang lebih baik.
Kegiatan yang melibatkan 700 personel TNI Angkatan Laut ini dipimpin Panglima Komando Armada 2 Laksamana Muda Iwan Isnurwanto. Titik pembersihan sampah dilakukan di pantai sepanjang Jembatan Suramadu sisi Surabaya. Lokasi itu juga dikenal sebagai kawasan wisata warga.
”Prolasih bertujuan mengatasi pencemaran dan membangkitkan kesadaran masyarakat untuk terlibat dalam penanganan dan pencegahan pencemaran,” kata Iwan.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, Prolasih menambah panjang kontribusi Koarmada 2. ”Penanganan pencemaran pantai dengan bantuan jajaran Koarmada 2 memperlihatkan kontribusi dan kolaborasi bersama untuk menangani berbagai persoalan di Surabaya,” kata Eri.
Ke depan, Eri berharap kolaborasi ini bisa menyentuh kepedulian masyarakat untuk terus melestarikan lingkungan. Hal itu bisa diwujudkan dengan tidak membuang sampah sembarangan hingga ikut membersihkan sampah yang telanjur muncul.
Keberadaan sampah ini menjadi catatan besar bagi Surabaya. Alasannya, kota ini sudah mendapatkan beberapa penghargaan sebagai kota bersih dan hijau di tingkat global.
Surabaya mendapat penghargaan dalam ”The 5th ASEAN ESC Award and the 4th Certificate of Recognition”, Kamis (22/10/2021). Program ini di bawah koordinasi ASEAN Working Group on Environmentally Sustainable Cities (AWGESC). Surabaya mendapat penghargaan kategori udara terbersih untuk kota besar.
Sebelumnya, Surabaya juga meraih penghargaan Program Kampung Iklim dari Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Dalam anugerah yang diberikan secara virtual, Selasa (19/10/2021), ada 10 kampung di Surabaya yang mendapat piala dan sertifikat.
Masalah pencemaran ini kompleks dan tidak bisa diatasi kegiatan seremonial bersih-bersih saja. (Prigi Arisandi)
Direktur Eksekutif Ecoton Prigi Arisandi mengatakan, sampah di pantai yang menjadi obyek wisata memperlihatkan rendahnya kesadaran masyarakat menjaga kebersihan. Dia juga mengatakan, hal itu ikut menunjukkan belum ada solusi jitu dari pemerintah untuk penanganan dan pengendalian pencemaran.
Dia mencontohkan, belum ada program kuat untuk pengurangan sampah plastik di tengah konsumsi masyarakat yang tinggi. Saat masyarakat belum terbiasa terlibat dalam program daur ulang, hanya disediakan tempat sampah di ruang publik. Padahal, untuk menumbuhkan kesadaran, warga membutuhkan pendampingan berkelanjutan.
”Masalah pencemaran ini kompleks dan tidak bisa diatasi kegiatan seremonial bersih-bersih saja,” ujar Prigi.