Pemprov Kalbar Salurkan 5.500 Paket Kebutuhan Pokok untuk Korban Banjir
Pemprov Kalbar menyalurkan 5.500 paket kebutuhan pokok untuk warga terdampak banjir di Kabupaten Sintang dan Melawi. Hal itu untuk menjamin kebutuhan pokok warga terpenuhi.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·3 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Banjir masih menggenangi sejumlah daerah di Kalimantan Barat. Pemerintah Provinsi Kalbar menyalurkan 5.500 paket bantuan kebutuhan pokok bagi warga yang daerahnya terdampak parah di Kabupaten Sintang dan Melawi. Ini untuk memastikan kebutuhan pangan warga terpenuhi.
Bantuan tersebut didistribusikan menggunakan kendaraan TNI yang diberangkatkan dari Pendopo Gubernur Kalbar, Jumat (12/11/2021) sore. Pendistribusian menggunakan kendaraan TNI karena relatif tinggi sehingga bisa melintasi wilayah banjir. Gubernur Kalbar Sutarmidji melepas keberangkatan tim yang menyalurkan bantuan tersebut.
Dia mengatakan, sejak banjir melanda, ada warga yang tidak bisa bekerja sehingga memerlukan bantuan kebutuhan pokok. ”Saya sudah sampaikan kepada pemerintah kabupaten, tidak ada istilah kehabisan stok. Kalau kurang, beri tahu pemerintah provinsi dan akan kami kirim lagi. Pertamina juga sudah saya minta selalu menyiapkan elpiji,” ujarnya.
Pemprov juga sedang menyiapkan bantuan untuk warga terdampak banjir di Kabupaten Sekadau yang akan didistribusikan sekitar dua hari lagi. Jumlahnya bisa di atas 10.000 paket kebutuhan pokok.
Bulog sudah diminta menyiapkan stok beras sejak minggu lalu. Kabupaten yang terdampak banjir juga diminta menggunakan cadangan pangan yang ada di Bulog daerah masing-masing. Di setiap kabupaten ada sekitar 100 ton cadangan beras.
Pemprov juga sebelumnya sudah menyalurkan 100 ton beras untuk Kabupaten Sintang, 50 ton untuk Kabupaten Melawi, 25 ton untuk Kabupaten Sekadau, dan 50 ton untuk Kabupaten Sanggau. Jika pangan habis, daerah dipersilakan melapor karena pemprov masih memiliki cadangan 200 ton beras.
Dapur umum juga sudah dibangun di Sintang dan Melawi. Namun, karena di Melawi sudah tidak ada pengungsi, dapur umum pemprov akan dipindahkan ke Sanggau. ”Prosedur standar operasi sudah ada. Itulah yang dijalankan,” ucap Sutarmidji.
Satgas banjir juga sudah dibentuk. Kepala Dinas Sosial Provinsi Kalbar sejak minggu lalu berkantor di Sintang dan Melawi. Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kepala Dinas Pertanian, Kepala Dinas Perdagangan, Kepala Dinas Peternakan, serta Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan diminta mengoordinasikan di lapangan untuk memastikan kebutuhan masyarakat terpenuhi. ”Banjir masih tinggi sehingga yang kami lakukan saat ini bagaimana masyarakat mendapatkan pasokan kebutuhan pokok dengan baik,” ujarnya.
Hingga Jumat, banjir masih menggenangi sejumlah daerah di Kalbar, antara lain yang cukup parah di Kabupaten Sintang, Kapuas Hulu, Melawi, Sekadau, dan Sanggau. Banjir di Sintang bahkan sudah 23 hari belum surut.
Yusuf Rizal, Ketua RT 002 RW 001, Kelurahan Ladang, Kecamatan Sintang, menuturkan, pada Jumat sore ketinggian banjir masih sekitar 1,5 meter. Masih banyak warga yang mengungsi ke tempat kerabat dan masjid. Namun, ada juga yang tetap bertahan di rumah dengan membangun panggung.
Ada potensi banjir bertambah tinggi.
Akibat kondisi itu, akses wilayah masih sangat susah. Jika ingin membeli kebutuhan pokok, warga harus menggunakan perahu. Oleh sebab itu, air bersih, elpiji, dan kebutuhan sehari-hari lainnya masih sangat diperlukan warga terdampak banjir.
Listrik pun sudah dua minggu padam. Sinyal telekomunikasi terganggu. Jika ingin mengakses informasi, Yusuf harus ke Gedung Pancasila yang berjarak sekitar 3 kilometer dari rumahnya agar mendapatkan sinyal internet.
Pada Jumat sore, kota Sintang kembali diguyur hujan lebat. Menurut Yusuf, ada potensi banjir bertambah tinggi. Ketinggian banjir di jalan lintas Melawi (ruas jalan nasional) di kota Sintang masih sekitar 1 meter, hanya bisa dilintasi kendaraan tertentu.
Banjir juga masih merendam Kabupaten Sanggau. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sanggau Siron menyebutkan, banjir masih setinggi 20 sentimeter hingga 2 meter. Sebanyak 8.320 rumah terendam dan 26.145 jiwa terdampak.
Kondisi di Kabupaten Kapuas Hulu juga demikian. Menurut Kepala BPBD Kabupaten Kapuas Hulu Gunawan, sebanyak 20.113 jiwa terdampak banjir di 9 kecamatan dan 42 desa. Sebanyak 3.808 rumah terendam banjir. Sementara itu, fasilitas umum yang terendam banjir sebanyak 129 unit.