KUR Perbankan Didorong Ungkit Potensi UMKM Pertanian Kawasan Toba
Otoritas Jasa Keuangan meminta perbankan memaksimalkan penyaluran kredit usaha rakyat untuk usaha mikro, kecil, dan menengah di kawasan Danau Toba, Sumatera Utara. Kawasan ini menyimpan potensi UMKM di sektor pertanian.
Oleh
NIKSON SINAGA
·2 menit baca
PARAPAT, KOMPAS — Otoritas Jasa Keuangan meminta perbankan memaksimalkan penyaluran kredit usaha rakyat untuk usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM di kawasan Danau Toba, Sumatera Utara. Selain pariwisata, potensi UMKM di bidang pertanian sangat besar, khususnya yang berorientasi ekspor.
”Kalau ada lahan yang belum tergarap di kawasan Danau Toba, perbankan bisa membantu dari sisi pembiayaan. Potensi komoditas ekspor di Sumut sangat besar, seperti kopi, serai wangi, dan juga porang,” kata Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso, di Parapat, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Jumat (12/11/2021).
Wimboh menyampaikan hal tersebut dalam acara UMKM Toba Vaganza bertema ”Satu Dasawarsa OJK, UMKM Bangkit Ekonomi Tumbuh”. Dalam kegiatan itu, hadir Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan serta Pejabat Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi Sumut Afifi Lubis.
Wimboh mengatakan, percepatan pertumbuhan UMKM adalah bagian pemulihan ekonomi nasional. Untuk itu, mereka terus mendorong penyaluran KUR oleh perbankan. Pemerintah pun menargetkan penyaluran KUR sebesar Rp 285 triliun sepanjang 2021. Hingga Oktober, perbankan sudah menyalurkan Rp 225,91 triliun atau sekitar 79,2 persen.
”Nilai KUR yang akan disalurkan pun akan terus meningkat setiap tahun hingga porsinya 30 persen dari kredit yang disalurkan perbankan pada 2024,” kata Wimboh. Dengan target penyaluran KUR 30 persen, dia mengingatkan, perbankan harus tetap sehat, memperoleh untung, dan memberikan kontribusi pada pemegang saham.
Sementara itu, Luhut mengatakan, di tengah perekonomian yang cukup sulit karena pandemi Covid-19, UMKM menjadi penopang perekonomian nasional. ”UMKM menjadi tulang punggung ekonomi nasional di tengah ekonomi yang sulit,” kata Luhut. Dia pun meminta OJK ikut menindak pinjaman daring ilegal yang selama ini turut menjerat pelaku UMKM.
Hisar Simbolon (57), petani kopi dari Desa Bangun, Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi, mengatakan, ia mendapat KUR Rp 40 juta. Pinjaman itu pun akan dia bayar setelah sembilan bulan dengan bunga 6 persen per tahun. ”Ini sangat membantu saya untuk memperluas kebun kopi arabika saya di Dairi,” kata Hisar.
Hisar mengatakan selama ini mengolah kebun kopi seluas 4 rante (1 rante = 400 meter persegi). Dari kebun itu, ia mendapat Rp 1,5 juta hingga Rp 2 juta per bulan. Dengan KUR, ia berencana memperluas kebun baru seluas 10 rante. Selama ini, lahannya tersebut terbengkalai karena terkendala modal.