11 Jam Pembersihan Material Longsor di Jalur Magelang-Boyolali
Dibutuhkan waktu sekitar 11 jam untuk membersihkan material longsor dari Jalan Raya Magelang-Boyolali di Desa Ketep, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang. Pembersihan longsoran dilakukan di jalan dan saluran irigasi.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Pembersihan material longsor di jalur penghubung Magelang-Boyolali di Desa Ketep, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Jumat (12/11/2021), membutuhkan waktu sekitar 11 jam. Selain membuka akses, pengerukan material pun dilakukan saksama untuk membersihkan longsoran tanah yang sempat menyumbat saluran irigasi.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang Edi Wasono mengatakan, pembersihan saluran irigasi penting dilakukan sebagai antisipasi dari bahaya longsor susulan. ”Jika tidak cepat dibersihkan, saluran irigasi yang tersumbat akan menghambat laju aliran, termasuk air hujan, dan akhirnya berpotensi memicu kembali terjadinya titik-titik longsoran baru,” ujarnya, Jumat (12/11/2021) petang.
Setelah sebelumnya hujan deras turun sejak Kamis (11/11/2021) siang, longsor terjadi di Desa Ketep pada Kamis sekitar pukul 20.30. Longsoran tanah meluncur dari tebing setinggi sekitar 20 meter dan sempat menutup akses jalan penghubung Magelang-Boyolali sepanjang sekitar 25 meter. Adapun tinggi timbunan material longsor bervariasi mulai dari 1,5 meter hingga 2 meter.
Pembersihan jalan menggunakan satu alat berat dari Dinas Pekerjaan Umum, Bina Marga, dan Cipta Karya Jawa Tengah, dimulai sejak Jumat (12/11/2021) pukul 01.00. Sekitar pukul 10.00, material longsor di jalan sudah berhasil dibersihkan. Setelah itu, dengan tenaga manual, warga sekitar pun bergotong royong membersihkan saluran irigasi yang masih tersumbat.
Akibat bencana tersebut, akses jalan Magelang-Boyolali ditutup total selama sekitar 12 jam, mulai Kamis pukul 20.30 dan baru dibuka dengan sistem buka tutup pada Jumat pukul 10.00. Sekitar pukul 12.00, setelah pembersihan tuntas, lalu lintas Magelang-Boyolali kembali normal.
Kendati longsor sudah berhasil ditangani, Edi mengingatkan warga dan pemerintah desa setempat akan ancaman longsor susulan. ”Dengan tingginya intensitas hujan saat ini, longsor susulan bisa kapan saja terjadi,” ujarnya.
Bagian atas tebing yang longsor adalah areal yang ditanami beragam jenis pohon. Namun, jumlah pohon tidak terlalu banyak, tidak rapat, dan masih menyisakan banyak petak kosong tanpa vegetasi apa pun.
Menurut Edi, longsor berpotensi terjadi di mana saja di seluruh Kabupaten Magelang. Sejak Januari hingga awal November ini, di Kabupaten Magelang telah terjadi 210 kali kejadian longsor di berbagai lokasi.
Sementara itu, Kepala Subbagian Tata Usaha Balai Pengelolaan Jalan Wilayah Magelang Dinas Pekerjaan Umum, Bina Marga, dan Cipta Karya Jawa Tengah, Parjo, mengatakan, berdasarkan laporan longsor yang diterimanya pada Kamis malam sekitar pukul 20.30, pihaknya langsung berupaya menggerakkan alat berat ke lokasi longsor.
Tanpa ada lampu penerangan jalan di sekitar jalan, pembersihan material longsor terpaksa dilakukan dalam kondisi gelap dan hanya dibantu lampu yang dibawa petugas. Namun, agar akses jalan bisa cepat dibuka, pembersihan jalan menggunakan alat berat tetap dilakukan pada Jumat dini hari.
Saat ini, pembersihan jalan sudah selesai dan alat berat sudah kembali ke posko kesiapsiagaan bencana di Dinas Pekerjaan Umum, Bina Marga, dan Cipta Karya Jawa Tengah di Kota Magelang. Kendati demikian, pada kondisi darurat, Parjo mengatakan, pihaknya tetap siaga membantu dan mengerahkan alat berat kapan saja dibutuhkan.