Pelabuhan Rusak dan Kapal Tenggelam akibat Cuaca Buruk di Kepri
Cuaca ekstrem di Kepulauan Riau mengakibatkan kapal tenggelam dan kerusakan pelabuhan. Selain itu, hujan lebat yang berbarengan dengan pasang air laut dikhawatirkan juga bakal memicu bencana hidrometeorologi.
Oleh
PANDU WIYOGA
·2 menit baca
BATAM, KOMPAS — Hujan lebat dan angin kencang di Kepulauan Riau mengakibatkan infrastruktur pelabuhan di Kabupaten Lingga rusak. Selain itu, cuaca buruk juga mengakibatkan sebuah kapal pengangkut kelapa tenggelam di perairan Kabupaten Karimun.
Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lingga Oktanius Wirsal, Kamis (11/11/2021), mengatakan, kerusakan infrastruktur pelabuhan terjadi di Pulau Pekajang. Pelabuhan itu adalah satu-satunya akses transportasi warga dan pasokan bahan pokok.
Bencana itu terjadi saat hujan lebat datang berbarengan dengan angin kencang pada Rabu (10/11/2021) pagi. ”Selain mengakibatkan kerusakan pelabuhan, ombak tinggi juga menyebabkan rumah warga di sejumlah lokasi rusak,” kata Oktanius saat dihubungi.
Menurut dia, kerusakan rumah warga yang paling parah terjadi di pesisir Desa Tanjung Irat, Pulau Singkep, Lingga. Selain mengakibatkan kerusakan rumah warga, cuaca buruk di Lingga juga membuat puluhan keramba apung nelayan hanyut.
”Hujan lebat dan angin kencang yang memicu gelombang tinggi ini terjadi merata di seluruh perairan Lingga. Yang paling merasakan dampaknya adalah nelayan karena mereka tidak bisa melaut dan kehilangan sumber pendapatan,” ujar Oktanius.
Secara terpisah, Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Tanjung Pinang Slamet Riyadi mengatakan, cuaca buruk juga mengakibatkan kapal kayu pengangkut 180 ton kelapa karam di perairan Karimun, Rabu (10/11/2021). Lima awak kapal itu diselamatkan kapal tanker Tirta Samudera XX.
Slamet mengingatkan warga agar mengurangi aktivitas di laut selama musim angin utara melanda. Musim angin utara yang ditandai cuaca ekstrem dan ombak tinggi mulai melanda perairan Kepri pada bulan ini dan diperkirakan akan berlangsung hingga Februari.
”Masyarakat pesisir, terutama nelayan, diharapkan menaati imbauan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk tidak melaut saat cuaca buruk. Apabila terpaksa melaut, warga harus memakai perlengkapan keselamatan yang memadai,” ucap Slamet.
Sebelumnya, Koordinator Bidang Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Batam Suratman mengatakan, musim angin utara juga menandai puncak musim hujan di Kepri. Hujan lebat ditambah pasang air laut karena angin kencang juga berpotensi memicu banjir dan tanah longsor di sejumlah lokasi di Kepri.