Sisi Kepahlawanan Ojek Daring dan Nakes di Kota Cirebon
Sejak pandemi Covid-19 melanda, pengendara ojek daring tidak hanya mengantar penumpang atau pesanan makanan, tetapi juga berkontribusi dalam penanganan pandemi.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·4 menit baca
Sejak pandemi Covid-19 melanda, tugas pengendara ojek online atau daring tidak hanya mengantar penumpang atau pesanan makanan. Mereka juga menyalurkan makanan untuk warga yang menjalani isolasi mandiri, mendistribusikan sembako, hingga menggelar vaksinasi Covid-19.
Mengendarai sepeda motor, para pengemudi ojek daring menjemput sekitar 50 tenaga kesehatan ke Kantor Kepolisian Resor Cirebon Kota, Rabu (10/11/2021). Mereka mengantar para nakes menerima sembako sebagai bentuk penghargaan dalam peringatan Hari Pahlawan. Kepala Polres Cirebon Kota Ajun Komisaris Besar Fahri Siregar menyerahkan sembako secara simbolis.
”Kami diminta berpartisipasi oleh Pak Kapolres untuk antar jemput tim nakes ke depan selama dua minggu,” ujar Tri Nopi, Ketua Tim Satuan Tugas Gojek Wilayah Cirebon dan Kuningan. Sekitar 40 mitra Gojek bakal menjemput nakes ke lokasi vaksinasi Covid-19 yang digelar Polres Cirebon Kota.
Menurut Tri, kebersamaan pengemudi ojek daring dan nakes menggambarkan peran penting keduanya selama wabah Covid-19. ”(Pengendara) ojol itu pahlawan bagi keluarga. Di samping itu, juga (pahlawan) untuk masyarakat yang bisa membantu pengantaran pesanan dan lainnya,” ungkapnya.
Bahkan, pada Senin (8/11/2021), para pengemudi ojek daring yang tergabung dalam Keluarga Besar Online Cirebon (KBOCR) Cirebon Raya menggelar vaksinasi Covid-19. Bersama Polres Cirebon Kota, Macan Ali, dan organisasi lainnya, komunitas itu menyiapkan 500 dosis Sinovac untuk pengendara ojek daring dan masyarakat umum.
Meskipun belum mencapai target, upaya tersebut patut diapresiasi. Apalagi, Iswanto (41), pengemudi Gojek, bersama sejumlah rekannya rela tidak ”mengaspal”. ”Kalau dihitung, potensi pendapatan yang hilang kalau tidak narik (bekerja) sehari bisa Rp 200.000 sampai Rp 300.000,” ujar Iswanto.
Bagi Ketua KBOCR Cirebon Raya ini, kegiatan vaksinasi bagi masyarakat tidak bisa dibandingkan dengan pendapatan ratusan ribu rupiah. Imunisasi dapat melawan keganasan virus korona baru. Semakin banyak warga yang divaksin, kekebalan kelompok terhadap virus tak kasatmata itu kian cepat terbentuk.
Apalagi, laju vaksinasi di daerah belum optimal. Di Kabupaten Cirebon, misalnya, capaian vaksinasi Covid-19 dosis pertama masih di bawah 50 persen dari target 1,7 juta orang, sedangkan dosis kedua baru 17,5 persen. Artinya, potensi penyebaran Covid-19 masih mengancam.
Untuk itu, lanjutnya, pengemudi ojek daring ingin mempercepat laju vaksinasi. Menurut dia, sekitar 80 persen dari 4.000 pengendara ojek daring di Cirebon Raya telah menjalani vaksinasi. Bahkan, mereka termasuk kelompok yang divaksin awal. Pendaftaran melalui aplikasi turut mempermudah vaksinasi.
Hambatan vaksinasi
Akan tetapi, pengojek daring masih dilanda berbagai hambatan, mulai dari kesibukan bekerja, kesulitan akses, hingga khawatir efek samping vaksin. ”Makanya, kami membuka gerai vaksinasi dan terus mengajak teman-teman divaksin. Dengan vaksin, tubuh lebih sehat dan meningkatkan kepercayaan konsumen,” ucapnya.
Atas dorongan Iswanto dan rekan lainnya, Rusmana (36), pengendara ojek daring, akhirnya memberanikan diri divaksin siang itu. Ketika jarum suntik menembus kulitnya, Rusmana menutup erat matanya dan tangannya mencengkeram lutut petugas. Teriakannya seperti tertahan rasa malu di hadapan petugas.
”Saya trauma dengan jarum suntik waktu disunat dulu,” ucap warga Kecamatan Talun, Cirebon, ini diiringi senyum. Bapak empat anak itu melawan ketakutan demi melindungi dirinya dan orang lain. Apalagi, istri, anak, dan rekannya sesama pengemudi ojek daring juga telah divaksin.
Baginya, vaksin turut meningkatkan order konsumen. Layanan pesan antar dari mal, misalnya, mengharuskan pengemudi ojek daring memiliki kartu vaksin. Tanpa itu, Rusmana tak bisa masuk ke pusat perbelanjaan. Padahal, pesanan pelanggan selama ini menghidupi dirinya dan keluarga.
Ketika pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat pertengahan 2021 lalu, penghasilan Rusmana anjlok. Sehari, ia hanya mendapat dua atau tiga order dengan pendapatan sekitar Rp 50.000. ”Kredit motor sekitar Rp 700.000 per bulan sempat macet,” ucapnya.
Kini, seiring pelonggaran PPKM, pendapatannya mulai membaik. Dalam sehari, mantan petugas kebersihan di sebuah mal di Jakarta ini dapat melayani 10-15 pesanan dengan penghasilan bersih sekitar Rp 120.000. ”Sebanyak Rp 100.000 untuk istri, Rp 20.000 untuk saya, ha-ha-ha,” kata Rusmana yang telah empat tahun menjadi mitra Gojek.
Selain vaksinasi, pengendara ojek daring juga membantu warga ketika melaksanakan isolasi mandiri. ”Saya sering kali dapat orderan isoman. Biasanya, pesanan disimpan di pagar. Untung sudah ada GoPay, jadi pembayaran tidak mesti kontak fisik,” lanjut Iswanto.
Bapak dua anak ini sempat khawatir terpapar Covid-19 ketika mengirimkan makanan untuk warga yang isoman. Selain menegakkan protokol kesehatan, ia juga terus berdoa kepada Sang Pencipta. Jika merasa kurang sehat, ia memutuskan rehat di rumah.
Kami (pengendara ojek daring) termasuk garda terdepan penanganan Covid-19. (Iswanto)
Selama 1,5 tahun terakhir, KBOCR juga bekerja sama dengan pemerintah daerah di Cirebon untuk mengantar bantuan sosial kepada warga terdampak Covid-19. Tidak jarang, mereka jadi sasaran keluhan warga yang tidak menerima bansos. ”Kami jadi bulan-bulanan kemarahan warga. Padahal, warga belum tahu kalau ada sembilan pintu bansos,” ungkapnya.
Roda sepeda motor Iswanto, Rusmana, dan pengendara ojek daring lainnya tidak hanya membantu warga, tetapi juga turut memutar roda ekonomi selama pandemi. Kepala Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Turro S Wongkaren mengemukakan, kontribusi Gojek terhadap perekonomian nasional pada 2021 diproyeksikan Rp 249 triliun atau 1,6 persen produk domestik bruto Indonesia (Kompas, 22/10/2021).
”Kami termasuk garda terdepan penanganan Covid-19,” kata Iswanto. Itu sebabnya, para pengemudi ojek daring kini bak pahlawan tanpa tanda jasa. Mereka berharap pandemi segera berakhir. Dan, jangan lupa bintangnya ya, Kak.