Indonesia segera mandiri dalam penanganan Covid-19 melalui program vaksinasi setelah vaksin Merah Putih dari tim peneliti Universitas Airlangga siap diproduksi untuk kepentingan uji klinis.
Oleh
AMBROSIUS HARTO, AGNES SWETTA PANDIA
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Vaksin Merah Putih dari tim peneliti Universitas Airlangga, Surabaya, untuk penanganan Covid-19 (coronavirus disease 2019) segera diproduksi di PT Biotis Pharmaceuticals guna kepentingan uji klinis sebelum digunakan kepada masyarakat.
”Uji praklinis terhadap hewan dari vaksin Unair ini mempelihatkan hasil yang bagus dan memiliki efikasi tinggi sehingga bisa dilanjutkan ke uji klinis,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat menghadiri Sidang Terbuka Dies Natalis Ke-67 Unair di Kampus C Mulyorejo, Surabaya, Selasa (9/11/2021).
Dalam sidang itu, Rektor Unair Mohammad Nasih menyerahkan seed vaksin Merah Putih kepada Biotis. Selanjutnya, Biotis akan memproduksi vaksin itu untuk kepentingan uji klinis. Menurut Budi, pada uji klinis tahap pertama, vaksin akan diberikan kepada 100 orang (sampel) untuk melihat aspek keamanan. Selanjutnya atau tahap kedua, vaksin diberikan kepada 400 orang untuk melihat imunogenisitas. Tahap ketiga, vaksin akan diberikan kepada 3.000 orang untuk melihat efikasi atau kemanjuran.
”Uji klinis akan dilaksanakan semester pertama tahun depan di Surabaya dengan harapan berjalan lancar sehingga pada semester berikutnya bisa diproduksi massal,” kata Budi.
Menurut Budi, skenario uji klinis tahap ketiga di mana pemberian kepada 3.000 orang sedang disusun dan disempurnakan. Ada skenario bahwa vaksin Merah Putih menjadi dosis ketiga atau booster bagi masyarakat yang telah menerima dosis pertama dan dosis kedua atau komplet vaksin Covid-19. Skenario lain, vaksin Merah Putih diberikan kepada anak-anak.
”Dalam uji klinis tahap ketiga ada tiga skenario tadi, yang pertama, vaksin dua kali, sebagai booster, dan vaksin dua kali dengan sasaran anak-anak usia di bawah 12 tahun,” ujar Budi.
Pengembangan vaksin Merah Putih oleh Unair dan Biotis dianggap luar biasa karena dapat menyelesaikan penelitian sampai uji praklinis kurang dari setahun sejak serangan pandemi Covid-19 yang dimulai pada Maret 2020 di Indonesia.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menyatakan siap mendukung uji klinis tahap pertama, kedua, dan ketiga di Surabaya. ”Jika bisa digunakan sebagai booster, saya siap menjadi sukarelawan pertama,” kata Khofifah yang juga Ketua Umum Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Unair.
Uji klinis, lanjut Khofifah, dapat dilaksanakan di RSUD Dr Soetomo, Surabaya. Telah disiapkan gazebo khusus di RSUD dalam pengelolaan Pemprov Jatim itu untuk mendukung tahap uji klinis vaksin Merah Putih. ”Kami menyiapkan RSUD Dr Soetomo untuk pelaksanaan uji klinis dan semoga berjalan lancar,” ujarnya.
”Sebagai Ketua Umum IKA Unair, saya jelas bangga karena Unair telah memberikan persembahan terbaik bagi negeri ini dalam perlindungan dan keselamatan masyarakat Indonesia,” tambah Khofifah.
Dalam uji klinis tahap ketiga ada tiga skenario tadi, yang pertama, vaksin dua kali, sebagai booster, dan vaksin dua kali dengan sasaran anak-anak usia di bawah 12 tahun.
Nasih mengatakan, kesiapan memasuki uji klinis vaksin Merah Putih menjadi kebanggaan Unair dalam usia 67 tahun untuk pembangunan Indonesia. Perayaan dies natalis tahun ini mengambil tema ”Indonesia Adil dan Beradab” yang mencukil dari Pancasila, sila kedua, yakni Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, sebagai inti pemajuan bangsa.
”Akar dari berbagai persoalan adalah ketidakadilan,” kata Nasih. Unair ingin selalu hadir dan berkontribusi dalam aspek keadilan yang berdampingan dengan aspek moralitas.
Nasih melanjutkan, Unair sebagai salah satu kampus terkemuka di Indonesia harus dapat memberikan kontribusi signifikan bagi pemajuan bangsa. Unair harus dapat terus memberikan manfaat bagi kemajuan peradaban untuk kesejahteraan rakyat. ”Agar eksistensi Unair diakui di seluruh dunia,” kata Nasih.
Nasih menyampaikan sejumlah capaian Unair tahun ini, antara lain meraih posisi keempat kampus terbaik Indonesia dalam QS WUR dan berbagai produk penelitian yang turut membantu penanganan pandemi Covid-19.