Teror KKB di Intan Jaya Berlanjut, Aparat Keamanan Siaga
Kelompok kriminal bersenjata terus melepaskan tembakan untuk memprovokasi TNI Polri. Dalam dua pekan terakhir, tiga warga dan dua aparat keamanan menjadi korban akibat teror kelompok ini.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Kelompok kriminal bersenjata masih melepaskan tembakan di daerah Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua, hingga Selasa (9/11/2021) ini. Aparat TNI Polri telah bersiaga di lima titik dan mengamankan seluruh obyek vital negara.
Kepala Satgas Penegakan Hukum Nemangkawi Komisaris Besar Faizal Ramadhani saat dihubungi mengatakan, kelompok kriminal bersenjata (KKB) masih melepaskan tembakan hingga Selasa pagi ini. Namun, kondisi aparat gabungan TNI Polri masih baik-baik saja.
Ia pun menyatakan, aparat telah memblokade lima jalan masuk ke dalam wilayah Sugapa yang merupakan ibu kota Intan Jaya. Total sekitar 100 personel gabungan yang memblokade lima jalur masuknya KKB ke Sugapa.
Diketahui, kontak tembak kembali terjadi di Intan Jaya pada akhir Oktober. Sebelumnya, KKB berhenti meneror aparat keamanan dan warga sipil selama enam bulan.
Aksi KKB dimulai dengan kontak dengan aparat keamanan pada 26 Oktober 2021 pukul 21.00 WIT di Sugapa. Dalam kontak tembak itu dua anak menjadi korban, yakni Nopelius Sondegau (2) meninggal dunia dan seorang anak bernama Yoakim Majau (6) yang terluka berat karena terkena tembakan.
Kemudian terjadi lagi kontak tembak pada Jumat (5/11/2021) pekan lalu di sejumlah lokasi di Sugapa. Dalam insiden ini, seorang anggota KKB bernama Oche Belau tewas. Selain itu, dua anggota TNI AD dan seorang warga sipil terluka.
”Situasi masih landai, tetapi masih terdengar beberapa kali bunyi tembakan dari kemarin hingga Selasa pagi. Kami juga telah mengirimkan satu peleton pasukan ke sana,” ungkap Faizal.
Ia menuturkan, kelompok kriminal bersenjata Undius Kogoya berada di balik aksi teror yang menyebabkan gangguan keamanan di Intan Jaya. Jumlah anggota kelompok ini sekitar 50 orang.
”Saat ini Satgas Nemangkawi bersama TNI telah menguasai fasilitas vital negara di Sugapa seperti bandara. Seluruh aparat keamanan di Intan Jaya dalam posisi masih bersiaga menghadapi kelompok ini,” tutur Faizal.
Kapolres Intan Jaya Ajun Komisaris Besar Sandi Sultan mengatakan, dua aparat keamanan yang terluka dalam kontak tembak pada 5 November lalu telah dievakuasi ke Timika dengan helikopter pada Senin kemarin. Identitas kedua anggota ini adalah Sersan Satu Dedi Hari Sanjaya dan Prajurit Kepala Tri Joko Prabowo.
Penyerangan sepanjang tahun ini menyebabkan 15 aparat keamanan dan 15 warga sipil meninggal.
Ia menyatakan, Bandara Bilorai Sugapa pun telah beroperasi kembali dalam lima hari terakhir. Total 200 personel mengamankan kegiatan penerbangan di Bandara Bilorai dari pukul 06.00 hingga pukul 13.00 WIT.
”Kami bersama TNI menjamin keamanan seluruh petugas di Bandara Bilorai. Saat ini kami telah mengendalikan Bandara Bilorai yang biasa didarati pesawat dari 10 maskapai penerbangan dari Senin hingga Minggu,” kata Sandi.
Ketua Penanganan dan Penyelesaian Konflik Intan Jaya Yoakim Mujizau mengungkapkan, masyarakat di Sugapa dalam kondisi trauma dan ketakutan hingga kini. Pemda Intan Jaya telah menyalurkan bantuan bagi para pengungsi.
Data dari Keuskupan Timika menunjukkan, jumlah warga yang mengungsi akibat kontak tembak antara kedua belah pihak mencapai 1.955 jiwa. Mereka mengungsi ke tiga lokasi, yakni Gereja Katolik Santo Misael Sugapa, Gereja Jristen Injili Indonesia (GKII) Tigomojigi, dan Gereja Katolik Stasi Waboagopa.
”Pemkab Intan Jaya telah mendistribusikan bantuan bahan makanan yang dibagi ke tiga titik pengungsian, antara lain, 50 karung beras, 50 kardus mie instan, minyak goreng, gula dan kopi,” tutur Yoakim.
Sepanjang Januari-November 2021 terjadi 33 aksi penyerangan KKB di Kabupaten lntan Jaya, Kabupaten Yahukimo, Kabupaten Nduga, Kabupaten Pegunungan Bintang, dan Kabupaten Puncak. Selain itu, penyerangan juga terjadi di Kabupaten Maybrat yang menewaskan empat prajurit TNI yang berjaga di Pos Koramil Kisor. Penyerangan sepanjang tahun ini menyebabkan 15 aparat keamanan dan 15 warga sipil meninggal.
Selain itu, sebanyak 20 aparat keamanan dan 9 warga terluka karena serangan KKB. Konflik bahkan juga menyasar siswa SMA yang dianggap KKB sebagai informan ke negara.