Antisipasi Banjir di Brebes, Sedimen Sungai dan Drainase Dikeruk
Pengerukan sungai, pembersihan saluran air, hingga penanaman pohon dilakukan Pemerintah Kabupaten Brebes, Jateng, untuk mengantisipasi bencana hidrometeorologis. Namun, pencegahan bencana jadi tanggung jawab bersama.
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
BREBES, KOMPAS — Sejumlah antisipasi dampak bencana hidrometeorologis terus dilakukan seiring dengan mulai turunnya hujan di sejumlah wilayah. Di Brebes, Jawa Tengah, pengerukan sedimentasi sungai dan drainase dilakukan di daerah rawan banjir.
Berdasarkan pemetaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah setempat, ada sejumlah titik rawan bencana banjir di Brebes. Daerah rawan banjir itu mayoritas berada di perkotaan dan wilayah pesisir, seperti Kecamatan Tanjung, Brebes, Losari, Ketanggungan, Larangan, serta Kersana.
Bupati Brebes Idza Priyanti menyebut, banjir yang selama ini terjadi di wilayahnya dipicu pendangkalan sungai serta menumpuknya sampah di saluran-saluran air. Untuk itu, pihaknya sengaja turun langsung dalam kegiatan pengerukan sedimentasi di Sungai Sigeleng dan pembersihan drainase di Kelurahan Limbangan Wetan, Kecamatan Brebes, Jumat (5/11/2021).
Selain di Sungai Sigeleng dan di Kelurahan Limbangan Wetan, pengerukan sungai serta pembersihan drainase juga dilakukan serentak di 17 titik di Kabupaten Brebes. Sejumlah kawasan tersebut di antaranya Sungai Kamal, Sungai Sigempol, dan Sungai Pemali. Di tempat-tempat tersebut, pengerukan sungai dan pembersihan drainase dipimpin oleh para camat.
”Semoga upaya ini bisa menggugah masyarakat untuk melakukan hal serupa, yakni menjaga lingkungan. Sebab, pencegahan bencana merupakan tanggung jawab bersama pemerintah dan masyarakat,” kata Idza dalam keterangannya, Senin (8/11/2021).
Tak hanya mengeruk sungai dan membersihkan saluran air, Idza juga mengajak masyarakat melakukan penghijauan dengan cara menanam pohon. Hal itu juga telah dilakukan serentak oleh pemerintah kecamatan dan masyarakat di empat lokasi.
”Di Kantor Pemerintahan Terpadu (KPT) Brebes ada 350 batang pohon trembesi yang ditanam. Kemudian, di Kelurahan Limbangan Wetan sampai Kelurahan Rangdusanga Kulon ada penanaman 580 batang pohon jenis ketapang kencana. Sementara di Desa Prapag Lor dan Prapag Kidul ditanam pohon jenis cemara laut sebanyak 200 batang. Sekitar 200 batang cemara laut juga ditanam di Pantai Rangdusanga Indah,” ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Sampah Kabupaten Brebes Budi Darmawan.
Penanaman kembali dilakukan untuk memulihkan lahan-lahan yang selama ini gundul karena penebangan pohon. Manfaat penanaman tersebut diharapkan bisa dirasakan hingga generasi-generasi berikutnya.
Penanaman kembali dilakukan untuk memulihkan lahan-lahan yang selama ini gundul karena penebangan pohon. (Budi Darmawan)
Daerah rawan
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Batang juga mengantisipasi bencana hidrometeorologis memasuki puncak musim hujan dengan menyiagakan personel dan peralatan penunjang bencana. Pemerintah setempat juga memetakan daerah-daerah rawan bencana.
”Di Batang ada sembilan titik rawan bencana. Di Batang bagian utara rawan rob, sedangkan Batang bagian tengah dan timur rawan banjir. Adapun wilayah Batang selatan rawan tanah longsor,” papar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Batang Ulul Azmi.
Pekan lalu, tanah longsor sempat terjadi di Desa Sigemplong, Kecamatan Bawang, akibat hujan deras yang mengguyur wilayah itu. Dalam kejadian tersebut, tidak ada korban jiwa ataupun korban luka. Namun, sejumlah rumah rusak ringan hingga sedang setelah dindingnya retak tertimpa longsoran tanah.
”Jika dilihat dari struktur tanahnya, wilayah selatan, seperti Kecamatan Bawang dan Blado, itu memang rawan bencana tanah longsor. Kami sudah mengimbau masyarakat untuk bersiaga jika hujan lebat turun. Jika ada kejadian seperti itu lagi, yang penting selamatkan manusianya dulu,” kata Ulul.