Korban terakhir bernama Tokip ditemukan sekitar pukul 10.00 di Dusun Gintung, Desa Bulukerto, Kecamatan Bumiaji dalam kondisi meninggal.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
BATU, KOMPAS — Kegiatan operasional pencarian korban banjir bandang di Kota Batu, Jawa Timur, akhirnya dihentikan, Sabtu (6/11/2021). Seluruh korban yang dilaporkan hilang ditemukan. Korban terakhir bernama Tokip ditemukan sekitar pukul 10.00 di Dusun Gintung, Desa Bulukerto, Kecamatan Bumiaji dalam kondisi meninggal.
Dengan begitu, total korban meninggal akibat banjir bandang mencapai tujuh orang. Sementara korban selamat enam orang. Sebelumnya, ada 15 orang yang dilaporkan hilang, tetapi ada nama ganda, satu orang dilaporkan tiga nama (nama asli dan nama panggilan).
Wakil Wali Kota Batu Punjul Santoso mengatakan, tim pencari telah bekerja maksimal sehingga semua korban ditemukan. Untuk selanjutnya kegiatan lebih difokuskan untuk pembersihan material sambil memenuhi kebutuhan penyintas selama masa tanggap darurat.
”Hari ini kita berkolaborasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Bantuan dari BNPB dan makanan siap saji kemarin (helikopter) tidak bisa mendarat di Batu, akhirnya turun ke Surabaya,” ujarnya.
Selain melakukan penanganan tanggap darurat, menurut Punjul tim yang terdiri dari Taruna Siaga Bencana, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Perhutani, dan Lembaga Masyarakat Desa Hutan, hari ini menuju ke daerah hulu untuk mencari tahu apa yang menjadi penyebab banjir.
Punjul mengatakan belum mendapatkan hasilnya. ”Masih akan dirapatkan sore ini,” ucapnya.
Disinggung adanya kabar soal hutan lindung yang dibuka untuk lahan pertanian di daerah hulu yang diduga menjadi penyebab banjir, Punjul mengatakan bahwa kawasan hutan ada di bawah Kewenangan Perhutani.
”Tapi kami dari pemda merekomendasikan perhutani untuk kerja sama. Untuk amankan hutan, perhutani sudah bekerja sama dan bentuk Lembaga Masyarakat Dalam Hutan (LMDH). Kerja sama itu bisa mengurangi penebangan. Penebangan memang marak di zaman reformasi. Saat itu, kayu hasil penebangan memang tidak dibawa pulang tetapi (ditimbun) jadi lahan. Mungkin prediksi kami saat ada hujan deras lambat laun terbawa hujan,” katanya.
Sementara itu, Jumat malam Menteri Sosial Tri Rismaharini mengunjungi daerah terdampak di Batu. Terkait penanganan terhadap korban banjir bandang di Batu, Risma mengatakan akan ada penanganan trauma. ”Ada petugas saya yang akan turun untuk memberikan trauma healing untuk warga,” katanya.
Menurut Risma bantuan bagi korban gempa di Batu mencukupi bahkan berlebih karena jumlah pengungsi tidak terlalu banyak dan sudah ditangani kerabat. Oleh karena itu bantuan akan dialihkan ke Malang dan akan dibawa kembali ke Batu jika sewaktu-waktu dibutuhkan.
Pada kesempatan ini Risma juga memberikan santunan untuk korban meninggal Rp 15 juta dan luka berat Rp 5 juta.
Pihaknya juga akan berkomunikasi dengan BNPB terkait perbaikan rumah dengan maksud agar tidak tumpang tindih karena BNPB juga punya program itu.
Soal mengantisipasi La Nina, menurut Risma seluruh daerah mesti mengecek daerahnya rawan, mulai dari kondisi hutan dan sungai. Karena saat ini belum puncak musim hujan, menurut BMKG, puncaknya terjadi pada Januari- Februari.