Ribuan Personel dan Sukarelawan Tangani Dampak Banjir Bandang di Batu
Proses pencarian dan pembersihan material sisa banjir bandang akan kembali dilakukan pagi ini. Upaya itu melibatkan ribuan personel TNI, Polri, dan relawan.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
BATU, KOMPAS — Upaya pencarian korban yang diduga masih hilang dan pembersihan material sisa banjir bandang di Kota Batu, Jawa Timur, akan kembali dilanjutkan, Sabtu (6/11/2021) pagi ini. Ribuan orang dikerahkan untuk proses pencarian, pembersihan material, dan penanganan masalah lain dampak bencana.
Ribuan orang itu terdiri dari personel TNI, Polri, Basarnas, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Taruna Siaga Bencana, dan Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Jawa Timur. Selain itu, ada pula petugas dari Balai Besar Wilayah Sungai Jatim, pemadam kebakaran, unsur perangkat daerah terkait di Kota Batu, mahasiswa, dan sukarelawan.
Berdasarkan data BPBD Kota Batu, Sabtu (6/11/2021) pukul 00.00, ada satu orang yang belum ditemukan. Korban yang masih dicari bernama Tokip, warga RT 006 RW 004, Dusun Sambong, Desa Bulukerto, Kecamatan Bumiaji.
Sebelumnya, ada tiga orang yang dilaporkan masih hilang. Namun, berdasarkan penelusuran BPBD, ternyata ada kesamaan nama dengan korban yang sudah ditemukan. Nama Fery dan Arif adalah orang yang sama dengan korban Adi Widodo (meninggal).
Wakil Wali Kota Batu Punjul Santoso mengatakan, korban yang sudah ditemukan meninggal ada enam orang dan enam orang lainnya selamat.
Korban meninggal adalah Wiji dan suaminya, Sarip, warga RT 006 RW 004 Dusun Sambong yang ditemukan di Kali Sambong dan Dusun Beru; Mahendra Feri dan anaknya, Alverta Shenazia AV, warga Dusun Gintung, Bulukerto, yang ditemukan di Beru.
Selain itu, Adi Wibowo, warga Kelurahan Ngaglik yang hilang di Dusun Cangar, Bulukerto, ditemukan di Dam Durek. Terakhir adalah Wakri, warga Sabrang Bendo RT 051 RW 008 Desa Giripurno, ditemukan di Desa Tawangargo.
Ada enam desa terdampak banjir bandang, yakni Sidomulyo, Bulukerto, Sumberbrantas, Bumiaji, Tulungrejo, dan Punten. Dari pengamatan Kompas, titik terdampak paling parah ada di Bulukerto.
Sejumlah rumah dan kebun warga, termasuk kebun apel yang berada di tepi Kali Sambong, hanyut tersapu air bah. Dalam kondisi normal, Kali Sambong hanya memiliki lebar beberapa meter dan tidak berair jika musim kemarau (warga menyebut sebagai kali mati).
Jumlah keluarga terdampak ada 89, rumah rusak ada 35 unit, dan 33 rumah terendam lumpur. Selain itu 10 kandang ternak dengan jumlah ternak 107 ekor, 7 mobil, dan 73 sepeda motor juga ikut rusak.
Kami ingin membersihkan itu dulu agar air yang mengalir bisa sesuai jalur.
Kepala Staf Korem 083/Baladhika Jaya Letnan Kolonel (Inf) Akhmad Juni Toa mengatakan, ada 3.302 personel TNI yang dikerahkan. ”Apa yang bisa dikerjakan karena ini masih manual memindahkan material sisa banjir bandang. Kayu-kayu yang besar akan dipindahkan dengan alat berat,” ujarnya.
Menurut Juni, material berukuran besar dan masif, seperti rumpun bambu, menjadi kendala pembersihan. Material sisa banjir ini menjadi prioritas pembersihan guna mengantisipasi hujan deras selanjutnya.
”Kami ingin membersihkan itu dulu agar air yang mengalir bisa sesuai jalur,” katanya. Dari pengamatan Kompas, alat berat berdatangan ke lokasi untuk membantu pembersihan di beberapa titik.
Pemerintah Kota Batu sendiri telah menetapkan masa tanggap darurat selama dua pekan. Selama masa itu, aktivitas masyarakat, termasuk wisata di Kota Batu, tetap berjalan karena daerah terdampak bencana berada cukup jauh dari beberapa lokasi wisata. ”Wisata tetap jalan, termasuk akhir pekan ini, karena lokasi terdampak jauh,” ucap Punjul.
Sejak memasuki masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Level 2, jumlah wisatawan ke Kota Batu meningkat. Kondisi diperkirakan kembali ramai pada akhir pekan ini.
Namun, Punjul menyayangkan adanya warga dari luar wilayah yang sengaja datang ke Batu untuk melihat lokasi bencana. Wisata bencana dinilai mengganggu proses pencarian korban dan pembersihan material. ”Kalau mau membantu, silakan, tetapi jangan melihat yang pada akhirnya menimbulkan kemacetan di lokasi,” katanya.