PT KAI Siagakan Alat Mitigasi Banjir di 9 Stasiun Jalur Pantura Jabar
PT KAI Daop 3 Cirebon menyiapkan langkah antisipasi banjir seiring datangnya musim hujan. Alat material untuk siaga pun disiapkan di sejumlah titik rawan banjir.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·2 menit baca
CIREBON, KOMPAS — PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 3 Cirebon menyiapkan sejumlah langkah mitigasi bencana banjir di pelintasan kereta seiring puncak musim hujan. Selain menguatkan fondasi badan rel, PT KAI juga menyiagakan alat material untuk siaga pada sembilan titik strategis di jalur pantura Jawa Barat hingga perbatasan Jawa Tengah.
Manajer Humas PT KAI Daop 3 Cirebon Suprapto mengatakan, alat material untuk siaga (amus) disiapkan di sembilan titik strategis. Titik itu tersebar di Stasiun Pabuaran, Stasiun Pagaden Baru, Stasiun Telagasari, Stasiun Jatibarang, Stasiun Cirebon, Stasiun Prujakan, Stasiun Luwung, Stasiun Sindanglaut, dan Stasiun Ciledug.
Alat material untuk siaga terdiri dari mesin pemadat badan rel, ekskavator, kricak, potongan rel, hingga potongan suku cadang jembatan. Berbagai material itu disiagakan untuk mencegah pelintasan kereta terendam banjir. ”Alat material untuk siaga disiapkan sampai dirasa kondisi cuaca aman,” kata Suprapto, Jumat (5/11/2021), di Cirebon, Jawa Barat.
Selain material, pihaknya juga menyiagakan 50 petugas penilik jalan (PPJ) ekstra dan 14 petugas posko daerah rawan ekstra selama 24 jam. Mereka bertugas, antara lain, mengamankan dan memantau kondisi jalur rel, terutama titik rawan banjir.
”Terdapat tiga titik lokasi yang berpotensi banjir di Daop 3 Cirebon,” ujarnya. Daerah itu adalah Kilometer 86-87 di Stasiun Cikampek-Stasiun Tanjungrasa, Kilometer 174-177 antara Stasiun Tanjung-Stasiun Brebes, serta Kilometer 185-187 antara Stasiun Losari-Stasiun Tanjung.
Adapun wilayah Daop 3 Cirebon membentang di 30 stasiun dari Stasiun Tanjungrasa di Subang, Stasiun Jatibarang (Indramayu), Stasiun Cirebon, Stasiun Brebes, hingga Stasiun Songgom. Jalur pelintasan Daop 3 Cirebon mencapai 549 kilometer.
Terdapat tiga titik lokasi yang berpotensi banjir di Daop 3 Cirebon. (Suprapto)
Banjir parah pernah terjadi antara Stasiun Losari dan Stasiun Tanjung pada Februari 2018. Jalur itu terendam luapan Sungai Cisanggarung. Akibatnya, jalur utara lumpuh selama 24 jam. Jalur selatan juga tak beroperasi sekitar 6 jam. Belasan perjalanan KA terhambat. Bahkan, KA barang terlambat hingga 11 jam (Kompas, 27/2/2018).
Berada di jalur yang menghubungkan Jakarta dan sejumlah wilayah di Pulau Jawa, wilayah Daop 3 Cirebon kerap dilintasi kereta. Di Kota Cirebon, misalnya, hingga pertengahan 2021, berkisar 29.000-90.000 penumpang datang dan berangkat setiap bulan.
Oleh karena itu, lanjut Suprapto, PT KAI terus memantau ramalan cuaca di wilayah Daop 3 Cirebon yang diperbarui setiap hari. ”Kami juga berharap peran serta masyarakat di sekitar jalur kereta api untuk membantu keselamatan dan kelancaran perjalanan KA,” ujarnya.
Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Meteorologi Kertajati, Ahmad Faa Izyin, mengatakan, curah hujan sedang hingga lebat diperkirakan terjadi pada November di wilayah Cirebon dan sekitarnya. ”Curah hujannya di atas 150-500 milimeter per hari,” katanya.