Pasokan Listrik Pascabanjir Bandang di Batu Mulai Pulih
Banjir bandang Kota Batu berdampak pada rusaknya infrastruktur jaringan listrik yang memasok ribuan pelanggan. Upaya perbaikan terus dilakukan untuk memulihkan kembali pasokan listrik dan mempercepat penanganan bencana.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·4 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Bencana banjir bandang yang melanda Kota Batu, Jawa Timur, berdampak pada rusaknya infrastruktur jaringan listrik yang memasok ribuan pelanggan di Malang Raya. Upaya perbaikan kerusakan infrastruktur terus dilakukan untuk memulihkan kembali pasokan listrik dan mendukung percepatan penanganan bencana.
Berdasarkan data PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), banjir bandang merusak sebuah konstruksi saluran udara tegangan menengah dan sebuah konstruksi gardu trafo tiang (GTT). Kerusakan terjadi karena konstruksi tersebut tertimpa puing-puing bangunan yang terbawa material banjir.
Akibat kerusakan tersebut, sebanyak 99 gardu listrik padam sehingga mengganggu distribusi listrik ke pelanggan. Total sebanyak 26.757 pelanggan listrik terdampak, mayoritas merupakan pelanggan rumah tangga. Listrik di rumah warga padam selama beberapa jam sehingga aktivitas penghuni rumah terganggu.
Manajer PLN Unit Pelayanan Pelanggan (ULP) Batu Dwi Sukris Widodo mengatakan, dengan mengutamakan keselamatan masyarakat, pihaknya berupa memulihkan suplai listrik di beberapa titik di Kota Batu, dalam waktu cepat. Langkah yang ditempuh, antara lain, menerjunkan dua regu pemeliharaan (HAR) dan satu regu pelayanan andal (Yandal) untuk memperbaiki kerusakan.
”Hingga pukul 19.00 kemarin, 98 gardu listrik yang terdampak bencana berhasil dinyalakan kembali. Sisanya, satu gardu listrik sedang dalam tahap pemulihan,” ujar Sukris, Jumat (5/11/2021).
Sukris mengatakan, PLN fokus mempercepat pemulihan suplai listrik terdampak bencana banjir bandang di beberapa wilayah Kota Batu, Malang, Jawa Timur. Hingga saat ini, sebanyak 26.236 atau 98 persen pelanggan terdampak telah mendapatkan suplai listrik kembali sehingga mereka bisa beraktivitas seperti biasa.
Hingga saat ini sebanyak 26.236 atau 98 persen pelanggan terdampak telah mendapatkan suplai listrik kembali sehingga mereka bisa beraktivitas seperti biasa.
Daerah yang masih padam adalah gardu D0149 di Desa Bulukerto. Petugas PLN belum dapat menjangkau lokasi tersebut karena akses transportasi masih ditutup untuk kepentingan evakuasi korban bencana.
Dwi mengimbau kepada masyarakat agar terus waspada di tengah tingginya intensitas hujan dan potensi bahaya cuaca ekstrem. Masyarakat juga diingatkan agar jangan berada di dekat jaringan listrik, gardu, dan panel penerangan jalan umum (PJU) ketika terjadi cuaca ekstrem karena rawan roboh.
Sementara itu, Manajer Komunikasi & Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PLN Unit Induk Pembangunan (UID) Jatim Fenny Nurhayati mengatakan, masyarakat yang melihat atau mendapati potensi bahaya terkait dengan ketenagalistrikan diharapkan segera melapor ke PLN di nomor layanan pelanggan 123 dan PLN Mobile.
Enam titik
Sebelumnya, hujan deras hampir dua jam memicu terjadinya banjir bandang di enam titik di Kota Batu, yakni Dusun Sambong di Desa Bulukerto; Jalan Raya Dieng di Desa Sidomulyo; Dusun Beru di Desa Bulukerto; Desa Sumberbrantas, Desa Tulungrejo, dan Desa Punten.
Akibat kejadian itu, 15 warga menjadi korban dengan rincian enam orang meninggal, enam orang selamat, dan tiga orang lainnya masih dalam pencarian. Korban meninggal ialah Wiji dan Sarip, warga Desa Bulukerto; Wakri, warga Desa Giripurno; dan Alverta (6), warga Desa Beru; Mahendra Feri, warga Desa Bulukerto; dan Adi Wibowo, warga Desa Beru.
Korban yang belum ditemukan adalah Tokip dan Arif (30), warga Bulukerto; serta Fery (30), warga Desa Cangar. Sementara korban selamat adalah Bayu Agung, Saiful, Fainis (31), Linda Ariesta (36), Muhoratul Jannah (22), dan Arif (31). Sebagian mengalami luka-luka dan sudah ditangani oleh puskesmas setempat.
Sekretaris Daerah Provinsi Jatim Heru Tjahjono saat memimpin rapat koordinasi evakuasi korban banjir bandang mengatakan, proses pencarian korban akan dilanjutkan. Sejalan dengan hal itu, posko bencana akan didirikan di lokasi kejadian dan di daerah rawan.
Posko bencana juga dilengkapi pengungsian warga sebagai bagian dari upaya evakuasi. Pengungsian tersebut akan dilengkapi dengan alat uji usap antigen dan reaksi berantai polimerase (PCR) untuk menjaga keselamatan dan kesehatan pengungsi karena saat ini masih masa pandemi Covid-19. Saat ini terdapat total 146 jiwa yang mengungsi akibat banjir bandang.
Sementara itu, Kapolda Jatim Inspektur Jenderal Nico Afinta mengatakan, kondisi di lapangan saat ini belum terarah. Tenaga sukarelawan di lapangan sudah banyak, tetapi belum terkoordinasi dengan baik sehingga bekerja sendiri-sendiri dan belum sesuai dengan kebutuhan evakuasi.
”Di sinilah pentingnya keberadaan koordinator pada setiap bidang, baik pada proses evakuasi maupun penanganan pengungsi dan dapur umum,” kata Nico.