Imbas Banjir, Aliran Air Bersih dari PDAM Kota Malang Terputus
Banjir bandang di daerah aliran Sungai Brantas Kamis (4/11/2021) membuat warga di Kota Malang ikut terdampak. Hingga Jumat (5/11/2021), warga kesulitan mengakses air bersih dari PDAM.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Ribuan warga Pelanggan PDAM Kota Malang, Jawa Timur, tidak bisa menerima layanan air bersih hingga Jumat (5/11/2021). Aliran air terputus akibat pipa PDAM di titik Jurang Sudu daerah Beji, Kota Batu, rusak tertimbun material longsor pada Kamis (4/11/2021).
Direktur PDAM Kota Malang Muchlas mengatakan, PDAM Kota Malang mulai Jumat melakukan dropping air bersih ke warga dengan menggunakan 15 kendaraan tangki dari PDAM Kota Malang, tangki Abas, tangki DPPW Jatim, dan tangki Dinas Lingkungan Hidup. ”Untuk mengantisipasi gangguan layanan, kami mendapat bantuan kendaraan untuk mengangkut dropping air ke pelanggan,” kata Direktur PDAM Kota Malang Muchlas.
Selain itu, PDAM juga datang 200 unit terminal air untuk menyuplai kebutuhan warga. Menurut dia, PDAM Kota Malang tetap berusaha memberikan layanan kepada pelanggan meski terkendala bencana. Mengenai jalur pipa, Muchlas mengatakan, saat ini sudah dilakukan proses pemindahan terhadap pipa PDAM yang tertimbun itu.
Sementara itu, korban banjir bandang di Malang mulai membersihkan sisa-sisa lumpur di rumahnya. Di wilayah Kelurahan Jatimulyo, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur, warga mendapatkan bantuan air bersih dari Pemadam Kebakaran Kota Malang dan bantuan truk untuk mengangkut lumpur dan material banjir.
Personel gabungan terdiri dari masyarakat, BPBD Kota Malang, TNI/Polri, dinas lingkungan hidup, dan sukarelawan juga terjunkan untuk membantu percepatan pembersihan material banjir.
”Saat ini yang bisa dilakukan memang membersihkan material banjir, terutama lumpur dan sampah yang masuk rumah. Untung ada dropping air dari pemerintah sehingga kami segera bisa membersihkan rumah,” kata Yudi Widodo, ketua RT 001 RW 009 Kelurahan Jatimulyo, Jumat (5/11/2021).
Yudi mengatakan, banjir terjadi kemarin sore pukul 16.00-jam 17.00. Air bah bercampur lumpur langsung menerjang permukiman warga, menjebol pintu rumah, dan membuat kulkas, TV, kasur, dan seluruh isi rumah tergenang lumpur. Ada dua rumah warga RT 001 rusak total, yaitu rumah Haris dan Wasis. Rumah keduanya jebol tersapu banjir. Rumah kedua orang itu persis di pinggir Sungai Brantas.
”Ini banjir kedua yang kami alami dan ini terbesar. Banjir pertama tahun 2004. Yang kami harapkan saat ini adalah pembangunan talud sebagai pembatas kampung ini dengan sungai. Jika ada tembok pembatas, harapannya bisa mengurangi risiko banjir ke depannya,” kaya Yudi. Panjang talud yang diusulkan untuk dibangun adalah sepanjang 300 meter.
Ini banjir kedua yang kami alami dan ini terbesar. Banjir pertama tahun 2004
Dampak banjir bandang Kota Batu dirasakan lebih dari 200 warga di enam kelurahan di Kota Malang. Enam kelurahan itu adalah Kelurahan Jatimulyo, Kecamatan Lowokwaru; Kelurahan Kiduldalem, Samaan, Penanggungan, Oro-oro Dowo, Rampal Celaket, kesemuanya di Klojen; dan Kelurahan Polehan di Kecamatan Blimbing. Di lokasi itu puluhan rumah tergenang banjir dan ratusan orang mengungsi. Beberapa lokasi pengungsian di antaranya Taman Senaputra dan balai RW 009 Jatimulyo.
”Saat ini fokus kami adalah pembersihan material lumpur dari rumah-rumah warga. Dan tentu saja, memastikan kebutuhan makan minum dan tempat pengungsian sementara tersedia dengan baik,” kata Kepala BPBD Kota Malang Alie Mulyanto.
Menurut Alie, BPBD Kota Malang bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mengatasi dampak banjir ini.
Sebagaimana diketahui, banjir bandang melanda Kota Batu pada Kamis (4/11/2021) sore. Banjir menyapu lahan dan sungai, menyebabkan belasan orang hanyut. Hingga saat ini, pencarian terhadap sejumlah orang terus dilakukan. Banjir kali ini disebut sebagai banjir terbesar di sana. Kerusakan lahan di hulu Sungai Brantas dinilai sebagai penyebabnya.