Tiga Guru Besar UGM Meninggal, Seorang di Antaranya akibat Kecelakaan
Universitas Gadjah Mada kehilangan tiga guru besarnya dalam waktu berdekatan. Salah satunya ialah Dekan Fakultas Peternakan UGM Prof I Gede Suparta Budisatria, meninggal dunia karena kecelakaan lalu lintas.
Oleh
HARIS FIRDAUS/ABDULLAH FIKRI ASHRI
·4 menit baca
SLEMAN, KOMPAS — Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, kehilangan tiga guru besarnya dalam waktu berdekatan. Salah seorang di antaranya ialah Dekan Fakultas Peternakan UGM Prof I Gede Suparta Budisatria (53), meninggal dunia karena kecelakaan lalu lintas di Jalan Tol Cikopo-Palimanan, Kabupaten Subang, Jawa Barat.
Selain Gede, dua guru besar lain yang meninggal adalah Prof Sulchan Sofoewan (82) yang merupakan Guru Besar Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) UGM serta Prof Sri Kadarsih Soejono (84) yang merupakan Guru Besar Departemen Fisiologi FKKMK UGM.
Wakil Rektor UGM Bidang Kerja Sama dan Alumni, Paripurna, membenarkan tiga guru besar UGM yang meninggal dunia. Namun, Paripurna menyebut, dari tiga guru besar itu, hanya Gede yang meninggal dunia karena kecelakaan lalu lintas. Sementara itu, Sulchan dan Sri Kadarsih meninggal dunia karena sakit.
”Prof Gede yang kecelakaan di Jalan Tol Cipali. Prof Sulchan dan Prof Sri Kadarsih meninggal karena sakit,” kata Paripurna saat ditemui di Balairung UGM, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Kamis (4/11/2021) siang.
Dekan FKKMK UGM Ova Emila menjelaskan, Sulchan dan Sri Kadarsih meninggal dunia pada Rabu (3/11/2021) malam. Ova menyebut, kedua guru besar itu meninggal karena sakit. ”Dua-duanya meninggal karena gerah (sakit). Namun, bukan karena Covid-19,” katanya.
Menurut Ova, Sulchan dan Sri Kadarsih merupakan guru besar yang tekun mendalami bidang keilmuan masing-masing. Keduanya juga merupakan lulusan Kobe University, Jepang, sehingga sering bekerja bersama saat ada penelitian kolaborasi dengan Jepang.
”Dua-duanya itu guru saya. Keduanya adalah orang yang sangat baik dan tekun mendalami keilmuannya. Dan saya kira, murid keduanya sudah sangat banyak di bidang keilmuan masing-masing,” ujar Ova.
Kecelakaan
Sementara itu, Kepala Bagian Humas dan Protokol UGM Iva Ariani mengatakan, Dekan Fakultas Peternakan UGM Prof I Gede Suparta Budisatria mengalami kecelakaan saat naik mobil bersama rombongan Fakultas Peternakan UGM. Kecelakaan terjadi di Jalan Tol Cipali Kilometer 113 pada Kamis dini hari pukul 01.00.
Menurut Iva, di dalam mobil itu juga terdapat dua dosen Fakultas Peternakan lain, yakni Ali Agus dan Chusnul Hanim, serta seorang sopir. Selain Gede, ketiganya mengalami luka-luka.
”Benar, terjadi kecelakaan lalu lintas yang menimpa rombongan Fakultas Peternakan UGM. Dalam kecelakaan tersebut, Prof Gede dinyatakan meninggal dunia dan anggota rombongan yang lain, yaitu Prof Ali, Bu Hanim, dan Pak Jumari (sopir), mengalami luka,” kata Iva.
Iva menambahkan, menurut rencana, jenazah Gede akan disemayamkan di Balairung UGM, Kamis pukul 15.00. ”Mohon doa untuk beliau dan juga mohon doa agar rombongan yang sakit segera sembuh dan kembali ke keluarganya,” katanya.
Kecelakaan maut itu bermula ketika mobil Toyota Innova bernomor polisi AB 1969 PY melaju dari arah Palimanan menuju Cikopo. Namun, pada Kamis sekitar pukul 01.00, kendaraan itu diduga terlibat kecelakaan dengan truk di Jalan Tol Cipali Kilometer 113, wilayah Cibogo, Kabupaten Subang, Jawa Barat.
”Diduga mobil tabrak belakang dengan truk yang belum diketahui identitasnya. Kami cari, kendaraan itu sudah tidak ada,” kata Kepala Unit Kecelakaan Lalu Lintas Kepolisian Resor Subang Inspektur Dua Suharyadi. Dari foto yang beredar, hampir seluruh kap bagian depan mobil rusak. Kacanya juga retak, nyaris pecah. Bodi kiri depan mobil hitam itu juga ringsek.
Ketika ke lokasi, lanjut Suharyadi, petugas menemukan empat korban kecelakaan dari mobil tersebut. Salah satu korban, I Gede Suparta Budisatria (53), menderita luka berat. Tiga korban lainnya mengalami luka ringan. Mereka adalah Chusnul Hanim (56), Ali Agus (52), dan Jumari (47).
”Di TKP (tempat kejadian perkara) belum ada yang MD (meninggal dunia). Satu korban meninggal di rumah sakit. Kami juga baru tahu infonya pagi ini,” kata Suharyadi.
Menurut Suharyadi, semua korban sempat dibawa ke RSU Abdul Radjak Purwakarta dan kemudian dirujuk ke RSU Adhyaksa Jakarta. ”Kami akan mengirim petugas ke sana untuk meminta keterangan. Saat ini, kami masih olah TKP,” ujarnya.
Suharyadi menyebut, pihaknya belum bisa memastikan penyebab kecelakaan, termasuk laju kecepatan kendaraan. Akan tetapi, dia menyebut, lokasi kecelakaan merupakan titik lelah pengendara menuju Jakarta. ”Ini titik lelah mencapai rest area sekitar Kilometer 102,” ujarnya.
Tempat istirahat terdekat sebelumnya berada di Kilometer 130. ”Di jalur itu (KM 113), penerangan sedikit dan tidak ada CCTV (kamera pemantau),” kata Suharyadi.
Kasus tabrak belakang di Cipali bukan kali ini saja terjadi. Akhir 2020, minibus Daihatsu Granmax bernomor polisi B 1078 TYF menghantam truk dari belakang di Kilometer 119. Kejadian itu merenggut empat nyawa pengendara dan melukai tiga orang lainnya.