Badan Narkotika Nasional Provinsi Kalimantan Selatan meringkus sindikat peredaran narkoba jaringan antarprovinsi Kalimantan Barat-Kalimantan Selatan. Lebih dari 4 kilogram barang bukti narkoba jenis sabu disita.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·3 menit baca
BANJARMASIN, KOMPAS — Badan Narkotika Nasional Provinsi Kalimantan Selatan meringkus sindikat peredaran narkoba jaringan Kalimantan Barat-Kalimantan Selatan. Dari penangkapan terhadap tiga pelaku diperoleh barang bukti narkoba jenis sabu lebih dari 4 kilogram.
Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Kalsel Brigadir Jenderal (Pol) Jackson Lapalonga mengatakan, penangkapan terhadap para pelaku yang menjadi bagian sindikat narkoba jaringan Kalbar-Kalsel dilakukan pada 20 Oktober 2021 di wilayah Kalsel.
”Sindikat itu bisa terungkap karena kami menggunakan analisis intelijen yang dikembangkan dengan penyelidikan di lapangan. Kami membutuhkan waktu beberapa hari untuk itu,” kata Jackson di Banjarmasin, Kamis (4/11/2021).
Dalam operasi penangkapan pada Oktober lalu, petugas BNNP Kalsel menangkap Z alias Udin selaku pembawa narkoba jenis sabu dari Kalbar ke Kalsel di Jalan Trans-Kalimantan, Kecamatan Anjir Pasar, Barito Kuala. Dari tangan Z, petugas menyita sabu 4,189 kilogram. Sabu itu disamarkan dalam kemasan teh hijau produk China.
Pelaku berinisial Z mengaku mendapat perintah dari MA alias Fuz untuk membawa sabu dari Kalbar ke Kalsel melalui jalur darat. Narkoba jenis sabu itu diambilnya dari seorang bandar berinisial AM di Kalbar. Sebelum datang mengambil barang, Fuz terlebih dahulu berkomunikasi dengan AM.
”Fuz berperan sebagai pengendali dalam sindikat ini. Ia menjalankan aksinya dari dalam salah satu lembaga pemasyarakatan (lapas) di Kalsel,” ujar Jackson.
Dari penangkapan terhadap Z dan Fuz, petugas BNNP Kalsel kemudian mengembangkan kasusnya hingga akhirnya bisa menangkap pelaku berinisial R di Banjarmasin. Tersangka R diketahui sebagai penerima narkoba di Kalsel. Begitu sabu sampai di tangan R, sabu itu akan dibagi-bagikan kepada para pengedar.
”Tiga pelaku di Kalsel bisa ditangkap, sementara bandarnya di Kalbar belum tertangkap. Mudah-mudahan sindikat jaringan Kalbar-Kalsel ini bisa diungkap lebih lanjut,” katanya.
Dari Malaysia
Menurut Jackson, narkoba jenis sabu yang dibawa sindikat jaringan Kalbar-Kalsel berasal dari luar negeri. ”Hampir semua narkoba jenis sabu yang masuk ke Kalsel lewat Kalbar ataupun Kaltara (Kalimantan Utara) berasal dari Malaysia,” ujarnya.
Sindikat peredaran narkoba jaringan antarprovinsi menggunakan berbagai cara untuk memasukkan narkoba ke Kalsel karena permintaannya cukup tinggi. ”Hasil survei kami pada 2019, jumlah penyalahguna narkoba di Kalsel sekitar 1,3 persen dari jumlah penduduk Kalsel,” katanya.
Jumlah penduduk Kalsel saat ini sekitar 4 juta jiwa. Jika 1,3 persen di antaranya adalah penyalahguna narkoba, jumlah penyalahguna atau pencandu narkoba di Kalsel sekitar 52.000 orang. ”Jumlahnya tidak bisa dipastikan secara tepat karena sebagian tidak terlacak,” ujarnya.
Jackson pun mendorong para penyalahguna narkoba di Kalsel segera datang melapor ke BNNP Kalsel untuk menjalani rehabilitasi rawat jalan gratis. ”Bagi yang datang melapor untuk rehabilitasi, tidak akan diproses hukum dan kami rahasiakan namanya. Saya jamin itu 100 persen,” katanya.