Diduga Hirup Gas Beracun Saat Bersihkan Sumur, Dua Warga Jepara Tewas
Kedua korban turun ke dalam sumur yang merupakan fasilitas masjid itu, untuk menguras air. Adapun sumur berkedalaman sekitar 20 meter dan diameter 1 meter. Korban dievakuasi oleh tim SAR gabungan pada Rabu malam.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·2 menit baca
JEPARA, KOMPAS — Dua warga Kecamatan Kembang, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, tewas saat membersihkan sumur pada Rabu (3/11/2021). Mereka diduga menghirup gas beracun di dalam sumur. Dengan menggunakan tabung oksigen, tim SAR gabungan mengevakuasi keduanya, pada Rabu malam.
Kedua korban ialah Marju (68), warga Bleber, RT 003 RW 001, Desa Bucu, dan Pujiono (41), warga Desa Pendem, Kembang, Jepara. Sejak Rabu pukul 08.00, keduanya turun ke dalam sumur yang merupakan fasilitas masjid untuk menguras air. Sumur tersebut berkedalaman sekitar 20 meter dengan diameter 1 meter.
Pada pukul 11.30, keduanya naik untuk beristirahat. Mereka lalu masuk kembali ke dalam sumur pada pukul 13.00. Sekitar pukul 16.30, seorang saksi atas nama Jasono melihat sepeda motor dan sandal kedua korban masih berada di sekitar sumur. Saat dicek, keduanya tergeletak tidak sadarkan diri di dalam sumur.
”Diduga kuat Marju dan Pujiono menghirup gas beracun saat membersihkan sumur dan tidak bisa menyelamatkan diri,” ujar Kepala Kantor SAR Semarang Heru Suhartanto, Kamis.
Untuk mengevakuasi kedua korban, satu orang penyelamat (rescuer) harus menggunakan alat pernapasan bertekanan udara (SCBA) atau tabung oksigen, mengingat kandungan gas di sumur. Tubuh korban diikat, kemudian ditarik. Tim SAR gabungan berhasil mengevakuasi Pujiono pada pukul 20.30 dan Marju pada 21.00, dalam kondisi meninggal.
Setelah evakuasi selesai, kedua korban dibawa ke rumah duka. ”Dengan selesainya evakuasi, operasi SAR ditutup. Anggota tim yang terlibat kembali ke satuan masing-masing,” ucap Heru.
Secara terpisah, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jepara Arwin Noor Isdiyanto menuturkan, evakuasi aman dan terkendali. Tidak ada kendala berarti, hanya penyelamat harus menggunakan SCBA untuk mengevakuasi para korban.
Menurut Arwin, saat ini memang banyak sumur dalam kondisi kering sehingga warga berinisiatif membersihkan atau mengisi sendiri sumur. Oleh karena itu, ia mengimbau agar sebelum masuk, kondisi sumur dicek terlebih dahulu guna memastikan ada gas atau tidak.
”Bisa misalnya, dengan lampu teplok (bahan bakar minyak tanah) yang diikat tali kemudian diturunkan ke dalam sumur. Kalau ternyata lampunya mati, berarti di dalamnya ada gas CO2 yang beracun. Apabila seperti itu, yang bisa dilakukan dengan dikipas atau di-blower dulu dari atas agar aman,” jelasnya.
Apabila sudah dipastikan tak ada gas, warga tetap diimbau untuk tidak asal masuk ke dalam sumur. Namun, tetap ada yang mengawasi di atas. ”Jadi, jangan semua turun sehingga kalau terjadi apa-apa, bisa segera dilaporkan. Seperti di Kembang semalam. Kejadiannya kan siang, tetapi sore baru ketahuan,” ucap Arwin.