Panglima TNI dan Kapolri Ingatkan Sumut Antisipasi Libur Natal dan Tahun Baru
Sumatera Utara diminta mengantisipasi gelombang ketiga Covid-19 yang bisa dipicu mudik Natal dan Tahun Baru. Dalam dua pekan belakangan, ada juga tren kenaikan kasus di sejumlah kabupaten/kota di Sumut.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Sumatera Utara diminta mengantisipasi gelombang ketiga Covid-19 yang bisa dipicu mudik Natal dan Tahun Baru. Dalam dua pekan belakangan, ada juga tren kenaikan kasus di sejumlah kabupaten/kota di Sumut.
Hal itu disampaikan Panglima Tentara Nasional Indonesia Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo saat kunjungan kerja ke Medan, Sumatera Utara, Rabu (3/11/2021).
Mereka diterima Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi serta bupati dan wali kota yang hadir secara langsung dan melalui sambungan video konferensi.
”Dari kecenderungan yang ada, selalu ada lonjakan kasus Covid-19 setiap ada libur. Begitu kita abai, gelombang ketiga Covid-19 bisa melanda,” kata Listyo.
Listyo mengatakan, dalam dua pekan ini, ada 131 kabupaten/kota di seluruh Indonesia yang mengalami tren kenaikan kasus positif baru Covid-19. Sebanyak 11 di antaranya berada di Sumut, yakni Kota Padangsidempuan, Nias Selatan, Labuhanbatu Utara, Tapanuli Tengah, Padang Lawas, Labuhan Batu, Tapanuli Selatan, Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Toba, dan Samosir.
”Penanganan harus ditingkatkan di daerah-daerah ini. Saya minta kapolres dan dandim di daerah ini membantu pemerintah daerah untuk memutus rantai penularan sejak dini,” kata Listyo.
Hadi mengatakan, pemerintah daerah harus mengejar target vaksinasi 50 persen di akhir November dan 70 persen di akhir Desember. Protokol kesehatan ketat pun harus tetap dilaksanakan meskipun cakupan vaksinasi semakin luas.
Ia mengingatkan, sejumlah negara, seperti Belanda, Inggris, Jerman, dan Singapura, saat ini mengalami kenaikan kasus cukup signifikan meskipun cakupan vaksinasi mereka sudah di atas 65 persen. ”Namun, meskipun kasus positif meningkat, kematian dan pasien yang harus dirawat di rumah sakit menurun drastis karena kekebalan sudah meningkat,” kata Hadi.
Kita harus belajar dari kejadian pahit yang pernah kita alami itu.
Hadi juga meminta agar penanganan secara khusus dilakukan di Kota Medan karena memiliki jumlah penduduk yang besar, mobilitas tinggi, serta merupakan pusat perekonomian. Pengetesan dan penelusuran kontak pun harus dilakukan dari setiap kasus yang ada.
Hadi juga mengingatkan sejumlah kabupaten/kota di Sumut yang capaian vaksinasinya masih sangat rendah. Nias Utara bahkan masih sekitar 17 persen.
Edy mengatakan, Sumut harus belajar dari kenaikan kasus yang sangat tinggi pada Juli sampai September hingga lebih dari 2.000 kasus baru per hari. Fasilitas kesehatan pun sempat kewalahan karena penuh dengan pasien Covid-19.
”Kita harus belajar dari kejadian pahit yang pernah kita alami itu,” kata Edy.
Edy mengatakan, saat ini penularan Covid-19 di Sumut sudah sangat menurun. Kasus positif baru pun sekitar 10 kasus per hari dan kasus meninggal 0-1 per hari. Keterisian tempat tidur rumah sakit (BOR) Covid-19 untuk isolasi hanya 1,39 persen dan unit perawatan intensif 4,81 persen.
Sekretaris Daerah Nias Utara Bazatulo Zebua mengatakan, capaian vaksinasi di daerah mereka sangat rendah karena terkendala stok yang ada dan sulitnya menjangkau warga di pelosok. ”Per hari ini, stok vaksin kami hanya 1.424 dosis dan akan segera habis,” katanya.
Selain itu, pencatatan data vaksinasi di Nias Utara juga disebut mengalami kesulitan. Banyak warga Nias Utara yang menjalani vaksinasi di Kota Gunungsitoli dan dimasukkan menjadi data di kota tersebut. Perkiraan Bazatulo, capaian vaksinasi mereka sudah 27 persen, bukan 17 persen seperti di data capaian vaksinasi.