Balai Bio Industri Laut di Lombok untuk Majukan Teknologi Maritim
Badan Riset dan Inovasi Nasional meresmikan g\Gedung Balai Bio Industri Laut di Lombok, NTB. Penguatan fasilitas riset itu diharapkan bisa berdampak baik bagi sains terkait bio industri laut hingga ekonomi masyarakat.
Oleh
ismail zakaria
·3 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Badan Riset dan Inovasi Nasional memperkuat fasilitas riset industri laut lewat Balai Bio Industri Laut di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Tidak hanya memajukan teknologi kelautan, kehadirannya juga berpotensi mendukung masa depan ekonomi warga setempat.
Balai Bio Industri Laut (BBIL) berada di Dusun Teluk Kodek, Desa Malaka, Kecamatan Pemenang, Lombok Utara, sekitar 39 kilometer utara Mataram. BBIL dibangun dengan pembiayaan dari COREMAP-CTI World Bank sekitar Rp 53 miliar untuk gedung, alat riset, dan kantor. Konstruksinya dimulai pada Desember 2019 hingga 10 Januari 2021.
Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko dalam acara peresmian gedung di Pemenang, Lombok Utara, Rabu (3/11/2021), mengatakan, salah satu program jangka pendek-menengah BRIN adalah meningkatkan intervensi teknologi lewat riset. Tujuannya adalah meningkatkan nilai tambah dari sumber daya alam yang dimiliki, salah satunya laut.
Oleh karena itu, kata Laksana, sejumlah program dilakukan termasuk revitalisasi infrastruktur, seperti BBIL hingga melansir lima unit kapal riset pada 2022 dan dua unit lainnya di tahun 2023. Peningkatan sumber daya manusia juga terus dilakukan.
Khusus untuk BBIL, kata Laksana, ia berharap balai ini bisa menjadi center of excellence untuk riset terkait bio industri laut. Pengembangan produk dari sumber daya laut Indonesia juga berpotensi ditingkatkan lewat keberadaannya.
”Harapannya, kita bisa membawa kekayaan laut, tidak sekadar ditangkap mentah dan langsung dijual, tetapi memberi nilai tambah yang kemudian bisa memberi nilai ekonomi tinggi,” kata Laksana.
Sementara dari sisi sains, kata Laksana, BBIL bisa menjadi pusat penciptaan pengetahuan untuk teknologi hingga metode baru. Selain itu, balai ini juga bakal menjadi pusat kolaborasi dengan mitra global.
”Kami juga memiliki sejumlah skema yang bisa dimanfaatkan bersama periset luar juga. Hal itu penting untuk menciptakan pertukaran pengetahuan,” kata Laksana.
Menurut Laksana, pembangunan secara total laboratorium dan fasilitas riset di BBIL diharapkan dapat memicu inovasi produk laut melalui riset terkini. Selain itu, bagi pemerintah daerah, BBIL bisa mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat. Dia mencontohkan, hasil riset yang sudah dipatenkan bisa diberikan lisensinya secara gratis ke UMKM atau usaha rintisan berbasis sumber daya lokal.
Kepala Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Kebumian BRIN Ocky Karna Radjasa mengatakan, hasil-hasil kajian budidaya dan pascapanen biota laut yang dikembangkan BBIL sebagian siap dimanfaatkan dan dikembangkan di masyarakat. Ke depan, dia berharap BBIL dapat menjadi media transfer teknologi untuk perikanan dan kelautan Indonesia.
Kepala BBIL Ratih Pangestuti menambahkan, sejak berdiri tahun 1997 hingga 2020, pihaknya mengembangkan dan menerapkan teknologi budidaya berbagai biota laut ekonomis penting. Hal itu mencakup penanganan pascapanen, pelayanan teknis, dan diseminasi.
Beberapa biota laut itu seperti sotong buluh (Sepioteuthis lessoniana), tiram mutiara (Pinctada maxima), teripang hitam (Holothuria atra), abalon tropis (Haliotis asinina), dan siput mata bulan (Turbo chrysostomus). Selain itu, ada juga teripang pasir (Holothuria scabra), lobster karang (Panulirus spp), dan makroalga laut hijau (Ulva lactuca). Selain itu, dikembangkan juga produk diversifikasi pangan dari biota laut seperti olahan teripang dan makroalga laut hijau (Ulva lactuca).
Sekretaris Daerah NTB Lalu Gita Aryadi berharap BBIL bakal memperkuat citra NTB sebagai provinsi berbasis maritim. Kehadirannya juga bisa berkontribusi dan memperkuat destinasi pariwisata.
Bupati Lombok Utara Djohan Sjamsu berharap, selain memperluas wawasan, serta riset dan teknologi tentang industri laut, kehadiran BBIL akan memberi dampak ke masyarakat. Djohan meyakinkan, pemda siap menfasilitasi hal itu.