Bantuan Pembaca ”Kompas” Ringankan Beban Ganda Warga Pesisir Semarang
Selain pandemi, dua tahun ini sejumlah RW di Tanjung Mas atau sekitar kawasan Tambaklorok rutin dihantam rob. Bantuan 400 paket bahan makanan kepada warga dari pembaca ”Kompas” diharapkan meringankan beban ganda mereka.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·4 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas menyalurkan 400 paket kebutuhan pokok bagi warga Kelurahan Tanjung Mas, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang, Jawa Tengah, Rabu dan Kamis (3-4/11/2021). Bantuan dari para pembaca harian Kompas ini diharapkan mengurangi beban ganda warga pesisir akibat pandemi Covid-19 dan banjir rob atau limpasan air laut.
Dalam sekitar dua tahun terakhir, sejumlah RW di Tanjung Mas atau sekitar kawasan Tambaklorok, termasuk sekitar Jalan Tambakmulyo dan Tambakrejo, rutin dihantam rob. Sebagian jalan, terutama jalan utama, sudah ditinggikan. Namun, sebagian lagi masih pada posisi rendah.
Kondisi itu berdampak pada genangan yang selalu mengintai setiap hari dengan waktu tak tentu. Aksesibilitas warga pun terganggu saat air sedang pasang. Di RW 016, misalnya, pada jalan yang masih rendah, ketinggian rob bahkan bisa mencapai 70 sentimeter (cm).
Beban tersebut masih ditambah hantaman pandemi Covid-19 selama lebih dari 1,5 tahun terakhir yang menyebabkan mobilitas warga untuk mencari penghidupan juga terbatas. Guna mengurangi beban warga tersebut, pada Rabu, 300 paket bahan makanan pokok disalurkan oleh Forum Komunikasi Daerah (FKD) Kompas Gramedia Semarang kepada warga di RW 016, Kelurahan Tanjung Mas. FKD Kompas Gramedia Semarang diwakili perwakilan dari harian Kompas, Toko Buku Gramedia, Hotel Santika, Hotel Amaris, Radio Sonora, KGXpress, Kompas TV, dan Tribun Jateng.
Kepala Biro Jateng-DIY Harian Kompas Gregorius Magnus Finesso, Rabu (3/1/2021), di sela-sela penyerahan bantuan mengatakan, warga pesisir merupakan salah satu kelompok ekonomi lemah di Semarang yang sangat membutuhkan bantuan. ”Untuk itu, kami memberikan prioritas bagi mereka untuk mendapat bantuan dari para pembaca harian Kompas,” ujarnya.
Menurut Gregorius, selama pandemi Covid-19, di wilayah pantura Jateng, Yayasan DKK telah menyalurkan ribuan paket bahan makanan pokok bagi korban bencana di Semarang dan Pekalongan, warga ekonomi lemah di permukiman kumuh, hingga penduduk pesisir. Paket bahan makanan tersebut terdiri dari beras, mi instan, gula pasir, minyak goreng, teh, dan tepung.
Selain bahan makanan, bantuan untuk warga di Kelurahan Tanjung Mas dilengkapi dengan donasi 200 buku bacaan dari Toko Buku Gramedia untuk meningkatkan literasi warga pesisir, termasuk anak-anak. Bantuan buku, menurut rencana, untuk menambah koleksi taman baca setempat.
”Kami juga berharap pemerintah semakin memperhatikan kondisi warga pesisir yang langganan dilanda banjir rob ini. Penanganan rob secara holistik diharapkan membuat warga perlahan bisa meningkatkan taraf hidup,” ungkap Gregorius.
Selain itu, bantuan bahan makanan juga diserahkan kepada 30 tukang becak di sekitar Tempat Pelelangan Ikan Tambaklorok. Menurut rencana, Kamis (4/11/2021), sebanyak 70 paket bahan makanan kembali dibagikan kepada para penyapu di Pelabuhan Tanjung Emas.
Ketua FKD Kompas Gramedia Semarang Victor Yoga menuturkan, seluruh kelompok warga yang diberi bantuan tersebut juga mencari penghasilan secara harian sehingga paling terdampak pandemi Covid-19.
”Total kami menyalurkan di tiga titik. Kami harap bantuan dari pembaca Kompas ini bisa ikut meringankan beban para warga. Mudah-mudahan warga yang selama ini rutin terdampak rob bisa segera kembali beraktivitas seperti biasa. Begitu juga warga yang terdampak pandemi,” ucapnya.
Ketua RW 016 Kelurahan Tanjung Mas Slamet Riyadi berterima kasih atas kepedulian yang ditunjukkan para pembaca Kompas. Bantuan itu diyakini akan bermanfaat bagi warga yang sehari-hari mesti berhadapan dengan banjir rob, terutama saat air pasang dan merendam jalan.
Slamet menuturkan, sejak sekitar dua tahun terakhir, pada waktu-waktu tertentu, rob menggenang dengan ketinggian berkisar 50-70 cm. ”Kondisi tersebut menyulitkan kami untuk beraktivitas. Di samping itu, kami juga masih trauma dengan gelombang pasang pada Desember 2020. Saat itu sejumlah rumah warga rusak dan roboh terhantam gelombang,” jelasnya.
Yani (48), salah seorang warga, menuturkan, 3-5 tahun lalu, rob biasanya melanda pada waktu tertentu. Artinya, pada bulan-bulan tertentu tidak ada rob. Namun, sejak lebih dari setahun terakhir, rob selalu datang. Belakangan, rob rutin melanda pada malam dan baru mulai surut pada pagi hari.
Menanti ”sheet pile”
Slamet berharap pemerintah meninggikan jalan yang masih rendah dan setiap hari terendam rob. ”Kami juga sudah menyampaikan, tetapi katanya saat pandemi ini anggaran banyak tersedot untuk kesehatan dan lainnya. Kami juga menunggu realisasi sheet pile (dinding turap) untuk proteksi kampung,” katanya.
Secara terpisah, Sekretaris Kecamatan Semarang Utara Margo Haryadi menuturkan, di Kelurahan Tanjung Mas, RW 015 yang paling terdampak rob. Sementara RW lainnya, seperti RW 012, 013, dan 016, terdampak sebagian. Sejumlah warga sudah meninggikan jalan secara swadaya sehingga tak lagi terendam.
”Memang masih ada yang belum (ditinggikan). Namun, insya Allah, dengan dibangunnya sheet pile, sekitar 800 meter, akan melindungi kampung. Jadi, rob tidak bisa masuk, sedangkan air yang di dalam dipompa. Pengukuran dan pemetaan sudah dilakukan,” ucap mantan Lurah Tanjung Mas tersebut.
Termutakhir, lanjut Margo, sudah ada koordinasi mengenai tanah-tanah HPL (hak pengelolaan), yang berkait dengan rencana pembangunan sabuk pelindung kampung tersebut. Apabila proses itu sudah rampung, diharapkan bisa segera terlaksana.