Siswa SD Mulai Tatap Muka di Medan, Pengawasan Prokes Dilakukan Ketat
Siswa SD memulai pembelajaran tatap muka terbatas di Medan, Sumatera Utara. Protokol kesehatan dilakukan ketat mengingat siswa SD belum mendapat vaksin. Aktivitas di luar sekolah hingga kembali ke rumah juga dipantau.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Siswa SD mulai melaksanakan pembelajaran tatap muka terbatas di Medan, Sumatera Utara, Senin (1/11/2021). Protokol kesehatan dilakukan secara ketat mengingat siswa SD belum mendapat vaksinasi. Aktivitas di luar sekolah hingga kembali ke rumah juga dipantau.
”Pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas untuk siswa SD kelas 4-6 mulai diuji coba hari ini. Ini akan terus dievaluasi dengan mengedepankan keselamatan peserta didik,” kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan Pemerintah Kota Medan Topan Ginting.
Topan mengatakan, ada 381 SD negeri di Kota Medan dan semuanya sudah diizinkan melaksanakan PTM terbatas. Namun, setiap sekolah harus memenuhi semua fasilitas untuk melaksanakan protokol kesehatan.
Topan mengatakan, prokes di SD secara umum sama dengan SMP dan SMA, seperti wajib memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan sebelum dan sesudah memasuki kawasan sekolah, serta tidak ada kantin yang buka. Tenaga pengajar juga semuanya wajib divaksinasi.
Namun, ada beberapa aturan yang diperketat, seperti jumlah siswa maksimal dalam satu rombongan belajar delapan orang. Jam pelajaran juga maksimal dua jam per hari. Pengawasan juga tidak hanya dilakukan di kawasan sekolah.
Siswa-siswi juga dilarang jajan ke pedagang keliling di sekitar sekolah. Guru bimbingan dan konseling di setiap sekolah akan mengawasi pelaksanaan prokes.
PTM terbatas untuk SD sampai SMA sederajat harus dilakukan dengan protokol kesehatan yang sangat ketat (Inke Nadia D Lubis).
Epidemiolog yang juga Wakil Dekan III Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Inke Nadia D Lubis mengatakan, PTM terbatas untuk SD sampai SMA sederajat harus dilakukan dengan protokol kesehatan yang sangat ketat.
Inke mengatakan, pengawasan pada PTM terbatas juga akan berdampak pada penanganan Covid-19 secara keseluruhan. Saat ini, kasus Covid-19 di Sumut mengalami penurunan karena diperkirakan sudah terbentuk kekebalan kelompok dari vaksinasi dan infeksi alami.
”Namun, anak-anak dan remaja adalah kelompok yang sangat rentan karena hingga kini vaksinasi mereka masih sangat rendah. Kekebalan alami juga diperkirakan masih rendah karena tidak berbaur dengan publik,” kata Inke.
Di Kota Medan, akumulasi kasus positif Covid-19 per Senin (1/11/2021) mencapai 48.008 kasus. Sebanyak 46.980 telah sembuh dan 917 kasus meninggal. Jumlah kasus aktif pun masih tinggi, yakni 111 kasus. Meski demikian, kasus aktif itu sudah menurun dibanding Agustus yang pernah di atas 10.000 kasus aktif.
Capaian vaksinasi untuk remaja (12-18 tahun) di Sumut pun masih 3,26 persen dosis pertama dan 2,02 persen dosis kedua dari target 1,58 juta orang. Penularan di remaja dan anak-anak pun harus ditekan untuk memutus rantai penularan Covid-19 secara keseluruhan.
Koordinator Bidang Data dan Informasi Satuan Tugas Covid-19 Sumut Irman Oemar mengatakan, kasus Covid-19 di Sumut terus menurun. Jumlah kasus positif baru pun ditekan hingga sembilan kasus per hari dan tidak ada kasus meninggal per Senin (1/11/2021). ”Meski demikian, protokol kesehatan harus tetap dilaksanakan. Pengawasan pun masih terus dilakukan di semua daerah di Sumut,” katanya.
Capaian vaksinasi di Sumut pun terus meningkat dan mencapai 47,37 persen untuk dosis pertama dan 29,20 persen untuk dosis kedua dari target 11,41 juta yang harus divaksinasi. Capaian itu mendekati target di awal November yang seharusnya 50 persen. Pemprov Sumut juga menargetkan capaian vaksinasi 70 persen di awal Desember.