Dieng Culture Festival 2021 Kembali Digelar Virtual
Dieng Culture Festival 2021 digelar dengan sederhana dan secara virtual. Diharapkan pelestarian budaya di kawasan ini tetap berlangsung meski pandemi masih belum usai. Ada 5 anak berambut gimbal akan dicukur di sini.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
BANJARNEGARA, KOMPAS — Dieng Culture Festival atau DCF 2021 kembali digelar secara virtual di Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah pada Senin (1/11/2021) hingga Rabu (3/11/2021). Penyelenggaraan yang juga dilakukan secara hibrida di lokasi ini hanya mengundang 50 orang dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat untuk menekan potensi penularan Covid-19.
”Temanya The Dream Beauty of Culture dan digelar virtual hibrida. Jadi ini adalah mimpi keindahan dan budaya karena tidak mungkin kita membuka event ini offline atau secara umum karena situasi pandemi,” kata Ketua Kelompok Sadar Wisata Dieng Pandawa Alif Fauzi, Senin.
Alif yang juga Ketua Panitia DCF 2021 mengatakan, tema pergelaran DCF ini diharapkan mampu kembali membangkitkan semangat para pelaku seni, budaya, dan wisata di kawasan Dieng yang terdampak pandemi.
Di Dieng, setidaknya ada 190 pemilik homestay yang sudah 2 tahun ini sepi tamu karena tahun lalu, DCF pun digelar virtual. ”Walaupun pandemi, kita harus tetap berjalan karena ini bagian dari pelestarian budaya,” katanya.
Tamu undangan yang datang di lokasi, lanjut Alif, juga akan menjalankan tes swab rapid antigen untuk menghindari potensi munculnya kluster penyebaran Covid-19. Para jurnalis dan media yang meliput acara ini juga akan menjalani tes serupa. Masyarakat luas yang ingin menyaksikan rangkaian acara DCF bisa menyaksikan lewat akun YouTube atau Instagram panitia penyelenggara, yaitu Dieng Pandawa.
Menurut Alif, acara yang tetap berlangsung seperti biasa adalah potong rambut gimbal, tapi untuk acara jazz atas awan yang biasanya mengundang artis atau musisi nasional akan diganti dengan penampilan seniman serta band lokal sekitar Dieng dengan penonton masyarakat setempat. ”Untuk potong rambut gimbal akan ada 5 anak dari sekitar Dieng, Banjarnegara, Wonosobo, dan ada satu anak dari Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta,” katanya.
Jujur kegiatan ini bukan benefit oriented, melainkan lebih pada kemanfaatannya yang memang diharapkan DCF ini menunjukkan bahwa pelestarian budaya tetap terlaksana.
Pelestarian budaya
Alif mengakui bahwa penyelenggaraan DCF di kala pandemi ini bukan demi mencari keuntungan atau laba finansial, melainkan demi pelestarian budaya. Total ada sekitar 20 kelompok seni budaya dan band yang akan memeriahkan acara ini, antara lain seni tradisi tari topeng, kuda kepang, dan angguk.
”Jujur kegiatan ini bukan profit oriented, melainkan lebih kepada benefit oriented atau kemanfaatannya yang memang diharapkan DCF ini menunjukkan bahwa pelestarian budaya tetap terlaksana,” ujarnya.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Banjarnegara Agung Yusianto menyampaikan, pelaksanaan DCF pada 1-3 November 2021 ini juga akan diawali dengan aksi bersih Dieng.
”Hari pertama aksi bersih Dieng dan dilanjutkan dengan pembukaan. Hari kedua ritual potong rambut gimbal, dan hari ketiga kongko budaya tapi bersifat lokal saja,” kata Agung.
Agung juga menegaskan bahwa pergelaran DCF secara hibrida ini akan dilaksanakan secara terbatas bagi 50 tamu undangan. ”Undangan maksimal 50 orang. Yang datang ke DCF kedua belas ini juga wajib sudah vaksin dan tes swab antigen. Prinsipnya tetap diselenggarakan meski dengan virtual serta pembatasan yang ketat,” ujarnya.