Masyarakat Terdampak Puting Beliung di Sidoarjo Mulai Terima Bantuan
Hujan disertai angin kencang yang melanda Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur menyebabkan ratusan rumah warga rusak ringan hingga sedang. Sejumlah pihak mulai membantu perbaikan rumah yang rusak.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·3 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Bencana hidrometeorologi terutama hujan disertai angin kencang mulai melanda Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, dan menyebabkan ratusan rumah warga rusak ringan hingga sedang. Sejumlah pihak mulai menyalurkan bantuan untuk memperbaiki kerusakan dan meringankan derita warga korban bencana.
Berdasarkan data sementara, terdapat enam desa di Kecamatan Wonoayu yang dilanda angin puting beliung, yakni Mulyodadi, Pagerngumbuk, Plaosan, Wonokalang, Candinegoro, dan Karangpuri. Tidak kurang dari 150 rumah warga yang terdampak. Rumah-rumah itu mengalami rusak ringan hingga sedang.
Camat Wonoayu Probo Agus Sunarno, Sabtu (30/10/2021), mengatakan, dari enam desa tersebut, desa yang terdampak bencana paling parah adalah Pagerngumbuk dengan 85 rumah rusak dan Desa Mulyodadi dengan 56 rumah rusak. Kebanyakan rumah warga mengalami kerusakan pada bagian atapnya.
”Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Upaya perbaikan kerusakan langsung dilakukan oleh warga dibantu sukarelawan, polri, TNI, dan BPBD Sidoarjo,” ujar Probo Agus.
Salah seorang warga korban di Desa Pegerngumbuk, Reni Lidyawati (32), mengatakan, angin kencang itu terjadi pada Jumat (29/10/2021) sore bersamaan dengan hujan yang mengguyur. Angin menyapu atap rumah warga sehingga porak-poranda dan menimbulkan ketakutan serta kepanikan warga.
Setelah hujan disertai angin kencang mereda, warga pun melihat kondisi kerusakan di rumahnya masing-masing. Malam itu, mereka mengidentifikasi kerusakan dan berupaya membersihkan material yang berserakan, seperti puing-puing genteng dan potongan kayu, agar tidak membahayakan penghuni rumah.
Masyarakat mulai melakukan perbaikan bagian bangunan rumah yang rusak pada Sabtu pagi. Warga desa bergotong royong saling membantu. Mereka juga mendapat bantuan tenaga dari para sukarelawan, petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sidoarjo, anggota Polri, serta anggota TNI.
Kepala Polresta Sidoarjo Komisaris Besar Kusumo Wahyu Bintoro mengatakan, pihaknya telah menurunkan anggotanya ke seluruh desa yang terdampak bencana untuk membantu korban memperbaiki rumahnya agar bisa ditinggali dengan nyaman. Perbaikan rumah itu dinilai penting mengingat saat ini mulai memasuki musim hujan.
”Selain bantuan personel untuk perbaikan rumah rusak, Polresta Sidoarjo juga menyalurkan bantuan berupa material bahan bangunan sesuai kebutuhan korban. Selain itu, bantuan sosial berupa bahan pokok juga diberikan untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan warga,” kata Kusumo.
Kusumo memberikan suntikan semangat kepada para korban bencana agar mereka sabar. Dia berjanji mengerahkan personelnya hingga perbaikan rumah selesai dan masyarakat kembali hidup nyaman. Selain itu, warga juga diingatkan tetap waspada karena hujan disertai angin kencang masih berpotensi melanda kembali.
Wakil Bupati Sidoarjo Subandi mengatakan, pemda telah mendata warga korban bencana dan mulai menyalurkan bantuan sosial ataupun bantuan bahan bangunan untuk perbaikan rumah. Pihaknya telah meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana hidrometeorologi untuk menekan risiko jatuhnya korban jiwa.
Salah satu upayanya, menggelar apel siaga bencana pada Senin (25/10/2021) untuk mengecek kesiapan seluruh personel yang nantinya terlibat dalam penanganan bencana di daerah. Kesiapan personel menjadi penting karena bencana akan terjadi secara tiba-tiba. Hal ini menjadi bagian dari mitigasi risiko bencana.
”Di tengah pandemi yang belum selesai ini, tantangan penanganan bencana menjadi lebih berat. Oleh karena itu, selain mengedepankan penanganan terhadap korban dan kejadian bencananya, penerapan protokol kesehatan yang ketat juga harus terus menjadi perhatian bagi semua pihak agar tidak memicu sebaran baru Covid-19,” ujar Subandi.
Penerapan protokol kesehatan yang ketat juga harus terus menjadi perhatian bagi semua pihak agar tidak memicu sebaran baru Covid-19.
Subandi mengatakan, dalam penanganan bencana, yang harus diperhatikan tidak hanya kesiapan personel atau sumber daya manusia. Kesiapan peralatan dan sarana penunjang lainnya juga penting untuk mendukung proses evakuasi dan penanganan pascabencana.
Peralatan dan sarana penunjang yang dimaksudkan antara lain perahu karet, mesin pompa air, ambulans, dan kendaraan siaga bencana. Semua peralatan tersebut harus dipastikan berfungsi dengan baik sebelum digunakan pada saat terjadi bencana agar penanganan bisa dilakukan secara cepat dan tepat untuk menekan jatuhnya korban jiwa.