Banjir di sejumlah daerah di Kalimantan Barat menelan korban jiwa. Banjir menggenangi rumah dan mengakibatkan aktivitas ekonomi terhenti.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·2 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Sejumlah kabupaten di Kalimantan Barat dilanda banjir setinggi 2 hingga 3 meter. Banjir menyebabkan satu orang meninggal dan perekonomian di kawasan tersebut lumpuh.
Berdasarkan data yang dihimpun Kompas pada Kamis (28/10/2021), daerah yang dilanda banjir, yaitu Kabupaten Sintang, Kabupaten Sekadau, dan Kabupaten Sanggau. Ketiga kabupaten itu berjarak 100 km-300 km dari Pontianak, ibu kota Kalbar.
Di Sekadau, banjir melanda Kecamatan Sekadau Hilir, Kecamatan Belitang, dan Kecamatan Belitang Hilir. Kepala BPBD Kabupaten Sekadau Matius Jon mengatakan, banjir terjadi sejak 23 Oktober karena luapan Sungai Kapuas.
Banjir setinggi 2 hingga 2,5 meter tersebut berdampak pada 2.541 keluarga di tiga kecamatan. Seorang warga berusia 59 tahun meninggal akibat terjebak banjir di kolong rumahnya.
”Awalnya korban ingin mengamankan barangnya. Ketika berada di kolong rumah, air keburu meluap dan menutupi semua rongga di kolong rumah,” ungkap Matius Jon.
Dari 2.541 keluarga yang terdampak banjir, ada sekitar 571 keluarga yang sudah mengungsi. Sebagian memilih mengungsi ke rumah kerabat yang rumahnya berada di dataran tinggi. Warga juga tidak bisa bekerja karena kebun mereka terendam banjir. BPBD kini sedang mengupayakan bantuan bagi warga yang terdampak banjir.
Di Sintang, banjir merendam 12 kecamatan. Salah satu kecamatan yang terendam banjir adalah Kecamatan Sintang. Camat Sintang Siti Musrikah, mengatakan, dari 29 desa/kelurahan di Kecamatan Sintang, 26 di antaranya terdampak banjir.
Banjir terjadi sejak empat hari lalu. Banjir setinggi 2 hingga 3 meter itu terjadi akibat meluapnya Sungai Kapuas dan Melawi sehingga berdampak pada 6.000 keluarga. Akibat banjir ini akses jalan lumpuh dan warga sulit beraktivitas.
”Warga ada yang mengungsi ke tempat kerabat. Ada juga yang bertahan di rumah dengan membangun semacam panggung di rumah. Kami kesulitan mendata secara valid karena akses yang sulit,” ungkapnya.
Pihaknya telah menggalang donasi sembako membantu warga yang terendam banjir. Beberapa hari ini, pihaknya menyiapkan dapur umum di beberapa lokasi. Makanan yang dimasak dari dapur umum diantar ke rumah warga. Tim di posko datang ke rumah warga membagikan makanan.
Akibat banjir, vaksinasi Covid-19 pun terhambat. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sintang Harysinto Linoh mengatakan, tenaga kesehatan menjangkau daerah banjir untuk vaksinasi menggunakan perahu.
Banjir juga melanda sejumlah daerah di Kabupaten Sanggau. Banjir di Sanggau terjadi sejak Rabu (27/10). Berdasarkan data BPBD Provinsi Kalbar, setidaknya sembilan desa terendam banjir. Ratusan penduduk terdampak banjir setinggi hingga 50 cm.